Daftar Isi
Infrastruktur Kraksaan Probolinggo masih minim
Salah satu masalah terbesar Kraksaan Probolinggo adalah infrastruktur. Walaupun ada jalan-jalan utama yang cukup lebar, tapi banyak jalan kecil yang kondisinya memprihatinkan. Lampu jalan juga masih kurang memadai, bikin suasana malam hari terasa suram. Belum lagi angkutan umum sudah hampir nggak ada di sini. Kalau nggak punya kendaraan pribadi, ya siap-siap aja jalan kaki atau naik ojek online, itu pun jumlahnya masih minim.
Lalu gimana dengan fasilitas umum di sini? Ya ada. Tapi lagi-lagi, minim banget untuk ukuran ibu kota kabupaten. Kraksaan punya alun-alun, tapi lebih terasa sebagai tempat nongkrong santai warga lokal daripada simbol Probolinggo yang megah.
Bahkan ada satu hal yang mungkin cukup disayangkan. Di malam minggu, sering terlihat geng-gengan anak muda yang nongkrong di jalanan atau konvoi motor. Kadang hal ini malah bikin khawatir karena seringnya menimbulkan suasana kurang aman.
Fasilitas pendukung wisata lainnya masih sangat minim di sini. Hotel-hotel yang ada di Kraksaan Probolinggo kebanyakan sederhana dan nggak punya atraksi khas yang bikin wisatawan pengin mampir lebih lama.
Selain itu, masyarakat Kraksaan sendiri sepertinya “belum merasa” bahwa mereka tinggal di ibu kota. Mentalitas warganya lebih mirip penduduk kota kecil pada umumnya: santai, apa adanya, dan nggak terlalu ambisius.
Di satu sisi, ini bikin Kraksaan Probolinggo terasa nyaman dan nggak terlalu sibuk. Tapi di sisi lain, hal ini juga membuat Kraksaan kehilangan semangat untuk berkembang. Mungkin warga Kraksaan butuh dorongan atau inspirasi lebih untuk melihat bahwa kota mereka punya peluang besar untuk jadi lebih baik.
Punya potensi besar
Akan tetapi di balik semua kekurangannya, sebenarnya Kraksaan Probolinggo punya potensi besar yang belum tergali sepenuhnya. Lokasinya strategis, berada di jalur pantura yang menghubungkan Surabaya dengan Bali. Kota ini juga dekat dengan beberapa destinasi wisata keren di Probolinggo, kayak Gunung Bromo, Gunung Argopuro, Air Terjun Madakaripura, dan Pantai Bentar.
Ini adalah kesempatan emas untuk mengembangkan sektor pariwisata atau logistik. Kalau dikelola dengan baik, Kraksaan bisa jadi gerbang wisata yang strategis.
Ditambah lagi, adanya proyek tol Kraksaan yang sedang dibangun semoga bisa membawa angin segar bagi pengembangan kota ini. Tol ini diharapkan dapat mengangkat nama Kraksaan ke tingkat yang lebih dikenal, karena selama ini Kraksaan sering kalah pamor dibandingkan Paiton. Padahal sebagai ibu kota Kabupaten Probolinggo, Kraksaan seharusnya lebih menonjol daripada sekadar “berbagi nama” dengan daerah lainnya.
Keunggulan lokal Kraksaan Probolinggo yang belum maksimal
Satu hal yang harus diakui, Kraksaan punya kuliner lokal yang enak banget. Tapi lagi-lagi, potensi ini belum dimanfaatkan maksimal. Promosi kuliner lokal hampir nggak ada, dan banyak kuliner-kuliner di sudut jalan yang masih terkesan seadanya. Padahal kalau ada sentuhan modern sedikit saja, Kraksaan bisa punya daya tarik tambahan yang signifikan.
Soal budaya, Kraksaan Probolinggo ini sebenarnya kaya banget. Kraksaan punya tradisi dan kesenian yang unik. Bahkan ada tradisi-tradisi lokal yang masih terjaga seperti ritual-ritual adat. Tapi sayangnya, budaya ini kurang diangkat ke permukaan. Selain itu, event budaya semacam itu jarang banget dipromosikan secara luas. Akibatnya, Kraksaan lebih dikenal sebagai tempat transit ketimbang destinasi utama.
Solusi untuk masa depan Kraksaan Probolinggo
Jadi, apa yang bisa dilakukan biar Kraksaan lebih “ibu kota banget”? Pertama, pemerintah daerah harus serius membenahi infrastruktur. Jalanan yang bagus, angkutan umum yang layak, dan fasilitas umum yang memadai adalah kunci biar kota ini lebih hidup.
Kedua, promosi wisata dan budaya lokal harus digencarkan. Bikin event tahunan yang menarik, kayak festival kuliner atau pameran seni lokal, bisa jadi langkah awal yang efektif.
Ketiga, libatkan masyarakat lokal dalam pembangunan kota. Anak-anak muda di Kraksaan Probolinggo banyak yang kreatif dan punya ide-ide segar. Kalau mereka diberi ruang untuk berkarya, misalnya lewat program UMKM atau komunitas kreatif, Kraksaan bisa tumbuh jadi kota yang lebih dinamis dan berwarna.
Selain itu, pendidikan dan budaya juga nggak boleh dilupakan. Pemerintah harus investasi lebih banyak di sektor pendidikan, baik dari segi fasilitas maupun kualitas pengajaran. Sementara itu, budaya lokal harus dilestarikan dan dijadikan daya tarik utama kota. Dengan langkah-langkah ini, Kraksaan bisa pelan-pelan layak menjadi pusat Kabupaten Probolinggo.
Pada akhirnya, Kraksaan punya potensi besar untuk berkembang, tapi semua itu butuh waktu, usaha, dan kemauan dari semua pihak. Warga, pemerintah, dan semua elemen masyarakat harus mau bekerja sama untuk mewujudkan perubahan. Kalau itu semua bisa dilakukan, mungkin suatu hari nanti kita bisa bangga bilang, “Ya, Kraksaan itu ibu kota Kabupaten Probolinggo, dan kota ini benar-benar ibu kota yang keren.”
Penulis: Moh. Mudhoffar Abdul Hadi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Paiton Probolinggo Memang Aneh: Desa Bukan, Kota Juga Bukan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.