Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kotagede Jogja: Dulu Pusat Pemerintahan, Kini Kota Mati

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
12 November 2022
A A
3 Makanan Tradisional Khas Kotagede yang Mulai Meredup Terminal Mojok

3 Makanan Tradisional Khas Kotagede yang Mulai Meredup (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bayangkan tembok tebal setinggi 3 meter menjulang penuh hiasan dan relief. Gerbang kayunya megah dan berkilauan. Di dalamnya, rumah bagaikan istana lengkap dengan kolam renang dan taman indah. Suasananya sangat mewah, dan pasti Instagramable. Sayangnya, jalan menuju rumah itu hanyalah gang kecil yang cuma cukup satu motor. Kira-kira itulah gambaran Kotagede Jogja, bekas pusat pemerintahan Kasultanan Mataram.

Daerah ini berada di tenggara Kraton Jogja. Dikenal sebagai kota perak, Kotagede memang jadi sentra pengrajin logam mulia. Hampir sepanjang jalan Kotagede dipenuhi toko dan pengrajin perak serta emas. Keluarga konglomerat Jawa banyak lahir dari kota ini. Masyarakat Kalang sering dianggap sebagai masyarakat superkaya Jawa. Bahkan beberapa menganggap masyarakat asli Kotagede ini adalah “Rothschild-nya” Jawa.

Namun, kejayaan ini pelan-pelan sirna. Banyak komplek rumah megah mulai ditinggalkan penghuninya. Rumah kosong dan terbengkalai mulai menghiasi wilayah Kotagede. Semua berawal dari kesalahan tata ruang yang kebangetan. Dan kini, Kotagede menuju kota mati.

Pusat kerajaan yang ditinggalkan

Sebelum hari ini jadi titik kemacetan di Jogja, Kotagede adalah pusat pemerintahan Kasultanan Mataram. Awalnya daerah ini adalah bagian dari hadiah bagi Danang Sutawijaya. Ia mendapat hadiah dari Sultan Hadiwijaya alias Joko Tingkir karena berhasil menaklukkan Arya Penangsang. Tidak hanya seluas Kotagede, tapi seluruh Alas Mentaok.

Singkat cerita, Danang Sutawijaya melengserkan Sultan Hadiwijaya. Kemudian ia mendirikan Kasultanan Mataram dan bergelar Panembahan Senopati. Maka berdirilah Kraton Kotagede sebagai pusat pemerintahan. Bangkitlah kota ini sebagai pusat politik dan ekonomi Kerajaan Mataram.

Pada pemerintahan Sultan Agung, ibu kota Kasultanan Mataram dipindahkan ke daerah Kerto. Tidak jauh, hanya 4,5 km di selatan Kotagede. Alasan pemindahan ini belum jelas, beberapa mengaitkan dengan alasan keamanan menghadapi kedatangan bangsa Eropa. Ada juga teori yang menyebut topografi Kotagede kurang cocok untuk berkembang sebagai pusat pemerintahan.

Dalam pemindahannya sendiri ada dua versi. Versi pertama adalah Kraton Kotagede benar-benar ditinggalkan dan dibiarkan terbengkalai. Versi kedua adalah bangunan kayu Kraton Kotagede ikut diangkut dan dibawa ke Kerto.

Pusat “Rothschild” Jawa

Setelah ditinggalkan, Kotagede tidak lantas sepi. Masyarakat menjadikan Kotagede sebagai pusat ekonomi terutama perdagangan. Maka berdirilah Pasar Gede yang jadi sentra perdagangan Kasultanan Mataram. Bahkan setelah Ibu Kota Kasultanan Mataram berpindah dari Kerto ke Pleret, lalu Kartasura, dan terakhir ke Surakarta.

Baca Juga:

Sragen Itu Bukan Kota Mati, Kota Ini Ramenya Minta Ampun dan yang Utama, Punya Bioskop!

Sebagai Orang Bandung, Saya Bersyukur Bisa Merantau dan Kuliah ke Jogja

Bangkitnya Kotagede sebagai kekuatan ekonomi dimotori oleh masyarakat Kalang atau Wong Kalang. Kelompok masyarakat ini bisa ditarik sejarahnya sampai Kerajaan Majapahit. Masyarakat Kalang dikenal sebagai pedagang dan pengrajin logam mulia.

Masyarakat Kalang diselimuti oleh konspirasi. Banyak kabar burung yang menyebut masyarakat Kalang hanya boleh menikahi sesama anggotanya. Alasannya adalah untuk menjaga harta kekayaan mereka agar tidak dimiliki masyarakat lain. Konspirasi ini dibumbui mitos bahwa Masyarakat Kalang memiliki ekor kecil.

Untuk mitos ini bisa saya bantah. Sebelum menikahi nenek saya, kakek saya pernah menikah dengan salah satu Wong Kalang. Dan kakek saya membuktikan teori ekor itu tidak nyata.

Konspirasi kedua yang sering dibicarakan adalah kekuatan ekonomi Wong Kalang. Karena memiliki bisnis di bidang logam mulia, Wong Kalang dikenal super kaya pada masanya. Kekuatan ekonomi ini membuat Kasultanan Mataram dan penerusnya bergantung pada Wong Kalang. Banyak yang menyebut Wong Kalang sebagai debitor dan bankir bagi kerajaan penguasa Jawa ini.

Karena ketergantungan ini, Wong Kalang disebut punya pengaruh besar dalam pemerintahan Mataram. Mereka digadang seperti Keluarga Rothschild yang disebut menguasai ekonomi dunia.

Perkara kekayaan ini bukan konspirasi. Terbukti Wong Kalang sangat kaya dan mampu mendirikan rumah megah layaknya istana. Rumah megah berdinding tebal ini memenuhi wilayah Kotagede, terutama di barat Pasar Gede dan Masjid Agung Kotagede. Anda pernah dengar Rumah Pocong Sumi? Rumah viral ini adalah salah satu dari rumah Wong Kalang.

Kita akan bicara tentang kejatuhan Kotagede, yang bikin mereka terkubur dari peradaban.

Baca halaman selanjutnya

Kotagede mengubur dirinya sendiri

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2023 oleh

Tags: kota matiKotagedepusat pemerintahanrothschildtata kotaTerminal Jogja
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

5 Tempat Horor di Jogja yang Underrated dan Bisa Jadi Opsi Wisata Ekstrem

5 Tempat Horor di Jogja yang Underrated dan Bisa Jadi Opsi Wisata Ekstrem

23 Juli 2022
20 Rekomendasi Wisata Jogja yang Harus Segera Kamu Kunjungi (Pexels)

20 Rekomendasi Wisata Jogja yang Harus Segera Kamu Kunjungi Sebelum 2025 Berakhir

29 Maret 2025
Stasiun Lempuyangan Jogja, Stasiun Sederhana Saksi Pertemuan yang Manis dan Perpisahan yang Tragis

Stasiun Lempuyangan Jogja, Stasiun Sederhana Saksi Pertemuan yang Manis dan Perpisahan yang Tragis

23 Mei 2023
Culture Shock yang Dialami Pemuda Jogja Saat Kuliah di Jogja Terminal Mojok

Culture Shock yang Dialami Pemuda Jogja Saat Kuliah di Jogja

12 Desember 2020
Perjanjian Giyanti, Penyebab Orang Jogja Susah Menikahi Orang Solo

Perjanjian Giyanti, Penyebab Orang Jogja Susah Menikahi Orang Solo

10 November 2022
3 Makanan Tradisional Khas Kotagede yang Mulai Meredup Terminal Mojok

3 Makanan Tradisional Khas Kotagede yang Mulai Meredup

12 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.