Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Korea Pakai Daun Teratai buat Bungkus Makanan

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
8 Desember 2021
A A
Indonesia Pakai Daun Pisang, Korea Pakai Daun Teratai Buat Membungkus Makanan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Good Friends, acara variety show hasil kerja sama antara NET dan SBS, telah kembali dengan musim keduanya. Kalau sebelumnya Good Friends dibawakan oleh Jang Hansol, Han Yoora, Rafael Tan, Bianca Kartika, dan Kevin Hermanto, kini acara ini disajikan oleh pembawa acara yang berbeda. Selain Mas Hansol dan Rafael, MC di acara ini dirombak dan digantikan oleh Dita Karang, Amel Carla, Yuki Kato, dan Ajil Ditto.

Pada penayangan tanggal 5 Desember lalu, Good Friends Season 2 membawa para penonton untuk menikmati wisata bersejarah di Gyeongju, Provinsi Gyeongsangbuk, Korea Selatan. Acara ini memang berkonsep menemani pemirsa untuk jalan-jalan virtual ke Korea Selatan, maka nggak heran kalau tempat wisata terpopuler dan kuliner khas menjadi bagian utama dalam Good Friends.

Di Gyeongju, keenam pembawa acara dipecah menjadi dua tim, yakni tim hanbok dan tim gyobok. Di akhir misi, tim gyobok mengajak penonton untuk bersama-sama menyantap hidangan vegetarian dari Gyeongju. Meski bagian ini cuma bikin lapar dan tim Good Friends Season 2 nggak mengirimi saya makanan yang sama seperti yang dicicipi oleh Dita Karang, dkk., saya tetap menontonnya sampai akhir.

Ketika menikmati tampilan visual makanan yang disajikan, ada salah satu hidangan yang menarik mata saya, yakni nasi bungkus teratai ssukbujaengi. Terbiasa melihat lontong dan nasi bakar yang umumnya dibungkus dengan daun pisang, saya merasa takjub bahwa Korea Selatan memiliki “daun pisang” sendiri.

Merujuk pada artikel berjudul Blooming Flavor of Lotus Leaf yang ditulis oleh Park Jina dalam KOREA Magazine edisi Juli 2019, disebutkan bahwa ternyata daun teratai punya sejarah yang panjang dalam dunia kuliner Korea. Alih-alih Gyeongju, nasi bungkus daun teratai ini lebih identik sebagai makanan khas Buyeo.

Di Kota Buyeo, yang dulu pernah menjadi ibu kota terakhir Kerajaan Baekje, teratai bejibun banget jumlahnya. Di kota ini pula ada Kolam Gungnamji di Istana Buyeo, yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Mu dari Dinasti Silla. Banyak banget bunga teratai bermekaran di kolam ini setiap musim panas datang. Bunga teratai melambangkan kemurnian dan merepresentasikan surga dalam ajaran Buddha. Sementara di masyarakat Korea sendiri teratai dikenal sebagai simbol cinta yang murni.

Dijuluki sebagai kota teratai, Kota Buyeo punya hidangan khas yang sangat kondang bernama yeonnip-bab. Makanan ini berupa nasi kukus yang dibalut dengan daun teratai, mirip-mirip dengan lontong kalau di Indonesia. Tapi, ada beberapa perbedaan mendasar dari lontong dan makanan khas dari salah satu kota di Provinsi Chungcheong Selatan ini, salah satunya bentuknya yang nggak berbentuk tabung, melainkan balok.

Nasi dalam yeonnip-bab pun dimasak dengan berbagai campuran biji-bijian, di antaranya kacang pinus, kenari, kurma, hingga kastanye. Beda ya dengan lontong yang memerlukan beras saja. Selain itu, ibu-ibu Korea juga lebih banyak memakai daun teratai yang sudah tua dengan tujuan agar nantinya ketika bungkusnya dibuka, yeonnip-bab bakal mengeluarkan harum yang semerbak. Daun yang tua ini biasanya bisa diidentifikasi dari adanya noda gelap di permukaannya.

Baca Juga:

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

3 Drama Korea Terbaru yang Sebaiknya Jangan Ditonton demi Kesehatan Mental  

Sumber daya tanaman teratai yang begitu melimpah dan banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari mengonsumsi bagian dari tumbuhan air ini membuat warga Kota Buyeo masih mempertahankan tradisi. Daun teratai punya zat antibakteri dan preservatif yang membuat makan nggak mudah rusak meskipun berada dalam keadaan terlalu panas atau lembab. Nah, kelebihan inilah yang dimanfaatkan pula oleh biksu Buddha. Mereka biasanya membawa nasi yang dibungkus dengan daun teratai ketika akan bertapa dalam waktu yang lama.

Kemiripan lain dari teratai dan pohon pisang adalah semua bagian dari tanamannya dapat dimanfaatkan. Daun dan akar teratai biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku memasak. Batang, biji, dan kulit teratai juga bisa menjadi obat herbal. Bahkan sekarang banyak skincare Korea yang memanfaatkan teratai sebagai bahan baku pembuatan krim, essence, hingga sampo karena dianggap mampu meremajakan kulit.

Nasi bungkus daun teratai kelihatannya cukup menggiurkan, kan? Tapi sebelum beli langsung ke Korea Selatan, mari kita bandingkan terlebih dulu harga nasi bungkus daun teratai dengan lontong. Di sebuah restoran Korea di Gyeongju, kota tempat tim gyobok di acara Good Friends Season 2 menikmati makan malam, nasi putih yang dibungkus dengan daun teratai dibanderol dengan harga Rp191 ribuan. Harga segitu bisa dapat 45 bungkus lontong kalau beli di mbak-mbak sate yang sering ider di kampung saya.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Desember 2021 oleh

Tags: daun pisangdaun terataiKorea Selatan
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Sisi Gelap Gangnam, Daerah Paling Glamor di Korea Selatan  

Sisi Gelap Gangnam, Daerah Paling Glamor di Korea Selatan  

11 Oktober 2023
3 Reality Show Korea yang Ampuh Obati Kangen Wisata ke Alam Bebas Terminal Mojok

3 Reality Show Korea yang Ampuh Obati Kangen Wisata ke Alam Bebas

20 Februari 2022
10 Aktor Korea Ahjussi yang Tetap Eksis di Layar Kaca, Buktikan Usia Cuma Angka!

10 Aktor Korea Ahjussi yang Tetap Eksis di Layar Kaca, Buktikan Usia Cuma Angka!

16 September 2023
Transformasi Gongjin Hometown Cha-cha-cha dalam Kacamata Sosiologi Pedesaan terminal mojok

Transformasi Gongjin Hometown Cha-cha-cha dalam Kacamata Sosiologi Pedesaan

9 Oktober 2021
Standar Kecantikan Korea_ Hidup Pelik Mereka yang Tidak Didefinisikan Sebagai Cantik

Standar Kecantikan Korea: Hidup Pelik Mereka yang Tidak Didefinisikan sebagai ‘Cantik’

28 April 2021
10 Fakta tentang Kota Suwon, Kota yang Akan Jadi Tempat Pratama Arhan Berkarier

10 Fakta tentang Kota Suwon, Kota yang Akan Jadi Tempat Pratama Arhan Berkarier

29 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.