Kontroversi Skincare Ber-Paraben, Kepriben Iki?

Kontroversi Skincare Paraben adalah, Kepriben Iki_ terminal mojok

Zaman sekarang jenis skincare semakin beraneka macam. Nama-nama skincare yang asing di telinga dan kayaknya dulu belum pernah ada sekarang jadi bagian dari kebutuhan. Memilih skincare sebagai bagian dari bentuk perawatan diri pun nggak cuma kudu selektif menentukan mana produk yang udah ber-BPOM atau harganya pas di kantong, tapi sekarang ada tuntutan juga buat paham komposisi yang ada di dalam skincare dan kosmetik. Komposisi yang terkandung di dalam produk kecantikan yang kita pakai cukup besar pengaruhnya buat kulit. Gimana nggak, ada banyak bahan di luar sana yang mungkin nggak cocok di muka kita dan berisiko bikin kulit jadi ngamuk.

Ada salah satu komposisi skincare yang diperlakukan bak musuh oleh para pengguna skincare dan kosmetik, yaitu paraben. Orang-orang yang selektif dalam memilih skincare kemungkinan besar bakal menghindari kandungan paraben dalam produk yang dipakainya. Ketika kalian minta rekomendasi dari teman atau tanya di menfess skincare, kebanyakan orang juga bakal menyarankan agar memilih produk yang bebas dari paraben. Lho, kenapa gitu, ya?

Paraben merupakan preservatif atau pengawet sintetis yang lumayan terkenal. Kita bisa menemukan nama paraben berjajar di antara komposisi produk yang kita pakai sehari-hari, misalnya pembersih wajah sampai krim-krimnya, maskara, sampo, kondisioner, dan sabun mandi. Nggak cuma dipakai di kosmetik atau skincare saja, zat satu ini juga bisa ditemukan di makanan dan obat-obatan. Ada kemungkinan kita pernah mengonsumsi pengawet kimiawi ini lantaran dipakai secara luas di berbagai macam produk.

Paraben wujudnya nggak berwarna dan nggak berbau. Ia juga punya berbagai kelebihan, misalnya saja sifatnya yang stabil di berbagai tingkat pH dan suhu, serta kemampuannya yang efektif menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga menjaga kualitas dan bikin produk nggak gampang rusak. Paraben juga lumayan terjangkau sehingga bikin biaya produksi jadi lebih rendah. Nggak heran kalau paraben sering banget dipakai sebagai pengawet kosmetik karena harganya yang murah dan efektivitasnya yang tinggi.

Namun, dari banyak sumber yang saya baca, paraben ini adalah preservatif yang kontroversial banget karena diduga bersifat karsinogenik. Beberapa orang juga menduga kalau pengawet satu ini bikin produksi xenoestrogen dalam tubuh jadi meningkat. Xenoestrogen adalah agen yang mengimitasi estrogen di dalam tubuh. Efek buruk dari estrogen ini katanya bisa memungkinkan berkembangnya sel kanker yang meningkatkan risiko kanker payudara. Selain itu, paraben cenderung dihindari para pemilik kulit sensitif gara-gara risiko membuat kulit jadi iritasi dan alergi.

Sebenarnya kandungan paraben dalam skincare dan kosmetik sangat rendah dan ini bisa dilihat dari daftar komposisi produk. Kalau nama “paraben” berada di paling bawah atau paling akhir, bisa disimpulkan bahwa konsentrasinya dalam produk itu kecil. Akan tetapi mungkin ini menimbulkan pertanyaan, “Mungkin nggak ya penggunaan skincare sehari-hari nantinya bikin paraben terakumulasi dan membahayakan tubuh?” Paraben yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh sebenarnya juga bakal dikeluarkan lagi melalui urin. Jadi, no worries, Mylov~

Artikel jurnal yang ditulis oleh Natalia Matwiejczuk dan kawan-kawan di tahun 2020 dengan judul Review of the Safety of Application of Cosmetic Products Containing Parabens mengonfirmasi bahwa ada kemungkinan risiko bagi kesehatan tubuh akibat penggunaan paraben yang ((berlebihan atau melewati ambang batas)). Penggunaan satu kosmetik yang mengandung paraben mungkin nggak berbahaya buat tubuh, tapi ada baiknya penggunaan pengawet satu ini dibatasi dengan menghindari pemakaian produk berparaben secara bersamaan. Atau bagi kalian yang punya riwayat alergi atau kulit sensitif, sebaiknya menghindari pemakaian produk yang mengandung paraben.

Paraben sejauh ini nggak dilarang untuk ditambahkan ke dalam kosmetik, jadi kita bisa meminimalisasi masuknya zat ini ke dalam tubuh dengan inisiasi dari diri sendiri. Untuk mengantisipasinya, kalian bisa beli produk yang bebas dari paraben. Di bagian komposisi, kalau ada tulisan methylparaben, propylparaben, benzylparaben, pokoknya yang ada embel-embel “paraben”, ada baiknya kalian nggak bawa produk itu ke kasir.

Sekarang pun udah banyak produk yang berlabel “No Paraben” atau “Paraben-Free”, tapi perlu dicermati juga ya kandungan lainnya karena bisa aja ada preservatif lain, seperti isothiazolinones, formaldehyde, atau kandungan halogen organik. Menurut Natalia Matwiejczuk, ketiga bahan tadi juga bisa menyebabkan reaksi yang nggak baik di kulit dan kesehatan tubuh.

Alternatif lain yang bisa kalian coba adalah cari produk yang pakai preservatif alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau essential oil. Bahan vegan lebih aman karena risikonya lebih rendah.

BACA JUGA Panduan Kombinasi Skincare yang Bikin Kulitmu Sehat nan Glowing dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version