Di Kendal Memang Nggak Cocok Ada Konser karena Isinya Orang Mabuk, Adu Pukul, terus Ricuh!

Di Kendal Memang Nggak Cocok Diadakan Konser karena Isinya Orang Mabuk, Adu Pukul, terus Ricuh!

Di Kendal Memang Nggak Cocok Diadakan Konser karena Isinya Orang Mabuk, Adu Pukul, terus Ricuh! (unsplash.com)

Beberapa hari terakhir warga Kendal mendapat hiburan gratis dari pelaksanaan Pekan Raya Kendal (PRK). Acara ini jadi serangkaian kegiatan hiburan yang dihadirkan untuk menyambut hari jadi Kabupaten Kendal yang ke-419 tahun. Diisi dengan berbagai konser hiburan dan sholawat, PRK ini diselenggarakan selama 8 hari, mulai dari 20-28 Juli 2024.

Lantaran berlabel gratis, tentu saja PRK ini mengundang warga Kendal dari berbagai daerah untuk datang. Mereka ingin menikmati konser grup band macam Ungu, Guyon Waton, dan lain-lain yang dihadirkan dalam PRK tersebut. Nah, persoalannya, para pengunjung dari kalangan ABG suka datang sambil membawa bekal berupa minuman keras. Mungkin di pikiran mereka, dengan berjoget setelah menenggak minuman keras, pikiran jadi tenang, rileks, kemudian jogetnya pun bisa lepas.

Padahal apa yang mereka lakukan itu nggak lebih dari tingkah TOLOL dan BODOK! Sudahlah begitu, minuman keras yang mereka bawa ini biasanya oplosan lagi.

Sebelum masuk area Pekan Raya Kendal sudah pada emosi duluan

Mereka, para ABG ini, sudah sangat menyebalkan ketika di area parkir. Sok-sokan bergerombol, berasa keren kek jebolan suzuran, setelah itu ramai-ramai menenggak minuman keras sebelum masuk ke area konser.

Nah, ketika ada yang tanpa sengaja menyenggol motor atau diri mereka saat antri masuk dari parkiran, mereka biasanya sudah saling emosi dan adu pukul. Ini sering kali terjadi sehingga saya pun malas dan batal memasuki area PRK karena kejadian itu.

Kericuhan paling tampak ketika konser dari band NDX AKA pada 24 Juli dan band Guyon Waton pada Jumat 26 Juli lalu. Untuk konser Guyon Waton, kericuhan di tengah konser sampai membuat sang vokalis menghentikan nyanyiannya dan meminta pihak keamanan untuk menertibkan kerusuhan tersebut. Benar-benar memalukan.

Pada saat penutupan Pekan Raya Kendal 28 Juli lalu saat pentas dari Band After Shine juga terjadi kericuhan, bahkan sudah seperti mini tawuran. Pada saat itu, kericuhan benar-benar terjadi dengan penyebab utamanya ya karena para pelaku ini berjoget dalam kondisi mabuk dan nggak terima ketika disenggol pengunjung lain. Emosi mereka mudah sekali tersulut karena pengaruh alkohol oplosan yang mereka tenggak itu.

Situasi seperti itu tentu sangat mengganggu bagi pengunjung lain. Niat hati mau lihat hiburan, eh, malah menonton tingkah orang absurd saling gelut. Mau masuk ke area konser jadinya khawatir kena bogem mentah dari orang-orang BODOK itu.

Tak hanya terjadi sekali atau dua kali

Kericuhan dalam konser di Kendal tidak hanya terjadi sekali dua kali, tapi telah terjadi sejak lama dan terus berulang setiap ada konser. Saat saya SMA dulu, ketika ada konser di Kendal, pasti selalu saja ada bentrok antarpengunjung yang masih ABG. Efek domino dari kericuhan para ABG BODOK ini juga menyebalkan.

Pasalnya, ketegangan itu bisa berlanjut hingga berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Mereka akan melanjutkan dengan tawuran di malam hari di beberapa tempat yang dianggap aman untuk memperlihatkan kejagoan mereka itu.

Memang, di mana pun, ketersinggungan antara pengunjung di dalam konser bisa saja terjadi, tapi respons lebih kalem dan santai harusnya bisa diterapkan, bukan? Toh namanya nonton konser, apalagi gratis, pasti akan ada potensi saling senggol tanpa disengaja. Tapi balik lagi, gimana mau kalem, lah otaknya sudah kebanjiran minuman keras oplosan begitu.

Penyelenggara kurang tegas menyaring pengunjung yang datang

Nah, di Kendal sendiri, sudah ABG yang nonton ini sok keren dan sok keras, pihak penyelenggara dan aparat keamanan juga kurang tegas menyaring pengunjung. Harusnya mereka yang masuk dicek dulu, terindikasi sudah menenggak minuman keras atau belum. Kalau sudah tercium alkohol, lebih baik mereka diusir saja. Jangan dibiarkan masuk. Kalau mereka melawan, penthung balik aja!

Kalau setiap ada konser selalu ada kerusuhan dan tawuran begitu, saya rasa sebaiknya di Kendal nggak usah diadakan konser saja. Soalnya lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Isinya ABG norak dan BODOK, sehingga merugikan pengunjung lain. Selain itu, jadi malu-maluin juga kalau dilihat oleh sang talent yang diundang dan para penonton yang datang dari luar kota.

Mungkin lebih pas, di Kendal cukup diisi pengajian, sholawatan, atau istighosah bersama saja. Itu kayaknya lebih bermanfaat. Biar para ABG dan pemabuk itu pada tobat sekalian.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pantai Sendang Asih: Pantai Potensial di Kendal yang Terbengkalai, Banyak Sampah dan Bau.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version