Komentator Sepak Bola Harusnya Coba Gimmick ala Host Tonight Show

Komentator Sepak Bola Harusnya Coba Gimmick ala Host Tonight Show

Tonight Show kini memang jadi acara pentolan Net TV dengan rating yang baik dan antusias penggemarnya yang cukup tinggi. Dibawakan oleh Vincent, Desta, Hesti, dan Enzy, acara ini jadi tak terpisahkan dengan waktu istirahat. Acara ini sebenarnya dulu dibawakan oleh Arie Untung yang mengudara pada tahun 2013. Entah karena apa, ia digantikan dengan VinDest. Acara ini konsepnya serupa dengan Jimmy Kimmel Live! atau The Tonight Show Starring Jimmy Fallon yang mengusung konsep gelar wicara malam yang memberikan jeda waktu istirahat sembari memasukkan konsep hiburan seperti musik, informasi, dan permainan yang menghadirkan keseruan.

Banyak gimmick yang ditampilkan secara menarik dalam acara Tonight Show. Apalagi, duo Vincent dan Desta ini adalah rajanya jika berkenaan dengan sesuatu tentang gimmick. Hal yang kadang miss, alih-alih malu, hal yang gagal ini malah menjadi lucu karena VinDest biasanya menimpali dengan, “Wah, sepertinya kurang lucu, ya?” atau, “Wah, kemarin sih lucu, sekarang kok nggak, ya?” Sebenarnya komedi macam itu sering kejadian di tongkrongan. Dan VinDest membawa komedi tersebut ke depan layar kaca sehingga beberapa orang menikmati candaan ini.

Hal inilah yang harusnya dicontoh oleh komentator sepak bola yang kadang memaksakan melucu, tapi sebenarnya nggak lucu. Kemarin misalkan, ada komentator yang menggunakan template jokes, “Ada yang…tapi bukan…” ah, basi, Bos! Jokes model begituan paling bertahan hanya dua sampai tiga kali di telinga, setelah itu ya eneg karena kuantitas orang yang menggunakan jokes tersebut terlalu banyak. Apalagi, objek yang dimaksud si komentator sepak bola ini adalah hal yang berkaitan dengan ketubuhan seseorang.

Nggak ada salahnya komentator sepak bola belajar dari gimmick VinDest dan Hesti-Enzy yang acapkali mereka gunakan dalam Tonight Show. Ya, dengan mengubahnya sedikit dan menyesuaikan dengan konteks sepak bola tentunya. Hal ini rasanya lebih enak ketimbang mengubah diksi-diksi dalam sepak bola menjadi hal baru yang aneh dan lama-lama bosenin juga kan, ya?

Pertama, gimmick  yang sering digunakan oleh Desta ketika bermain dalam permainan tebak gambar. Beberapa kali permainan ini membosankan, jujur saja. Ada gambar random yang kemudian peserta menebak nama tokoh yang ada dalam gambar random tersebut. Hanya itu-itu saja sebenarnya, tapi ketika sang host, Deddy Mahendra Desta, sudah marah-marah, pecah juga akhirnya. Kalau usaha marah-marah gagal dan suasana masih anyep, biasanya si host akan berkata, “Permainan semakin seru atau perasaan saya saja, saya tidak tahu…” seakan memberikan konsep komedi satir yang ia tunjukan pada dirinya sendiri.

Nah, coba diterapkan dalam dunia sepak bola. Misalkan, pertandingan sedang anyep-anyepnya, terus si komentator bingung mau mengisi apa. Ketimbang menyorot mbak-mbak dan mas-mas yang sedang asyik ngaso nonton pertandingan, mendingan bilang seperti ini, “Kedua tim masih bermain hati-hati, menjaga pertahanan dan ragu untuk menyerang. Saya rasa permainan mereka semakin seru atau perasaan saya saja, saya tidak tahu…”

Kedua, gimmick Enzy Storia ketika kaget yang malah kelihatan gemesin. Entah ini gimmick atau beneran kalau Mbak Enzy kaget malah jadi muncul kelucuan. Mbak Enzy ini memang seperti adik paling kecil ketika Desta berperan sebagai kakak pertama yang super jahil. Hesti sebagai kakak kedua yang kadang ikut jahil dan kadang menengahi. Vincent sebagai kakak ketiga yang mengayomi. Sedang Enzy ini seperti Sha Wujing dalam serial Kera Sakti: Anak paling bontot yang selalu nurut perintah kakak-kakaknya.

Nah, komentator sepak bola juga bisa kok niruin kegemesannya Mbak Enzy. Misalkan pas kaget, ia sering bilang, “Aku tuh capek kaget terussss….” Untuk menyesuaikan dalam sepak bola, hal ini bisa terjadi ketika tim sepak bola banyak menyerang tapi tidak gol-gol. Coba tinggalkan dulu kata jebret atau ahai, ganti menjadi kata ini sambil dimanja-manjain,“Aku tuh capek nunggu golnyaaa….”

Ketiga, gimmick “kita ini ngapaiiiinn” yang muncul ketika menutup sebuah lawakan yang sudah berjalan dengan semestinya. Jika contoh pertama adalah pemecah suasana ketika suasana anyep, maka yang satu ini menjadi babak besar dalam menutup sebuah komedi yang berakhir. Kadang komedi yang sukses itu wagu ya kalau berakhir begitu saja. Maka dari itu, biasanya yang melakukan gimmick ini adalah Hesti Purwadinata. Atau, selain menutup sebuah komedi, bisa juga hal ini menutup musik koplo yang sering didendangkan oleh My Own Music dan host-hostnya joget-joget nggak jelas. Dan setelah joget itu menghasilkan tawa, baru deh masuk kalimat “kita ini ngapaiiiinn”.

Komentator sepak bola bisa melakukan gimmick ini secara situasional. Misalkan begini, Christian Gonzales menciptakan gol, sang komentator teriak dengan semangatnya. Baik Bung Jebret teriak kalimat andalannya sampai sekeras-kerasnya, atau Bung Hadi Gunawan meneriakan ahay! Tapi, Christian Gonzales selaku pencipta gol malah tidak selebrasi berlebihan dan memilih untuk langsung berlari ke titik putih, kalimat “kita ini ngapaiiiinn” dapat dijadikan alternatif dari suasana yang jadi kagok.

Keempat, ini gimmick khusus untuk mengisi kekosongan jeda kala bintang tamu siap-siap dengan alat musiknya dan VinDest mencoba mencairkan suasana. Kata-kata yang keluar adalah, “Sebagai host yang profesional, kita harus mengisi kekosongan ini dengan berbagai atraksi. Hai Vincent, bagaimana kabarnya? Keluarga di rumah baik? Anak gimana anak? Baik kan, ya?”

Coba deh gimmick ini dipakai komentator sepak bola ketika ada pemain cidera atau pertandingan dihentikan sesaat. Dari pada gabut bahas hal yang berkaitan dengan sepak bola dan semua bahan pembahasan tentang kedua klub sudah digunakan dan kameramen malah nyorot penonton yang sebenarnya: buat apa, sih? Sebagai komentator yang profesional, sempilkan saja jokes ala VinDest ini. “Sebagai komentator yang profesional, kita harus mengisi kekosongan ini dengan berbagai atraksi, ya Bung? Hai Bung, bagaimana kabarnya? Keluarga di rumah baik? Masih suka sama Arsenal? Masih suka main kelabang?”

Kelima, gimmick Enzy Seriosa dan Deddy MS yang nendank! Bukan hanya Vincent dan Desta saja kombinasi yang sering menghasilkan tawa. Ya, memang, keduanya sudah berkawan sejak 28 tahun, masuk dalam band yang sama dan sempat ngehost di acara fenomenal pada saat itu: MTV Bujang. Tapi, host yang baru bergabung pada 2018 dan memiliki ketawa yang unik ini, juga berhasil menciptakan gimmick menarik ala-ala paduan suara antara Desta, Enzy dan My Own Music.

Nggak ada kata-kata atau jargon khusus seperti point-point sebelumnya. Ini adalah murni suara emas Enzy Storia dan sang dirigen, Deddy MS yang diikuti secara padu oleh orkestra ala-ala My Own Music. Jokes nyanyi seperti ini, seharusnya dicontoh oleh komentator sepakbola ketimbang jokes “ada yang menonjol tapi bukan bakat” itu nggak lucu, Bos! Mendingan juga plesetan-plesetan lagu seperti Enzy Seriosa dan Deddy MS. Begini contohnya:

Jika komentator sepakbola dua-duanya selisih umurnya nggak kacek, mungkin jadinya seperti ini kali, ya:

A: Tertinggal 1-0, Bung! Tapi sepak bola itu bundar! Semua bisa terjadi.

B: Ya, Bung. Bola itu bundar.

A: Bundar bola saya.

B: Kalau tidak bundar.

A: Bukan bola saya.

B: Hehe….

Emang lagu-lagunya Mas Jaz enak banget. Siapa aja suka, tak ayal dua komentator kita ini paham betul lagu yang berjudul Dari Mata ini:

A: Ini dia, Bung! Ini dia! Kelokan satu, kelokan dua, yak…yak… Ah… Membentur pemain lawan! Tapi jatuh kembali ke kaki Evan Dimas!

B: Seharusnya Evan Dimas mengumpan, Bung! Jangan menendang.

A: Kali ini… Lagi… Melewati dua pemain Malaysia. Evan Dimas menendang….. Tiang, Bung!!! Ah, Evan, Evan, Evan Dimas Darrrrrr!

B: Dari matamu, matamu, matamu, ku mulai ku mulai jatuh tjinta.

A: Hehe

Percaya deh, mending nggak lucu daripada menyinggung!

Itu dia beberapa gimmick yang sering dilakukan oleh host-host Tonight Show yang sering bikin kemekelen. Dan itu pula, rekomendasi yang bisa dilakukan oleh komentator sepak bola yang belakangan gini-gini aja, cenderung membosankan, dan juga ada yang sampai kena kasus. Sampai-sampai, Mbah Darmo, tetangga saya, mematikan suara tivi kala menonton pertandingan sepak bola. Katanya, kata-kata yang sering diucapkan sudah sangat keluar dari makna sepak bola itu sendiri. Jadi, bagaimana dong, para Bung-Bung di luar sana? Mau mencoba gimmick para host Tonight Show?

BACA JUGA Apa Harus Menjadi Penyiar Radio Dulu Baru Bisa Sukses atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version