Makin hari, orang makin pesimis dengan Erick Thohir. Banyak yang menganggap PSSI nggak ke mana-mana dan nggak ada bedanya semenjak dipegang oleh beliau. Memang harapan yang disematkan padanya tak tinggi-tinggi amat, tapi tetap saja, banyak orang yang lumayan kecewa dengan bagaimana sepak bola Indonesia yang masih diam di tempat.
Tapi, ada yang menarik. Survei LSI justru menyebutkan kalau kinerja Erick Thohir dianggap memuaskan, setidaknya oleh 71,4 responden survei tersebut. Tak perlu susah-susah baca data itu, artinya ada yang bener-bener puas sama kinerja beliau.
Saya tahu kalian bakal bertanya, kok bisa ada yang puas. Saya pun juga penasaran. Penasaran apa yang bikin puas, dan apakah standarnya bener-bener serendah itu.
Kalian para fans garis keras mantan presiden Inter Milan boleh saja marah-marah atas sikap pesimis saya. Tapi tentu saja, saya punya alasan yang pasti kalian nggak bisa tolak
Daftar Isi
Saya kira gaya mengancam pemain ini hanya akan jadi aib masa lalu. Saya tak menyangka kalau hal tersebut akan terjadi lagi, di masa kini, di masa orang-orang berpikir.
Kejadian serupa sekarang terulang. Erick Thohir mengancam pemain PSM dan Persija yang nggak memenuhi panggilan Timnas untuk mengikuti turnamen Piala AFF U-23. Kabarnya para pemain yang nggak memenuhi panggilan Timnas tersebut bakal di-blacklist. Salah satunya saat Timnas berencana melawan Portugal.
Saya tahu, menolak panggilan negara itu aneh, bahkan nggak berlebihan kalau ada yang menganggapnya kurang ajar. Tapi ingat, pemain sepak bola itu juga dibutuhkan di timnya. Rasanya ya aneh kalau hanya untuk turnamen “gurem” saja harus ada konflik sebegitu besar. Terlebih, ini muncul dari orang sekelas Erick Thohir. Po ora isin?
Belum ada titik terang Tragedi Kanjuruhan
Terus terang saya belum melihat langkah nyata peran PSSI untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Menurut saya, Tragedi Kanjuruhan belum menemukan titik terang sama sekali. Semuanya masih terlihat abu-abu. Belum ada keadilan bagi para korban dan keluarganya.
Saya malah lebih sering mendengar komentar aneh terkait Tragedi Kanjuruhan dari tubuh PSSI. Salah satu contohnya beberapa waktu lalu. Sonhadji, Anggota Eksekutif Komite PSSI, mengatakan bahwa Tragedi Kanjuruhan merupakan kehendak Tuhan.
Iya, wajar kok kalau kalian emosi. Saya paham.
Kesalahan tingkat dasar yang masih saja terjadi di era Erick Thohir
Pengin tahu kinerja pemimpin? Mudah saja. Kalau ada kesalahan tingkat amat dasar terjadi, kinerja mereka perlu dipertanyakan dengan serius. Saya selalu berpikir PSSI tak pernah dikelola secara serius. Sebab banyak sekali buktinya. Misalnya saat terjadi miskomunikasi booking lapangan tempat latihan Timnas dengan Shin Tae-yong.
Booking lapangan doang gagal, astaga.
Kesalahan mendasar kembali terjadi di zaman Erick Thohir. PSSI memanggil dua nama yang masih diskors untuk bermain di kompetisi Piala AFF U-23. Untungnya, AFC mengirim surat kepada PSSI bahwa kedua punggawa Timnas tersebut dilarang bermain pada Piala AFF U-23. Surat tersebut dilayangkan tepat sebelum para pemain bertanding pada laga perdana Piala AFF U-23.
Sebenarnya masih banyak masalah yang masih terjadi. Tapi ya, tak perlulah saya masukkan. Semisal PSSI yang masih jadi kendaraan politik, jadwal kompetisi yang kacau, itu masih terjadi, tapi daftarnya akan jadi terlalu panjang.
Yang perlu kita pertanyakan adalah, dengan kinerja macam itu, kepuasan apa yang dimaksud oleh orang-orang?
Mungkin saja, mungkin, kita memang menyerah dengan PSSI. Kita menyerah dengan siapa pun yang memegang tampuk jabatan. Sebab, hasilnya akan sama saja. Erick Thohir atau bukan, akhirnya sama saja. Maka dari itulah, orang bilang puas-puas saja dengan kinerjanya, meski tak paham betul kenapa mereka puas.
Tapi ya, ayolah, masak bisa puas dengan kinerja mereka sih?
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA JIS: Panggung Sirkus Erick Thohir dan Presiden Jokowi