Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ko Moon Young di Drama ‘It’s Okay to Not Be Okay’ Membantah Dongeng Disney yang Nggak Masuk Akal

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
21 Februari 2021
A A
Ko Moon Young di Drama 'It's Okay to Not Be Okay' Membantah Dongeng Disney yang Nggak Masuk Akal terminal mojok.co

Ko Moon Young di Drama 'It's Okay to Not Be Okay' Membantah Dongeng Disney yang Nggak Masuk Akal terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Meskipun drama ini sudah lewat masa hype-nya, menurut saya It’s Okay to Not Be Okay menjadi drama Korea yang cukup bahkan bagus banget. Ceritanya nggak jauh-jauh dari masalah psikologi. Tapi, yang paling bikin saya tertarik adalah karakter Ko Moon Young yang diperankan oleh aktris Seo Ye Ji. Dalam drama, Ko Moon Young diceritakan sebagai penulis buku dongeng sekaligus pendongeng anak-anak.

Anehnya, buku-buku dongeng yang ditulisnya memiliki gambar dan cerita yang menurut saya cukup seram untuk anak-anak. Mungkin karena kepribadian si tokoh yang juga diceritakan sangat dingin, jutek, dan terlihat garang. Bisa jadi. 

Ko Moon Young pernah bilang, kalau nggak salah dia menulis buku cerita anak-anak dengan gambar dan cerita yang seram itu sesuai dengan kenyataan. Dia selalu menekankan kalau semua yang ada harus sesuai kenyataan. Nggak heran sih, kalau semua buku dongeng yang dia tulis itu nggak ada satu pun yang berwarna dan terkesan menye-menye. Apalagi happy ending.

Buku-buku dongeng yang ditulisnya rata-rata berisi pengalaman hidupnya sendiri. Kira-kira begitu yang saya tangkap. Karakter utama perempuan ini tidak berusaha memberikan dongeng fantasi kepada anak-anak seperti pada umumnya. Ia tidak banyak memberikan akhir cerita sedih atau bahkan menderita.

Saya jadi mikir ternyata karakter ini bisa dikaitkan dengan berbagai dongeng yang ada saat ini. Seperti bagaimana Disney membuat kisah cinta putri-putri yang menurut saya nggak realistis. 

Mana ada kisah cinta seperti yang Disney gambarkan di dunia nyata. Ya, nggak lah! Coba kilas balik kisah cinta Sleeping Beauty. Bisa-bisanya dia hanya tidur seharian lalu tiba-tiba dicium pangeran berkuda putih yang entah datang dari mana. Jujur saja, aneh nggak sih? Ya aneh.

Belum lagi Beauty and The Beast. Kok bisa gitu ya Belle suka sama pangeran buruk rupa yang jelas-jelas dari awal saja tempramental. Lah, kalau saya ogah deh sama laki-laki tempramental begitu. Jelas-jelas Belle dikurung oleh Beast. Nggak habis pikir saya. Tapi, yang lebih aneh ya Cinderella. Kok bisa pangeran cari Cinderella modal sepatu kaca. Lah, kan pas dansa lihat wajahnya. Gimana sih?

Lihat saja kisah-kisah putri Disney selalu berakhir bahagia. Padahal kalau di kehidupan nyata mana ada yang seperti itu. Hadeh.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Dongeng-dongeng lokal juga banyak lho yang kalau ditilik kok ya nggak masuk akal. Saya beri contoh, Timun Mas. Kasihan sekali raksasa dianggap sebagai karakter jahat. Padahal ibu Timun Mas yang melanggar janji waktu Timun Mas sudah dewasa. Tuh lihat, raksasa sampai harus berenang di lumpur lapindo gara-gara mengejar Timun Mas.

Belum lagi kisah Rama dan Sinta. Kenapa Rahwana selalu dianggap lelaki jahat. Padahal Rahwana berusaha untuk menjaga kesucian Sinta. Eh, malah Rama yang nggak percaya sama Sinta sampai Sinta bunuh diri. Kalau kisah ini dijadikan drama Korea, yakin saya Rahwana bakal bikin sindrom second lead male.

Ahhh, saya jadi tertarik belajar tentang dekonstruksi deh. Ilmu yang mempelajari tentang sisi lain yang diperlihatkan dari suatu cerita. Nah, kalau lihat dari sisi raksasa dan Rahwana kan siapa tahu mereka ini sebenarnya tokoh protagonis. Ya, lagian raksasa kan hanya menagih janji. Rahwana juga berusaha menjaga Sinta. Intinya membangun sudut pandang lain deh.

Memang sudah paling benar dengar dongeng dari Ko Moon Young. Kenapa? Saya kira meskipun gambar dan alur ceritanya seram, tapi dia berusaha menunjukkan bagaimana faktanya. Keadaan yang sebenarnya. Membuat saya juga punya pandangan baru kalau nggak selamanya harus berakhir bahagia. Buat saya, sebagai pendongeng anak-anak, Ko Moon Young itu paling realistis.

Ko Moon Young nggak berusaha memberikan harapan-harapan seperti pangeran berkuda putih yang akan mencium putri ketika tidur kepada anak-anak. Saya suka Ko Moon Young selalu menekankan fakta fakta dan fakta. Karakter yang diberikan juga menunjukkan dia tidak pernah menerima hal-hal manis seperti putri sejak kecil. Meskipun kehidupannya memang seperti putri sebab tinggal di kastil tua di tengah hutan.

Ko Moon Young sadar kalau jadi putri itu nggak selamanya akan hidup dalam kebahagiaan, dicium pangeran, dan berakhir bahagia. Bahkan sejak kecil dia dikendalikan oleh ibunya yang jahat. Hmm… saya paham kalau akhirnya karakter ini ingin jadi penulis buku cerita anak-anak. Dia berusaha membuktikan kalau realitas dari seorang putri yang tinggal di kastil itu nggak seperti kebanyakan dongeng pada umumnya. Menarik!

Kalau nonton drama Koreanya, pasti paham deh dengan gaya mendongeng Ko Moon Young. Nggak pernah sekalipun dia mendongeng dengan tatapan yang bahagia. Pasti wajahnya serius bahkan terkesan tajam. Jutek sekali. Nggak jarang dia juga membantah pendengar yang nggak setuju dengan alur ceritanya. Dia akan menembak dengan fakta-fakta yang menyakitkan, tapi benar adanya.

Kembali lagi. Semuanya memang hanya dongeng. Tapi, kadang saya pikir terlalu jauh dari realitas yang ada. Lagi, kisah-kisah yang dipaparkan juga sering nggak masuk akal. Teori dekonstruksi memang cocok untuk dipelajari kalau mau tahu lebih dalam tentang ini. Mari coba pahami dengan sudut pandang berbeda. Siapa tahu dapat ilham.

BACA JUGA Mengenal Butterfly Hug, Teknik Penenang Diri di Drakor It’s Okay to Not Be Okay dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2021 oleh

Tags: disneydongeng anak-anakdrama korea
Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

3 Drama Korea Coming of Age, Teman Baru Melewati Transisi Usiamu Terminal Mojok

3 Drama Korea Coming of Age, Teman Baru Melewati Transisi Usiamu

26 Februari 2022
Panduan Menabung untuk Membeli Rumah ala Yu Ja-seong di 'Monthly Magazine Home' terminal mojok

Panduan Menabung untuk Membeli Rumah ala Yu Ja-seong di ‘Monthly Magazine Home’

15 Juli 2021
Rekomendasi 5 Drama Korea Satu Episode yang Bisa Ditonton di YouTube Terminal Mojok

5 Rekomendasi Drama Korea Satu Episode yang Bisa Ditonton di YouTube

25 Juli 2022
Suka Drakor Era Joseon_ Simak Rekomendasi 7 Drakor Sageuk Berikut terminal mojok

Rekomendasi 7 Drama Sageuk yang Bisa Ditonton Para Pencinta Drakor Era Joseon

21 Juli 2021
Rekomendasi Film Korea Bergenre Komedi buat Hibur Hari Beratmu terminal mojok.co

Rekomendasi Film Korea Bergenre Komedi buat Hibur Hari Beratmu

30 November 2020
'Nevertheless': Cerita Fakboy Gaya Baru, Bukan Lagi Buaya, tapi Kupu-kupu terminal mojok.co

‘Nevertheless’: Cerita Fakboy Gaya Baru, Bukan Lagi Buaya, tapi Kupu-kupu

2 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.