Daftar Isi
Hidup lebih hemat, harga bahan makanan murah
Harga makanan di Klaten cenderung lebih murah kalau dibandingkan dengan Jogja. Asal tahu saja, Klaten adalah daerah pemasok bahan pangan. Sebut saja beras, Klaten punya beras Delanggu yang kualitasnya sudah nggak diragukan lagi. Luas dan suburnya lahan pertanian pertanian di sana menjadikan Klaten sebagai lumbung bagi daerah-daerah di sekitarnya.
Selain bahan makanan yang relatif murah dan berkualitas, kuliner di Klaten sangatlah terjangkau. Kalau memang sedang malas mengolah makanan sendiri, kalian bisa jajan kuliner yang ramah di kantong dan tetap nikmat di lidah. Misal, Sop Ayam Pak Min, Garang Asem di RM. Bu Salamah, Sate Kambing Pak Kamto Jatinom, Nasi Trancam dan Ayam Goreng di RM. Bu Mayar, serta Soto Mbok Dele.
Jangan lupa mancing dan makan ikan di kawasan pemancingan Janti. Semuanya wajib kalian cicipi, rasanya tidak akan mengecewakan. Dan semua harganya ramah di kantong. Pokonya, warga Klaten tidak perlu perlu jauh demi memanjakan lidah dan perut.
Tidak perlu jauh-jauh untuk berwisata
Ketika sudah berumur, berpergian jauh menjadi tantangan. Kondisi tubuh yang tidak lagi fit seperti masa muda menjadikan perjalanan jauh perlu lebih banyak persiapan. Itu mengapa banyak pensiunan lebih memilih untuk bepergian di dalam kota saja.
Nah, kalau tinggal di Klaten, para pensiunan tidak perlu menempuh perjalan jauh demi healing. Ingat, Klaten punya sebutan Kota Seribu Mata Air dan Kota Seribu Candi. Ini bukan sekadar julukan, nyatanya daerah itu memang punya banyak spot mata air dan candi.
Ini saya sebutkan beberapa wisata mata air dan candi yang ada di Klaten ya: Candi Plaosan, Candi Sewu,Candi Sojiwan dan lain-lain. Untuk Objek wisata air ada Umbul Ponggok, Umbul Manten, Objek Wisata Mata Air Cokro dan lain-lain.
Ada juga objek wisata Rowo Jombor, di mana kita bisa naik perahu rakit mengelilingi rawa. Selain itu kita juga bisa melihat sunset dari lokasi rawa ala anak-anak kekinian. Bagus sekali pemandangannya. Masih banyak objek wisata lainnya di Klaten yang layak dijadikan sebagai tempat piknik, healing, dan melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari.
Klaten tidak banyak pendatang, nggak seperti Jogja
Banyak yang mengandaikan Jogja adalah miniaturnya Indonesia. Itu karena daerah ini menjadi tujuan warga dari berbagai daerah untuk melanjutkan pendidikan dan berwisata. Sudah menjadi rahasia umum kalau daerah ini punya banyak sekolah dan perguruan tinggi berkualitas. Selain itu, Jogja juga punya beragam wisata yang menarik.
Banyaknya pendatang bak pisau bermata dua. Di satu sisi menguntungkan karena bisa menggerakkan roda perekonomian. Di sisi lain, pendatang menimbulkan kepadatan dan rentan terjadi konflik sosial.
Kondisinya jelas berbeda dengan Klaten. Kota dengan slogan Klaten Bersinar ini tidak didatangi banyak orang seperti Jogja. Klaten lebih banyak dihuni oleh penduduk lokal yang ramah dan masih mempunyai kepedulian yang tinggi antar sesama penduduknya. Itu mengapa daerah mungil ini lebih memungkinkan terhindar dari beberapa masalah khas perkotaan seperti kepadatan penduduk dan konflik sosial.
Di atas beberapa alasan yang membuat Klaten lebih ideal menjadi tempat pensiun daripada Jogja. Sekarang, saatnya kembali menyemangati diri mempertebal pundi-pundi dana pensiun. Mari kita sama-sama semangat untuk mengusahakan Klaten itu.
Penulis: Fitri Handayani
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.