Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kisah Batu Lapidde di Barru, Sulawesi Selatan, Mengajarkan Bahayanya Ngomong Kasar

Nurfikri Muharram oleh Nurfikri Muharram
19 April 2020
A A
batu lapidde cerita rakyat malinkundang sangkuriang sulawesi selatan barru mitos mojok

batu lapidde cerita rakyat malinkundang sangkuriang sulawesi selatan barru mitos mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Minggu lalu saya dan salah satu teman, sebut saja Mawar, saling mengirim pesan singkat via WhatsApp. Awalnya kami hanya membahas tugas perkuliahan yang saat itu memang sedang masif diberikan oleh dosen. Mawar mengeluh bahwa kualitas jaringan di kampungnya sangat buruk sehingga dia mau tak mau harus ke rumah-rumahan di tengah sawah untuk mendapatkan jaringan, dan dia melakukan itu tiap hari. Lalu saya menyuruhnya memotret keadaan sekitar atau istilah kerennya pap tapi bukan pap yang itu. Inilah hasil potretnya dan yang saya lingkari merah itu adalah batu yang akan dibahas dalam tulisan ini.

Batu yang dilingkari merah itu letaknya tidak jauh dari Puncak Kappire, Dusun Pange, Desa Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Bagi yang belum tahu, Kabupaten Barru terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, berjarak kurang lebih 100 km dari Kota Makassar. Batu yang menyerupai manusia itu dikenal dengan nama Batu Lapidde. Saya sendiri juga tidak tahu apa-apa mengenai batu ini hingga teman saya, si Mawar tadi, memberitahukannya. Ah jangankan saya, dia saja sekadar tahu nama, sementara kisah batu ini dia juga tak tahu. Seperti kata Pandji Pragiwaksono dalam salah satu standup-nya, rasa penasaran adalah yang paling dibutuhkan dalam proses belajar. Saya mengalaminya saat itu.

Rasa penasaran itu akhirnya membawa saya untuk mencari kisah batu ini di mesin pencari andalan kita. “Kisah Patung Lapidde di Barru”, itulah keyword yang saya ketikkan di kolom pencarian dan kurang dari sepuluh detik hasil pencariannya telah keluar.

Batu Lapidde sudah ada sejak abad ke-16 atau saat Belanda memasuki wilayah Barru. Lapidde adalah nama orang yang aslinya bernama La Wedi, dikisahkan dia adalah seorang yang gemar berburu jonga (rusa) di hutan bersama anjing-anjing kesayangannya. Bukan gemar saja, tapi dia sudah terkenal ahli berburu jonga. Tetapi yang dia herankan adalah saat berburu bersama temannya yang lain, hasil buruannya sedikit, bahkan terkadang tidak ada sama sekali. Beda ceritanya saat dia berburu hanya bersama anjing-anjingnya, hasil buruan yang didapatkannya sangat banyak.

Pola serupa yang terjadi pada suatu hari. Di hari itu Lapidde memutuskan untuk berburu hanya dengan anjing-anjing kepercayaannya, tetapi perburuannya kali ini menjadi perburuan terakhirnya karena sebuah malapetaka.

Sudah berjam-jam dia berburu tapi belum mendapatkan hasil apa pun. Lapidde memutuskan untuk beristirahat sejenak di atas sebuah batu.

Akan tetapi, ketika dia melihat anjing-anjingnya justru asyik bermain, La Wedi mendadak geram dan amarahnya itu menutup mata dan hatinya, dia kemudian mengumpat ke anjingnya, “Seandainya ada batu, akan kulemparkan padamu anjing!” Tak lama setelah itu tubuhnya terasa kaku dan mulai menjadi batu, dan anjing-anjingnya yang berada di sekitar La Wedi pun ikut berubah menjadi batu.

Tak lama kemudian, istrinya datang sambil membawa makanan untuk La Wedi. Alangkah terkejutnya ia saat melihat suami serta anjingnya telah berubah menjadi batu. Setelah itu, tubuh istri La Wedi juga menjadi batu tak jauh dari suaminya. Masyarakat sekitar percaya hal ini disebabkan La Wedi yang tidak menjaga tutur katanya sehingga alam menghukum dia dan sekeluarga menjadi batu. Sejak saat itu batunya dinamakan batu Lapidde. Mitos lain tentang batu ini, konon tetesan air kadang muncul dari Batu Lapidde yang berbau pesing dan dipercaya masyarakat itu sebagai air kencing La Wedi.

Baca Juga:

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Sop Saudara, Kuliner Makassar yang Namanya Bikin Salah Paham tapi Rasanya Bikin Ketagihan

Terlepas dari benar tidaknya kisah Batu Lapidde ini, kita dapat mengambil pelajaran untuk senantiasa menjaga tutur kata kita di mana pun kita berada karena kecenderungan sekarang, banyak orang yang berbangga diri berucap kata-kata kasar dan menganggapnya sebagai tanda dirinya keren. Sebab, ada kalanya kita lebih baik diam daripada berkata-kata buruk.

BACA JUGA Ikan Bakar dan Dongeng Kolongpohong yang Senantiasa Bikin Gairah dan tulisan Nurfikri Muharram lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: barrubatu lapiddecerita rakyatMitosSulawesi Selatan
Nurfikri Muharram

Nurfikri Muharram

Mahasiswa Setengah Salmon.

ArtikelTerkait

Pulau Nusa Barong, Tempat Bersejarah di Jember yang Keindahannya Tertutup Mitos dan Kisah Kelam

Pulau Nusa Barong, Tempat Bersejarah di Jember yang Keindahannya Tertutup Mitos dan Kisah Kelam

1 Februari 2024
4 Warung Mi Kering Makassar yang Legendaris Terminal Mojok

4 Warung Mi Kering Makassar yang Legendaris

2 September 2022
Mitos Gunung Pegat Lamongan yang Bisa Bikin Pegatan terminal mojok.co

Mitos Gunung Pegat Lamongan yang Bisa Bikin Pegatan

14 Desember 2021
Ilmu Titen dan Mitos Jawa Itu Beda, Jangan Dipukul Rata terminal mojok.co

Ilmu Titen dan Mitos Jawa Itu Beda, Jangan Dipukul Rata

11 Juli 2021
posisi duduk

Posisi Duduk Saat Belajar di Kelas dan Segala Mitosnya

5 Oktober 2019
Nasi Goreng Dikasih Jeruk Nipis, Resep Rahasia Orang Sulawesi yang Bikin Orang Luar Geleng-geleng

Nasi Goreng Dikasih Jeruk Nipis, Resep Rahasia Orang Sulawesi yang Bikin Orang Luar Geleng-geleng

3 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.