Extended playlist atau mini album Post Human: Survival Horror adalah karya terbaru Bring Me The Horizon yang dirilis beberapa waktu yang lalu. Bring Me The Horizon (selanjutnya disingkat dengan BMTH) selalu menawarkan warna baru di tiap albumnya (dan mini albumnya, tentu saja), dan Post Human: Survival Horror bukan pengecualian.
Dari Count Your Blessings hingga amo, BMTH menawarkan karya segar yang tidak membosankan dan tentu saja, gairah untuk membandingkan dengan album sebelumnya. Album Count Your Blessing dan Suicide Season saja sudah terdengar berbeda, padahal masih sama-sama horog-horog.
Dan di EP ini, BMTH menawarkan banyak warna dengan menggandeng banyak artis untuk menggarap lagu mereka seperti Yungblud, Nova Twins, dan Amy Lee. Tapi, kolaborasi dengan BABYMETAL adalah kolaborasi yang paling terlihat menonjol dibanding yang lainnya.
“Kingslayer” adalah hasil kolaborasi apik antara BMTH dan BABYMETAL. Walau terlihat seperti hasil kompromi antara dua grup, tapi bukan berarti hasilnya biasa saja. Ingat, BMTH dan BABYMETAL bukanlah grup musik bentukan kemarin karena gabut, tapi musisi professional. Hasil kompromi justru menciptakan suatu karya yang hebat.
Dibuka dengan musik elektronik (yang kemungkinan dibuat oleh Jordan Fish), “Kingslayer” terlihat begitu ambisius dengan memadukan musik ala BABYMETAL dan sound khas BMTH yang agak terdengar mirip dengan sound yang ada pada Sempiternal. Untuk vocal, yaaa khasnya Oli Sykes terasa banget di sini. Yang kangen sama suara scream Oli, mungkin kalian bakal agak kecewa. Tapi, kalau memang pengin dengerin dia teriak ya kalian salah album, Bang.
Ada cerita menarik di balik kolaborasi BMTH dengan BABYMETAL. Di salah satu pentas musik, Oli menggunakan kaos BABYMETAL. Pada Juli 2019, idol grup yang mengusung Kawaii Metal (hooh, astaga, di Wikipedia bilangnya aliran mereka itu kawaii metal) mengatakan ingin kolaborasi dengan band alternatif metal asal Sheffield itu. Entah jodoh atau kontrak label, tahun lalu ketika BABYMETAL melakukan tour, BMTH malah jadi pembuka atraksi mereka.
Uniknya BMTH nih ya, mereka ngajak kolaborasi tidak egois. Terlihat dalam lagu “Kingslayer” bahwa ciri khas kedua band tersebut tidak hilang, dan kita masih bisa mendengar unsur Japan rock yang kental.
Oli memang menegaskan dirinya dengan BABYMETAL bukan dekat secara citra, tetapi secara profesional. Menurut penuturannya dengan NME, ia mengatakan;
“Kami memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan mereka, meskipun kami tidak berbicara dalam bahasa yang sama. Kami tidak nongkrong atau bercakap-cakap, tetapi ketika Anda melihatnya, itu membuat Anda sangat bahagia,” ketika menjabarkan lagu “Kingslayer”.
Menurut saya pribadi, lagu ini sangat cocok dijadikan opening anime aksi, baik shonen maupun seinen, yang hobi menggandeng musik-musik “keras”. Ambil saja contoh Vinland Saga dengan “Mukanjyo” dari Survive Said The Prophet.
Ending anime diisi musik keras pun sebenarnya juga ada, misalnya Hunter x Hunter dengan “Just Awake” dari Fear, and Loathing in Las Vegas. Tapi sebagai marwahnya ending anime, biasanya suka mengambil lagu yang melow dan menyayat hati. Nggak cocok ah jika Kingslayer diletakkan di bagian belakang.
Nah, ada beberapa anime yang cocok menggunakan lagu ini sebagai opening. Tentunya, jika mereka sudi mengeluarkan kocek besar, ngurus kontrak label yang rumit, namun hasilnya bakal mbois sekali. Pertama, Attack on Titan: Final Season. Wah, jika hal ini terjadi, sepertinya kombinasi keduanya terlalu utopia untuk dibayangkan.
Lha gimana ya, final season ini sekarang digarap oleh studio MAPPA setelah 10 tahun bersama WIT Studio. Walau banyak yang menaruh ragu, menurut saya pribadi MAPPA bakal gila-gilaan menggarap anime yang menjadi “kepala kuda” keseluruhan cerita Eren dan Mikasa. Pun jika boleh membayangkan openingnya diisi oleh “Kingslayer”, wah edan!
Kedua, Mob Psycho 100 Season 3. Entah kenapa, peleburan antara visual ala Bones dan lagu “Kingslayer” ini bakal wangun sekali. Apa lagi ketika Shigeo mengeluarkan kekuatan 100%, matanya murup-murup, auranya hitamnya semrawut, kemudian disisipi suara growl dari Oli Sykes dan clean vokal dari Su-metal. Yah, walau nggak tahu season tiga ini kapan, masih digarap oleh Bones atau nggak, jika hanya sekadar membayangkan, rasanya nggak masalah.
Ketiga, One Piece. Wes to, apa yang lebih elok dari pertempuran lawan Kaido yang ditemani oleh lengkingan suara Su-metal? Atau pas Luffy mengeluarkan haki raja, lalu teriakan Oli Sykes keluar seperti perwakilan amarah anak dari pemimpin Pasukan Revolusi ini? Kalau saya sih nunggu final battle antara kru Topi Jerami melawan Beast Pirates, sambil diiringi break-down yang nganu… kawaii.
Keempat, Kimetsu no Yaiba Season 2. LiSA dengan “Gurenge” memang kadung melekat dengan season pertama. Untuk mengantisipasi opening yang nggak kalah ikonik, sudah to, beli “Kingslayer” saja. Demon Slayer x Kingslayer, wangun sekali. Apa lagi Ufotable ini bukan studio kaleng-kaleng. Jika terwujud, mungkin benar kata pepatah Kuvukiland, haters gonna hate.
Kelima, Thus Spoke Kishibe Rohan. Melalui Festival Anime Netflix 2020 pada (27/10), Netflix mengumumkan akan memproduksi anime spin-off JoJo Bizarre Adventure. Belum dikonfirmasi siapa yang mengisi musik untuk anime yang ditargetkan keluar pada 2021 ini. “Kingslayer” bisa lho digandeng Netflix yang sedang gencar-gencaran investasi untuk anime.
Keenam, Domestic Girlfriend. Ini bukan anime aksi, melainkan romansa. Tapi, “Kingslayer” sangat cocok mengisi opening anime ini karena isi ceritanya lebih sadis dan bangsat dari anime genre aksi, distopia, atau bahkan suspense sekalipun. Sambil ngetik ini, saya merinding ketika membayangkan Rui Tachibana nangis dan dibengoki sama Oli Sykes.
Sumber gambar: Akun Twitter @bmthofficial
BACA JUGA Jadi YouTuber Boleh, Asal Jangan Lupa Juara dan tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.