4 Keuntungan yang Saya Dapatkan Saat Tinggal di Maguwoharjo Jogja

4 Keuntungan yang Saya Dapatkan Saat Tinggal di Maguwoharjo Jogja

4 Keuntungan yang Saya Dapatkan Saat Tinggal di Maguwoharjo Jogja (Aryphrase via Wikimedia Commons)

Meski jauh dari ingar bingar Kota Jogja, tinggal di daerah Maguwoharjo bukan ide buruk, kok.

Menurut saya, memiliki kesempatan tinggal di Jogja adalah sebuah keistimewaan. Bagaimana tidak, saya yang sudah bosan tinggal di Jakarta dengan semua problematikanya, kemudian bisa merasakan hidup santai walau hanya sejenak. Dua tahun saya menjalani kembali pendidikan di Kota Gudeg, yang pasti sudah banyak hal yang berbeda. Ya, Jogja cepat sekali berubahnya, meski begitu saya tetap cinta.

Selama tinggal di Jogja, saya memilih untuk tinggal di Maguwoharjo, sebuah kelurahan yang merupakan bagian dari Kabupaten Sleman. Letaknya berada di Jogja bagian timur. Saya sadar kalau Maguwoharjo jauh dari pusat ingar bingar Jogja, misalnya area SCBD atau Jogja kota. Kawasan ini termasuk underrated dan sepertinya belum terlalu familier, apalagi di kalangan pendatang. Bahkan, teman-teman kuliah saya suka nyeletuk, “Kamu jauh ya pulangnya ke Solo.” Padahal Maguwoharjo nggak sejauh itu, lho, tapi memang dilintasi Jalan Jogja-Solo sih.

Meskipun jauh dari pusat keramaian Jogja, saya mendapatkan kenyamanan tinggal di daerah yang terkenal dengan stadionnya ini. Saya merasakan sebenar-benarnya slow living ya di Maguwoharjo. Maka dari itu, saya akan membagikan 5 privilese tinggal di sana, siapa tahu kamu berminat juga pindah ke Maguwoharjo.

#1 Jika cuaca cerah, setiap pagi akan disambut oleh view Merapi yang gagah

Saat itu, saya ngontrak di padukuhan Sambilegi Kidul, Maguwoharjo. Letaknya dekat ringroad utara menuju jalan lintas Jogja-Solo yang membuatnya tergolong strategis. Sebenarnya, Maguwoharjo dekat juga dengan Kaliurang karena terdapat jalan pintas untuk menuju ke daerah dingin di Jogja itu.

Tidak terlalu jauh dari Kaliurang, berarti selangkah lagi menuju kawasan Gunung Merapi. Jika cuaca mendukung, setiap pagi saya disambut view gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl ini. Seperti biasa, megah dan memesona. Rasanya adem ayem jalan pagi sambil memandangi Merapi. Tidak semua daerah di Jogja bisa lihat Gunung Merapi dengan jelas, lho, untung banget kan tinggal di Maguwoharjo.

#2 Belum terlalu banyak cafe di Maguwoharjo Jogja, jadi bisa hemat pengeluaran nongkrong

Awalnya, saya agak sedih karena di dekat kontrakan tidak ada cafe. Ada warmindo sih buat tempat nongkrong, tapi jumlahnya tidak banyak juga. Sebenarnya ada kedai kopi di dekat Stadion Maguwoharjo, tapi hanya beberapa. Sebagai mahasiswa, laptopan sambil nyeruput es kopi susu gula aren adalah mandatory. Jadi kalau mau mejeng di cafe, saya pasti ke Seturan atau Condongcatur.

Namun saya mendapatkan hikmahnya, pengeluaran nongkrong tidak membengkak. Sudah bukan rahasia umum lagi apabila biaya ngopi di Jogja ini sudah setara dengan Jakarta. Sekali bayar bisa sampai Rp50 ribu, itu hanya camilan sama kopinya. Makanya saya bersyukur juga tinggal di Maguwoharjo Jogja karena secara tak langsung memaksa saya untuk jarang hangout di cafe. Ujung-ujungnya mending bikin kopi sendiri saja meskipun hanya kopi sachet yang kebanyakan gula itu.

Baca halaman selanjutnya: #3 Dekat pusat oleh-oleh Jogja di Jalan Solo…

#3 Maguwoharjo dekat pusat oleh-oleh Jogja di Jalan Solo

Pusat oleh-oleh Jogja yang terletak di sepanjang jalan Jogja-Solo menjadi andalan wisatawan saat melintas di jalan tersebut. Selain itu, masyarakat yang turun/naik pesawat di Bandara Adisucipto (saat masih beroperasi untuk umum) pun pasti mampir ke sini. Pas banget, kawasan ini dekat tempat tinggal saya di Maguwoharjo Jogja. Tinggal jalan kaki, sampai.

Ya memang tidak setiap hari saya beli bakpia, tapi ada rasa bangga karena daerah kecil ini dikenal wisatawan. Selain itu, kalau saya mau cari oleh-oleh tidak usah jauh-jauh ke Malioboro.

#4 Selangkah dari Stasiun Maguwo, bisa langsung main ke Solo naik KRL

Sejak ada KRL, perjalanan dari Jogja ke Solo atau sebaliknya jadi mudah dan murah. Apalagi KRL-nya berhenti di Stasiun Maguwo, saya jadi sering kabur ke kota yang memiliki slogan “The Spirit of Java” ini.  Kira-kira dari tempat saya hanya 4 menit naik motor, kalau jalan kaki mungkin 10 menit. Biaya parkir motor juga terjangkau, hanya Rp2 ribu.

Stasiun Maguwo ini kecil. Kereta jarak jauh tidak berhenti di sini, apalagi Kereta Bandara YIA, tidak lewat sini. Namun, KRL Jogja-Solo membuat stasiun yang bersebelahan dengan Bandara Adisucipto ini selalu ramai.

Jika kamu masih ragu dengan Maguwoharjo Jogja, saya sudah spill keuntungan tinggal di sini. Sebaiknya jangan langsung memandang remeh suatu daerah, pasti ada hal positif dan menyenangkan yang ditawarkan. Semoga kapan-kapan kamu mau ya mampir ke Maguwoharjo yang katanya “kepleset dikit sudah pindah ke Jawa Tengah” ini.

Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pembagian Tribun di Stadion Maguwoharjo, Markas PSS Sleman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version