Fitur WhatsApp Status sangat digandrungi oleh pengguna media sosial berlogo gagang telepon berwarna hijau ini. Pengguna bisa dengan bebas mengunggah teks, foto, dan video yang akan menghilang setelah 24 jam.
Lebih dari setahun saya menetap di suatu kompleks perumahan di kota Banjarmasin. Yang membuat saya senang tinggal di sana adalah kekompakkan ibu-ibu kompleks. Kalau sudah bertemu, dua jam tidak cukup untuk saling bertukar cerita, entah cerita komplain karena sulit mendapatkan air bersih atau sekadar bergosip tentang saldo ATM artis yang bernilai fantastis. Pun, diskusi itu masih berlanjut di grup WhatsApp.
Menyimpan nomer WhatsApp ibu-ibu kompleks berarti harus siap penasaran dengan rentetan status WA yang dibagikan dari subuh hingga subuh lagi. Alur cerita status WhatsApp ibu-ibu ini bisa ditebak, yaitu berisi aktivitas sehari-hari. Mereka sangat profesional melaporkan aktivitas terkini lengkap dengan video atau gambar. No picture is hoax adalah slogan bersama.
Saya senang sekali mengamati status WA ibu-ibu kompleks. Tetapi, jangan salah lho! Menjadi pengamat aktif status WhatsApp ibu-ibu bukan kegiatan nirfaedah, justru kalian akan mendapatkan informasi aktual dan terpercaya. Berikut cerita saya:
Review Makanan Sekitar Rumah dan Kota
Keahlian ibu-ibu dalam icip-icip tidak diragukan lagi. Mereka lebih jujur dalam menilai makanan, berbeda dengan food blogger atau food reviewer yang kadang dibayar untuk endorse suatu makanan. Hasil pengamatan saya, ada beberapa kriteria yang diterapkan ibu-ibu dalam review makanannya: 1) kebersihan adalah harga mati, 2) cita rasa, dan 3) harga. Kriteria tersebut sangat cocok dengan saya yang mendamba makanan enak dan bersih, tapi murah. Oleh karena itu, saya tidak pernah ragu jika makan di tempat rekomendasi ibu-ibu ini.
Tips Seputar Merapikan dan Mendekorasi Rumah
Ibu-ibu sangat suka membagikan aktivitas domestiknya, salah satunya tips merapikan rumah dan berbagi tips seputar mengelola rumah. Terkadang mereka membagikan life-hacks dan recycle barang bekas. Tentu, informasi seperti ini sangat berguna bagi saya yang minim pengalaman di bidang penataan rumah dan pengelolaan barang bekas. Ada pula ibu-ibu yang senang memoto tiap sudut rumah. Tentu bisa saya manfaatkan sebagai ide untuk mendekorasi rumah sendiri.
Berbagi Info Promo, Sale, dan Diskon
Nah poin ini paling menarik. Dari pada membuka situs web perbelanjaan satu demi satu, mengintip story WA ibu-ibu jauh lebih praktis. Percaya tidak percaya, status mereka berisi rangkuman produk dan toko mana saja yang sedang mengadakan promo bulan ini. Ada yang posting promo toko furniture, ada yang mengunggah promo supermarket, ada yang berbagi kode diskon pakaian dan hijab wanita, ada pula yang yang menjual barang pre-loved layak pakai. Duh, senang sekali.
Informasi Kehilangan Benda, Kabar Duka, dan Kabar Bahagia
Agama meminta kita untuk berbuat baik kepada tetangga. Terbukti, jika ada musibah maka tetangga yang akan pertama kali menolong. Adanya informasi mengenai tetangga yang sedang sakit, kemalingan, kebakaran, atau kabar bahagia seperti melahirkan bayi, atau acara lain sangat membantu untuk memperkuat tali silaturahmi yang terjalin antar tetangga. Selain itu, membuat kita lebih mawas diri dan memperhatikan keamanan lingkungan rumah.
Memperkaya Khazanah Menu Makanan Sehari-hari
Ibu-ibu sering sekali membagikan video maupun foto memasak lengkap dengan bahan yang digunakan. Ada pula yang hanya mengunggah hasil masakan. Tentu, ini menjadi tambahan referensi menu makanan sehari yang itu-itu saja.
Rekomendasi Obat-obatan Mujarab
Ini adalah manfaat terbesar yang saya dapat dari rutinitas mengintip story WhatsApp ibu-ibu. Saya yang merupakan ibu muda, kerap terbantu dengan review atau rekomendasi obat alami maupun obat drugstore yang biasa digunakan oleh mereka. Misal, ketika bayi saya mengalami flu, saya mantap membeli balsam khusus bayi rekomendasi tetangga saya, dan it works.
Mendapatkan Siraman Rohani
Hampir setiap hari saya menerima siraman rohani dari potongan video atau gambar inspiratif yang diunggah ibu-ibu di story WA. Temanya bisa sangat beragam tergantung kondisi hati ibu-ibu yang mengunggahnya. Ada yang mengunggah tema kesetaraan gender, ada yang mengunggah pembahasan fikih, hingga tafsir kitab suci.
Nah, jelas kan bagaimana konten story WA yang diunggah ibu-ibu ini sarat akan pembelajaran. Jadi, banyaknya titik pada story ibu-ibu jangan melulu dipandang sebagai pubertas bermedia sosial atau aksi balas dendam karena masa mudanya tidak ada media sosial. Juga, jangan melulu diejek dan disandingkan dengan Instastory milik selebgram. Jangan sebut mereka zombi digital yang menghamba kepada banyaknya viewers. Perbaiki hati kita, lihat mereka dari sudut pandang yang berbeda.
BACA JUGA Sebulan Tak Melihat Story Medsos: Ini yang Kurasakan! atau tulisan Winda Ariani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.