Keuntungan KKN di Kota yang Nggak Bakal Dirasakan Kelompok yang KKN di Desa

KKN itu Pengabdian Masyarakat, Bukan Menjilat Kelurahan (Unsplash) mahasiswa KKN, KKN di kota

KKN itu Pengabdian Masyarakat, Bukan Menjilat Kelurahan (Unsplash)

KKN di kota bukan sebuah hal baru dan itu yang saya rasakan sendiri. Bagi sebagian orang, mereka menyesal tidak kebagian KKN di desa. Namun, menurut saya, fine-fine saja. Selama tim KKN mampu mencari peluang dari desa di kota tersebut.

KKN di kota nggak buruk-buruk amat. Memang ya, banyak yang bilang jika bakalan banyak tidur-tiduran, alias banyak nganggurnya. Namun anggapan itu nggak sepenuhnya salah kok hahaha. Not a bad thing, setidaknya nggak buruk-buruk amat.

Ya, nggak bisa dimungkiri, ada juga beberapa keuntungan dari KKN di kota yang beneran bikin seneng. Nah berikut di antaranya.

Barang logistik bisa ke luar masuk dengan mudah

KKN identik dengan barang yang bejibun yang harus diangkut dengan pick up. Satu lagi, medan terjal yang menghantui selama mengirim barang dan logistik ke lokasi KKN juga seringkali cukup menyebalkan. Entah jalanan berlubang, atau barang-barang terjatuh karena jalan itu sendiri.

Namun itu nggak bakalan terjadi di kota. Pastinya kalau mau kirim logistik ke KKN lebih mudah dan tentunya lebih cepat. Jalanannya mulus lurus dan nggak ada kelokan se-ekstrim di desa-desa.

Akses untuk pergi ke tempat umum mudah

KKN bukan hanya hidup sendiri, tapi saling berkolaborasi. Entah dengan perangkat desa setempat atau dengan puskesmas setempat. Biasanya untuk menuju ke puskesmas jika KKN di desa cukup lama.

Nah, itu nggak bakal terjadi jika KKN di kota. Soalnya, akses untuk ke tempat umum mudah dijangkau. Mau fotokopi, masih dekat. Mau ngajak collab bareng perangkat desa juga bisa dijabanin semua. Atau lagi ngidam Gacoan juga nggak perlu repot-repot. Beda lagi kan kalau KKN di desa?

Saat KKN, tidak terlalu banyak dituntut warga

Keuntungan ketiga ketika KKN di kota adalah kultur masyarakatnya yang berbeda. Di kota masyarakat cenderung dinamis dan individualis. Sehingga kehadiran kalian di sini seolah bukan hal baru lagi.

Berbeda kalau di desa, di sana masih disambut dengan baik dan pasti akan banyak tuntutan dari warganya. Entah itu diajak untuk membuat pupuk, membuat pagar gapura, atau membuat plang jalan yang indah menjelang 17-an. Semua itu masih guyub di desa, beda dengan kota yang sudah mulai individualis. Meskipun begitu, warga kota juga nggak kalah hangat kok.

Nggak perlu takut kekurangan air bersih kalau KKN di kota

Beberapa teman saya yang KKN di desa mengeluhkan sulitnya air bersih. Ketika KKN di kota, nggak perlu ketakutan kehabisan air. Sebab, di kota perairan dan kelistrikan bisa dibilang sudah lebih maju. Selain karena tempatnya yang strategis, tampungan air di kota juga sudah disiapkan sedemikian rupa. Misalnya ada PDAM yang jadi sumber air bagi warga. Beda lagi jika di desa, di sana biasanya masih mengandalkan air sungai atau air tandon, yang dialirkan secara gotong royong oleh warga setempat. Sehingga kehadiran air cukup sulit di sana.

Itulah beberapa keuntungan KKN di kota. Meskipun sering kali dianggap KKN cuma-cuma, namun pengalaman bertemu masyarakat di sana juga nggak kalah seru. Ini bukan bermaksud untuk membandingkan kota dengan desa, maksudnya jelek-jelekin. Hanya ngasih gambaran, bahwa memang ada untungnya dan nggak ada yang salah dengan hal itu.

KKN di kota itu nggak salah, yang salah ketika kita tidak mampu menempatkan diri di dusun baru yang kita tempati selama KKN berlangsung. Nah, itu baru bermasalah.

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tolok Ukur Keberhasilan KKN Itu Bukan pada Jumlah Proker yang Berhasil, tapi Mahasiswa dan Desa Bisa Saling Belajar!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version