Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Keunikan Rumah Panggung yang Tidak Dimiliki Rumah Masa Kini

Rahmatullah Syabir oleh Rahmatullah Syabir
11 November 2020
A A
rumah panggung mojok

rumah panggung mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Seiring perkembangan zaman, banyak hal yang bersifat tradisional sudah mulai ditinggalkan, salah satunya adalah model atau gaya rumah. Ciri khas rumah tradisional ala orang dulu yaitu bergaya rumah panggung, yang hampir setiap keluarga model rumahnya adalah rumah panggung.

Tapi, karena arus zaman yang semakin canggih, dan semuanya serba mudah , menjadikan model rumah tersebut sudah tidak dilirik lagi. Sebuah keluarga pada saat ini lebih tertarik membangun rumah yang bergaya modern dengan bahan dasarnya adalah batu bata atau sejenisnya, bukan lagi berbahan kayu.

Rumah bata yang bergaya modern itu telah menggerus kehadiran rumah panggung yang dulunya sangat populer yang hampir dimiliki oleh setiap keluarga, apalagi yang ada di desa. Rumah bata pun sekarang sudah menjadi suatu keharusan yang dimiliki oleh sebuah keluarga apalagi yang berada dalam lingkup kompleks perumahan.

Keberadaan rumah panggung sekarang mungkin masih ada yang berdiri , tapi jumlahnya sudah bisa dihitung jari yang tak sebanyak dan seramai dulu lagi. Kalau ada yang masih berdiri, pemiliknya biasanya sudah sepuh, tapi ketika sudah tiada biasanya anak-anaknya sudah menjual atau membongkarnya. Polanya memang seperti, ketika orang tuanya sudah tiada, maka rumahnya akan dijual lalu dibongkar untuk digunakan bahan kayunya yang kuat itu untuk keperluan lain.

Keengganan anak-anaknya menempati rumah tersebut itu biasanya masalah faktor pembagian jatah warisan, mereka lebih tertarik kepada pembagian hasil penjualan rumah tersebut daripada dijadikan tempat untuk berkumpul sesama keluarga. Padahal apabila rumah itu dipertahankan tetap berdiri, segala keharmonisan atau kenangan masa lalu bisa dirawat dan dijaga.

Oleh karena kenangan itulah, keotentikan dari rumah panggung biasanya tidak dimiliki oleh rumah bata yang bergaya modern seperti sekarang. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh rumah panggung daripada rumah bata dan sejenisnya.

#1 Kolong serba guna

Pada rumah panggung setidaknya ada tiga bagian yaitu bagian bawah (kolong), bagian tengah ( isi rumah), dan bagian atas (gudang). Yang bagian bawah inilah yang yang bisa digunakan apa saja. Kebanyakan biasanya digunakan sebagai kandang ternak atau hewan peliharaan, bisa juga sebagai tempat penyimpanan kendaraan atau alat-alat keperluan sawah seperti traktor bagi petani, atau jaring dan kail bagi nelayan, dan bisa juga sebagai tempat teras yang digunakan untuk tempat kumpul-kumpul ketika ada acara keluarga.

#2 Posisinya bisa dipindahkan

Inilah yang paling khas dari rumah panggung, bisa diangkat dan dipindahkan. Kita sering dengar yang namanya “pindah rumah”. Tapi, faktanya sekarang yang pindah rumah itu orangnya, beda dengan orang dulu yang jika ingin pindah rumah, rumahnya juga ikut pindah. Tapi, pindahnya tidak terlalu jauh dari posisi awal, biasanya terjadi seperti itu karena masalah hak tanah atau memang ingin cari suasana tempat yang baru.

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Ketika Ibu Rumah Tangga Bisa Membeli Rumah dari Mengumpulkan Sampah

Lalu dalam proses perpindahan itu, yang memindahkan itu bukan menggunakan mesin atau alat-alat berat, tapi dengan menggunakan kekuatan gotong royong masyarakat setempat yang luar biasa semangatnya.

#3 Tahan banjir

Biasanya jarak antara tanah dengan bagian tengah rumah panggung itu berbeda-beda, ada yang 30 cm, ada yang dua meter, dan sebagainya tergantung kemauan. Dengan adanya jarak ini memungkinkan rumah itu tidak kemasukan air banjir, palingan bagian kolongnya saja yang kena. Tapi, bagian isi rumah seperti kamar, ruang tamu, dapur dan sebagainya yang penting, tidak bakalan kemasukan air banjir. Apalagi kalau jaraknya di atas lima meter, sudah pasti aman.

Sebenarnya masih ada beberapa yang menjadi keotentikan dari rumah bergaya tradisional ala rumah panggung misalnya lebih mudah menyapu atau membersihkan karena debu atau sampah kecil langsung jatuh ke bawah (kolong) karena adanya sela disetiap papan lantai rumah panggung tersebut.

Walaupun begitu, masih minim kemauan keluarga baru untuk membeli atau membangun rumah panggung untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.

Tapi, kalau untuk rumah adat seperti rumah adat Tongkonan dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan, akan tetap lestari sepanjang masyarakat masih tetap mempertahankan kebudayaan maupun adat istiadat masyarakat setempat.

Maka dari itu sangat penting menjaga keaslian daerah, kebudayaan, maupun kekhasan yang dimiliki untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.

BACA JUGA 3 Hal yang Sering Jadi Perdebatan tentang Maulid Nabi dan tulisan Rahmatullah Syabir lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2020 oleh

Tags: Rumahrumah panggungtradisional
Rahmatullah Syabir

Rahmatullah Syabir

Belum pernah naik pesawat.

ArtikelTerkait

3 Penderitaan Punya Rumah Dekat Kandang Kambing dan Sapi yang Nggak Dipahami Warga Perumahan

3 Penderitaan Punya Rumah Dekat Kandang Kambing dan Sapi yang Nggak Bakal Dipahami Warga Perumahan

6 Mei 2025
Rasanya 18 Tahun Tinggal di Depan Sawah Terminal Mojok

Pengalaman Saya 18 Tahun Tinggal di Depan Sawah

16 Mei 2022
Derita Punya Rumah Pinggir Sungai di Desa, Angan-angan Hidup Damai Rusak karena Banjir dan Reptil Mojok.co

Derita Punya Rumah Pinggir Sungai, Angan-angan Hidup Damai Rusak karena Banjir dan Reptil

17 Juni 2025
5 Derita Memiliki Rumah di Daerah Perkebunan

5 Derita Memiliki Rumah di Daerah Perkebunan

14 Maret 2023
Boro-Boro Mikir Misahin Kamar Anak, Rumah Nggak Bocor Aja Udah Bagus

Boro-Boro Mikir Misahin Kamar Anak, Rumah Nggak Bocor Aja Udah Bagus

24 Februari 2020
Rumah Joglo Memang Unik, tapi Nggak Semua Orang Cocok Termasuk Saya Mojok.co

Rumah Joglo Memang Unik, tapi Nggak Semua Orang Cocok Termasuk Saya

29 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.