Melihat Kesenjangan di Hari Guru: Guru Favorit Terima Paling Banyak Buket, yang Nggak Favorit Nggak Diajak

Melihat Kesenjangan di Hari Guru: Guru Favorit Terima Paling Banyak Buket, yang Nggak Favorit Nggak Diajak

Melihat Kesenjangan di Hari Guru: Guru Favorit Terima Paling Banyak Buket, yang Nggak Favorit Nggak Diajak (Unsplash.com)

Tanggal 25 November adalah peringatan Hari Guru Nasional, hari yang begitu dinantikan para pendidik di negeri ini. Tentu bukan hanya gurunya yang menunggu hari tersebut, para siswa pun turut menantikan hari ini. Biasanya, para siswa sekarang sudah mempersiapkan berbagai kejutan untuk bapak ibu guru kesayangan mereka. Beda sama zaman dulu yang terasa biasa-biasa saja alias para siswanya nggak kepikiran mau selebrasi di tanggal 25 November tersebut. Mungkin pengaruh zaman yang makin kekinian kali, ya?

Maklum, di era sekarang yang serba canggih dan semua konten bisa diakses dengan mudah, para siswa mungkin mencontoh konten selebrasi happy-happy-an. Sayangnya, saya melihat hal ini sebagai sesuatu yang mengharukan, tapi sekaligus juga bikin jengkel. Soalnya kelihatan sekali adanya kesenjangan tiap peringatan Hari Guru.

Guru yang menerima paling banyak ucapan adalah mereka yang paling favorit di kalangan siswa, sementara yang nggak favorit ya diam saja sembari melihat guru lain dikerubungin banyak orang di sekolah. Memang sih sebagian orang mungkin merasa hal ini biasa saja. Tapi, saya bisa merasakan betapa nyeseknya jadi guru yang nggak begitu dapat banyak atensi dari siswa.

Buket bunga dan snack, andalan di tiap selebrasi tak terkecuali saat Hari Guru

Kado apa yang biasa diberikan seseorang untuk sebuah selebrasi? Umumnya ya buket. Dan akhir-akhir ini yang sedang naik daun adalah memberikan buket bunga atau buket snack kepada seseorang, tak terkecuali kepada guru favorit.

Harus diakui, selain terlihat indah, buket juga terlihat lebih ringkas dan elegan. Uniknya, kadang siswa ngide untuk berkreasi sendiri, lho, membuat buket bagi para tenaga pendidik kesayangan mereka. Walaupun nggak rapi, tapi karena dibuat sendiri, buketnya jadi terasa berkesan. Kalau buketnya sudah jadi, tinggal diberikan deh kepada guru favorit mereka.

Patungan sekelas

Perayaan Hari Guru yang jatuh tanggal 25 November kemarin nggak cuma berlangsung di upacara. Maksudnya, kadang para siswa berinisiatif memberikan kejutan untuk bapak ibu pendidik ini di ruang kelas.

Persiapannya nggak kaleng-kaleng, lho. Malahan ada yang sudah persiapan dari beberapa bulan sebelumnya. Niat banget nggak tuh? Mulai dari buket bunga, buket snack, sampai kado juga disiapkan. Jangan lupa juga ucapan selamat yang manis dari para siswa sekelas untuk bapak ibu pengajar.

Terus, uang untuk membeli buket, kado, dll., dari mana dong? Kan para siswa ini masih sekolah, belum kerja sendiri yang menghasilkan banyak uang. Ya uniknya mereka se-effort itu, Gaes, patungan yang dicicil berbulan-bulan. Jadi, biasanya para siswa ini sudah jauh-jauh hari mengumpulkan uang bareng-bareng sekelas demi memberikan hadiah untuk bapak ibu guru tercinta di Hari Guru.

Hadiah dan buket terbanyak milik guru favorit

Kalau sudah persiapan perintilan kado dan buket, sekarang saatnya eksekusi memberikan kadonya kepada bapak ibu guru favorit. Nah, di sinilah kesenjangan itu begitu terlihat. Bahkan, orang awam pun yang nggak bersekolah di situ tahu, siapa yang jadi tenaga pendidik favorit para siswa ini.

Caranya tentu saja melihat seberapa banyak kado dan buket yang diterima sang guru. Semakin banyak kado dan buket yang diterima, berarti beliau sangat favorit dan terkenal di kalangan siswa sekolah. Tapi, kalau kebetulan beliau tenaga pengajar yang galak atau cuek, biasanya dapat kado dan buket lebih sedikit.

Eh, tapi ini nggak jadi masalah, sih. Biasanya para pahlawan tanpa tanda jasa ini tetap ikhlas mengajar dan mendidik para siswa nggak peduli dapat buket dan kado banyak atau sedikit di Hari Guru.

Perayaan Hari Guru dengan memberikan buket dan kado jadi sekadar konten

Ada dua hal yang bisa saya lihat dari perayaan Hari Guru Nasional yang jatuh tiap tanggal 25 November ini. Pertama, hari tersebut sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih para siswa kepada para pendidik yang telah mendidik mereka dengan baik.

Kedua, perayaan tersebut merupakan bentuk hiburan atau refreshing sejenak dari penatnya keseharian di lingkungan sekolah. Gimana nggak terhibur, wong di hari itu semua guru terlihat sangat enjoy. Mereka nggak banyak ngasih tugas ke para siswa pada hari itu. Pokoknya senang semua, deh.

Makanya nggak usah heran kalau biasanya tanggal 25 November dimaksimalkan oleh para siswa untuk bikin konten dari awal sampai akhir. Misalnya, bikin konten pas upacara, bikin konten pas kasih kejutan ke bapak ibu pengajar, dll. Pokoknya, apa-apa dikontenin, deh. Bener-bener kekinian banget, kan?

Itulah serba-serbi Hari Guru yang sebenarnya sering kita lihat. Meskipun ada kesenjangan antara guru favorit dan yang nggak favorit, tapi saya rasa hal ini justru bisa mendorong semangat para guru untuk berbenah. Agar bapak ibu yang galak atau cuek bisa lebih perhatian pada para siswanya sehingga siswa merasa nyaman dan enjoy ketika belajar di kelas.

Semoga Hari Guru yang diperingati tiap tahun ini semakin meriah. Nggak cuma meriah dari semangat perayaannya, tapi juga meriah dari semangat belajar para siswa dan semangat mengajar para guru. Jangan lupa juga, pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Biar Indonesia juga semakin maju!

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Noda dan Dosa Guru: Sisi Gelap Sebuah Profesi yang Dianggap Mulia.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version