Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Musik

Kesaksian Penonton: Apa yang Saya Lihat di Area Konser Westlife Prambanan

Christianto Dedy Setyawan oleh Christianto Dedy Setyawan
5 Oktober 2022
A A
7 Lagu Westlife Paling Dikenang Sepanjang Masa, Generasi 90-an Pasti Pernah Belajar Bahasa Inggris dari Lagu-lagu Ini Terminal Mojok

7 Lagu Westlife Paling Dikenang Sepanjang Masa, Generasi 90-an Pasti Pernah Belajar Bahasa Inggris dari Lagu-lagu Ini (Featureflash Photo Agency/Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kita semua tahu, Konser Westlife di Candi Prambanan pada 2 Oktober kemarin menuai kritik. Tentu saja ini mengagetkan, mengingat konser ini sudah ditunggu banyak orang. Lumrah, Westlife bukanlah boyband kacangan, mereka legenda.

Mungkin kalian tahu beberapa cerita lewat media-media yang menceritakan semrawutnya konser. Dalam artikel ini, saya mau menceritakan secara detil apa yang sebenarnya terjadi. Soalnya saya nonton konser ini. Baiklah, kita mulai.

Sebagai pemegang tiket Festival B, saya tiba di area konser sekitar pukul 19.30. Jika dilihat dari rundown acara, seharusnya Dave Moffatt sedang tampil. Namun, panggung masih gelap dan lampu belum menyala. Saya bergerak mencari titik berdiri dengan jarak pandang ke panggung yang nyaman. Saat itu penonton di sekitar saya belum teramat riuh. Kebanyakan sambatnya seputar konsernya kok tidak segera dimulai.

Saya yang kurang paham dengan keluhan penonton lalu tanya ke penonton di depan saya. Katanya, mereka sudah menunggu dari sore di depan panggung dalam kondisi hujan, tapi D’Masiv, Nania, dan Dave Moffatt belum tampil. Penonton tersebut juga menambahkan bahwa sepertinya mereka bertiga di-skip mengingat waktu sudah malam. MC juga tidak memberikan info keterangan sehingga penonton seperti digantung nggak jelas. Kala itu jam menunjukkan hampir pukul 20.00.

Saat saya tiba di Prambanan, hujan memang masih turun, tetapi tidak dalam taraf yang deras banget. Lebih ke arah gerimis yang konsisten. Terlihat banyak penonton yang mengenakan mantol plastik. Dari perjalanan dari area parkiran, ticketing, hingga pintu masuk area konser tampak para calo mengobral tiket Westlife dengan harga edan. Saya sempat dihampiri calo yang menawarkan tiket Festival B seharga 500 ribu. Turun jauh dari harga normal yakni 1,5 juta.

Di panggung terlihat peralatan band seperti drum dihampiri beberapa kru. Dalam keterbatasan penglihatan saya karena kondisi panggung yang lumayan gelap, alat-alat band yang semula diplastikin itu sempat dibuka plastiknya sebentar. Hal ini disambut ramai para penonton. Namun setelahnya justru peralatan tadi dipinggirkan sehingga panggung jadi kosong. Penonton riuh. Sepanjang kondisi ini MC belum muncul. Terdengar alunan lagu yang diputarkan guna mengisi “durasi kekosongan” tersebut.

Selama periode penantian ini, terpantau beberapa orang sibuk di atas panggung. Saya mengidentifikasinya sebagai panitia EO & tim dari Westlife sebab ada beberapa bule di sana (hal ini yang kemudian ditegaskan oleh pengakuan penonton di barisan depan yang curhatannya dapat kita jumpai di akun Instagram EO-nya atau promotornya). Mereka lalu sibuk menyusun penerangan darurat secepat mungkin. Setelahnya disusul dengan menempatkan empat kursi di panggung. Penonton semakin riuh dengan banyak yang ngomong, “Suweee, ayo ndang lekas, gek ndang”.

Setelah urusan panggung kelar, kedua MC muncul. Saya tidak dapat mengidentifikasi wajah MC-nya karena jarak pandang yang tidak dekat plus gelap. MC menyerukan permohonan agar para penonton bersabar menunggu Westlife. Yang terjadi berikutnya kian menambah jengkel penonton. MC mengucapkan selamat datang kepada para pejabat seperti Muhaimin Iskandar dan Bupati Klaten. Penonton sontak menyambut dengan teriakan huuuuu yang kencang sembari menunjukkan gesture tangan pertanda kekesalan.

Baca Juga:

Orang-orang Tetap Nonton Konser di Tengah Kondisi Ekonomi yang Nggak Baik-baik Aja, Inikah Fenomena Lipstick Effect?

3 Alasan JIS Jadi Tempat Konser Red Flag, Bikin Penonton Ogah-Ogahan

Uniknya, sebelum konser dimulai, MC mempersilakan Muhaimin Iskandar naik panggung guna memimpin doa untuk para korban tragedi Kanjuruhan. Penonton semakin berteriak huuuu. Penonton di dekat saya berteriak “aku pengen nonton Westlife bukan pejabat, ngapaian pejabat di situ woyyy, ndang mudhun”. Para penonton tentu saja setuju dengan sesi doa bersama jelang konser, tetapi kok yo harus ngundang pejabat (yang konon mau nyapres) naik panggung. Apakah sesi doanya tidak bisa dipimpin oleh MC saja?

Akhirnya yang ditunggu pun tiba. Westlife muncul sekitar jam 20.30. Mereka meminta maaf atas kondisi panggung yang gelap dan menjanjikan penampilan yang tetap bagus. Dibuka dengan “Uptown Girl” dan ditutup dengan “You Raise Me Up”, jujur saja saya bingung hendak berkomentar apa. Sekian lagu yang dibawakan Westlife sejujurnya tidak semuanya versi full. Ada beberapa yang dibuat medley dan versi potongan dengan disamarkan dalam mode dialog seperti “Unbreakable”, “Seasons In The Sun”, “If Your Hearts Not It In”, dan “No No”. Sebagian yang bukan versi full ini ada dalam sesi ngobrol mereka dengan Sissy AADC.

Westlife terlihat berupaya keras agar penampilan mereka tetap dapat berjalan lancar. Mereka berupaya menaikkan mood penonton dengan dialog yang bertujuan mencairkan suasana seperti saat Shane membahas flashback lagu di tahun 1999, Mark yang bersenandung “Twinkle-Twinkle Little Star“, Kian yang nggodain Nicky dengan membahas usia, hingga Nicky yang diberi ucapan happy birthday di panggung.

Saya yang nonton merasa sedih jika harus mengingat bagaimana Westlife harus menyalakan flashlight di hape mereka saat bernyanyi agar wajah mereka dapat dilihat penonton. Ada pula adegan di mana mereka berdiri sambil memegangi dua lampu portable yang menyala. Tidak heran jika sedari awal konser mereka juga sering meminta penonton untuk menyalakan flashlight dari hape masing-masing. Ini tidak semata-mata agar konsernya terkesan romantis, melainkan karena memang situasinya gelap.

Jika dilihat dari janji konser keren yang ditawarkan, kemampuan EO menyediakan plan B dan plan C saat panggung diguyur hujan patut dipertanyakan. Dampak nyata dari panggung yang kurang baik adalah nyaris di sepanjang acara personel Westlife berdiri di panggung bagian tengah. Mereka terpantau hanya sekali menyapa penonton dengan berjalan ke panggung kiri dan kanan. Panggung yang licin usai diguyur hujan menghambat mereka untuk berkoreografi ke sana-sini. Saya heran mengapa panggung ini tidak didirikan menghadap ke utara alias membelakangi candi persis (seperti saat konser Dewa 19 di Prambanan awal Agustus 2022). Konser Westlife kemarin tidak benar-benar berlatar candi sebab panggung menghadap timur dengan candinya di arah barat daya.

Jika dilihat dari penampilan Westlife, dengan keterbatasan tadi, saya salut dengan usaha mereka. Westlife mengupayakan agar konser tetap bergulir. Meski banyak penonton di akhir konser yang kecewa karena durasi konser yang tidak sampai 1,5 jam dan serasa nonton acara karaoke, penampilan Westlife patut diapresiasi karena mereka bisa saja memilih untuk tidak manggung dengan pertimbangan keselamatan.

Di depan panggung mereka happy, lain cerita di belakang panggung. Manajemen Westlife sepertinya kecewa yang dibuktikan dengan tidak adanya unggahan di Instagram terkait konser di Prambanan hingga tulisan ini dibuat.

Namun, jangan tanyakan kesan nonton konser bagi penonton di area VVIP ya. Wes mbayare 3,5 juta, duduk di kursi basah, tidak ada tenda atap, dan jarak pandang ke panggung yang jauh. Wes pokoke nggak asyik. Untuk harga tiket yang jauh di atas UMR Jogja, konser tadi pasti super gelap bagi mereka yang berjuang mengumpulkan duit agar bisa nonton Westlife. Lha mbok yakin.

Penulis: Christianto Dedy Setyawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 7 Lagu Westlife Paling Dikenang Sepanjang Masa, Generasi 90-an Pasti Pernah Belajar Bahasa Inggris dari Lagu-lagu Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2022 oleh

Tags: konserprambananWestlife
Christianto Dedy Setyawan

Christianto Dedy Setyawan

Pencinta literatur yang hobi blusukan sejarah

ArtikelTerkait

7 Rekomendasi HP yang Cocok buat Nonton Konser Terminal Mojok

7 Rekomendasi HP yang Cocok buat Nonton Konser

12 November 2022
JIS Venue Konser Paling Menguji Kesabaran Mojok.co

JIS Venue Konser Paling Menguji Kesabaran

18 September 2024
5 Hal yang Perlu Kamu Pikirkan Sebelum Ikut-ikutan War Tiket Konser Coldplay

5 Hal yang Perlu Kamu Pikirkan Sebelum Ikut-ikutan War Tiket Konser Coldplay

17 Mei 2023
3 Pelajaran Hidup dari Aksi Sepatu Roda Ariel Noah terminal mojok

3 Pelajaran Hidup yang Bisa Kita Petik dari Aksi Sepatu Roda Ariel Noah

25 November 2021
Mari Berjingkrak Bersama 10 Lagu Terbaik Weezer Terminal Mojok

Mari Berjingkrak Bersama 10 Lagu Terbaik Weezer

20 November 2022
Harga Tiket Konser Lebih Tinggi dari UMR, Promotor Juga Nggak Menjamin Kelancaran. Sungguh Miris Cari Hiburan di Indonesia

Harga Tiket Konser Lebih Tinggi dari UMR, Promotor Juga Nggak Menjamin Kelancaran. Sungguh Miris Cari Hiburan di Indonesia

2 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.