Saya yakin sebagian besar dari Anda yang membaca ini tidak mengenal Kertosono. Wajar saja, karena Kertosono memang hanya nama salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Wajar banget kalau nggak tahu. Misal ada yang tahu, antara memang warga Jawa Timur, atau sering ke Jawa Timur.
Atau jika belum pernah ke Jatim, tapi pernah mendengar, kemungkinan karena Kertosono pernah disebutkan oleh artis Eca Aura di salah satu tayangan YouTube sebagai kampung halaman ibunya. Iya, itu dia Kertosono yang saya maksud.
Denny Caknan? Bukan, itu Kartonyono. BEDA.
Lokasi Kertosono berbatasan langsung dengan wilayah Kediri dan Jombang. Sebagai gerbang masuk Kabupaten Nganjuk, Kertosono menjelma sebagai wilayah ampiran untuk para pelancong yang kebetulan lewat di wilayah tersebut. Tidak banyak yang tahu bahwa Kertosono adalah tempat pecel terenak yang pernah ada di semesta ini.
Tentu saya berbicara pecel sayur, bukan pecel lele atau ayam yang seperti orang Jakarta bilang. Makanan murah meriah empat sehat paripurna. Satu porsi nasi pecel terdiri dari nasi, kulupan (berbagai varian sayuran rebus, timun, lamtoro, dsb), ditambah peyek sebagai pelengkap. Lalu semuanya itu disiram bumbu pecel dan sambel tumpang. Inilah yang membuat pecel Kertosono beda dari yang lain.
Sungguh merugilah Anda sekalian yang belum pernah merasakan perpaduan bumbu pecel yang nutty dan spicy dengan sambel tumpang yang gurih sedap bersantan. Beeeeehh. Tentu saja Anda bisa menambah lauk sesuai selera. Dari yang basic seperti tahu dan tempe goreng, hingga segala macam sate seperti sate ayam, usus, jeroan, kikil, juga ayam bakar. Menulis ini saja perut saya langsung keroncongan.
Kertosono pernah muncul di Mojok
Sebenarnya Pecel Kertosono sudah pernah diliput reporter Mojok dan artikelnya ditayangkan pada 2022 lalu. Dalam liputan tersebut diperkenalkan salah satu pecel Kertosono yang legendaris, yaitu pecel Mbah Mi. Sebagai native Kertosono, saya menyetujui penuh isi artikel tersebut. Tapi saya juga ingin menambahkan bahwa pecel yang enak di Kertosono ada buwanyak. Sungguhan. Bahkan bisa saya bilang jika Anda ke Kertosono dan mampir ke warung pecel secara random, pasti pecelnya enak. Kalau ndak ya berarti Anda saja yang kurang beruntung.
Di sepanjang jalan Gatot Subroto, terdapat deretan penjual nasi pecel yang buka sampai dini hari. Jadi Anda bisa menikmati nasi pecel jam berapa pun Anda mau. Saat bulan puasa pun nasi pecel tetap menjadi pilihan menu sahur yang paling laris. Sebagai bukti komitmen Kertosono menjadi pusat pecel, dibangunlah tugu pecel yang diresmikan pada awal tahun 2023 lalu.
Sesuai namanya, tugu ini berbentuk satu pincuk nasi pecel lengkap dengan peyek. Meskipun awalnya menuai kontroversi karena menghabiskan 60 juta untuk hasil yang bikin mengelus dada, tapi tugu ini sudah diperbaharui sehingga lebih mendingan dan bisa jadi kebanggaan.
Kalah terkenal sama Madiun dan Kediri
Tapi ya, meski sudah effort sedemikian rupa, saya tetap merasa pecel Kertosono itu underrated. Pada umumnya jika menyebut pecel maka yang terlintas langsung pecel Madiun, Kediri, atau malah pecel lele. Jarang sekali di kota lain saya melihat warung makan yang secara spesifik menulis pecel Kertosono.
Saya sebagai warga Kertosono yang tinggal di Malang harus nunggu mudik dulu hanya untuk makan pecel. Sudah beberapa kali mencoba pecel di Malang, tapi belum ada yang menyamai kelezatan pecel di kampung. Apalagi sudah jelas ndak akan ada sambel tumpangnya.
Memang tulisan ini sangat bias, sebagai warga asli situ saya tentu akan menjunjung tinggi kuliner daerah saya. Tapi saya yakin, Anda akan lebih bisa memahami tulisan saya setelah mencoba sendiri kenikmatan Pecel Kertosono.
Kertosono, tak bisa dimungkiri, daerah yang kalah terkenal ketimbang daerah lain di Jatim. Tapi, saya yakin, ketika kalian ke sana, ya memang tetap nggak bikin penilaian berubah sih, tapi pecelnya jelas bikin kalian-kalian balik lagi.
Penulis: Nimas Faradyta
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Kelebihan Sego Pecel Tumpang Kertosono yang Beda dari Daerah Lain