4 Tanda Kalian Nggak Cocok Kerja di Pabrik, Tempat Ini Hanya untuk Orang-orang Bakoh dan Disiplin

4 Tanda Kalian Nggak Cocok Kerja di Pabrik, Tempat Ini Hanya untuk Orang-orang Bakoh dan Displin Mojok.co

4 Tanda Kalian Nggak Cocok Kerja di Pabrik, Tempat Ini Hanya untuk Orang-orang Bakoh dan Displin (unsplash.com)

Saya pernah beberapa kali kerja di pabrik. Awalnya, saya sempat magang di pabrik kaca milik perusahaan Jepang yang terletak di Jakarta. Saya juga pernah bekerja di pabrik alat berat di Gresik. Terakhir, saya terdampar di pabrik yang memproduksi pintu air dan pipa di Tegal. 

Pengalaman bekerja di pabrik membuat saya sadar, nggak semua orang cocok bekerja di pabrik. Proses mengolah material mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi hingga siap dikirim, bisa jadi nggak nyaman untuk sebagian besar orang. Berdasar pengalaman saya, orang-orang di bawah ini yang akan kesulitan kerja di pabrik. 

#1 Kerja pabrik tidak untuk mereka yang nggak tahan bising

Bising menjadi hal yang lumrah di pabrik. Kebisingan bersumber dari banyak hal, utamanya mesin proses produksi ataupun alat angkut dan angkat untuk memindahkan material. Saking berbahaya kebisingan ini, bagian Safety Health and Environment (SHE) selalu mengecek kebisingan pabrik secara berkala dan memastikan kebisingan tersebut  masih dalam ambang batas aman. Nah, kalau kalian tipe orang yang nggak tahan dengan suara bising, kalian akan kesulitan kerja di pabrik.

#2 Tidak tertib dan teliti akan membahayakan nyawa

Di dalam pabrik, lajur pejalan kaki sudah dipersiapkan tersendiri. Biasanya lajur pejalan kaki tersebut dicat warna hijau, sedangkan jalur permesinan dicat berwarna merah. Adanya jalur pejalan kaki tersebut bertujuan agar karyawan bisa lalu-lalang dengan aman, jauh dari bahaya tersandung ataupun tertabrak forklift. 

Di pabrik Jepang, aturan keamanan lebih ketat. Sejauh pengalaman saya ketika magang, karyawan dan tamu harus menengok ke kanan-kiri terlebih dahulu sebelum menyebrang sambil teriak: “Kanan oke, kiri oke, depan oke.” Kalau nggak terbiasa disiplin akan aturan-aturan detail seperti ini, kalian akan kesulitan kerja di pabrik. Lebih tepatnya, nyawa kalian akan jadi taruhan.  

#3 Kerja pabrik wajib pakai APD, kalau nggak betah mending mundur saja

Kalau kalian tidak betah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), lebih baik urungkan niat menjadi kerja di pabrik. APD merupakan hal yang sangat penting ketika kita sedang bekerja di pabrik. APD wajib yang kita gunakan adalah safet helmet, rompi ber skotlet, dan safety shoes. Untuk kacamata, ear plug dan sarung tangan bersifat sunah tergantung pekerjaan apa yang sedang kita lakukan. 

Celakanya banyak pekerja yang menganggap remeh APD. Mereka tidak memakai APD hingga bertukar APD dengan rekan kerja yang lain. Itu mengapa pengecekan APD akan dilakukan setiap pagi saat apel sebelum bekerja. Sama halnya dengan polisi, Departemen SHE wajib menilang karyawan apabila tidak memakai APD yang telah ditentukan sebelumnya.

#5 Tidak suka lembur

Namanya juga kerja pabrik, pasti proses produksi ditarget setinggi mungkin. Tentu target yang tinggi tersebut harus dicapai dengan berbagai cara. Salah satunya dengan jam lembur selepas jam normal. Bagi yang tidak berkenan lembur siap-siap dapat surat peringatan dari personalia. Lebih parah lagi kontrak kerjanya tidak diperpanjang.

Terdengar kejam memang, tapi begitulah kenyataannya. Itu mengapa kalian harus siap-siap kerja keras bagai kuda. Kalau kira-kira nggak kuat, mending urungkan niat bekerja di pabrik. 

Tidak ada satu orang pun yang mengatakan kerja di pabrik itu mudah. Namun, setelah benar-benar terjun bekerja, tantangannya jauh lebih besar. Selain memerlukan kondisi fisik yang prima, kerja di pabrik perlu punya kedisiplinan dan ketelitian tinggi. Kalau tidak, nyawa diri sendiri dan rekan kerja bisa jadi pertaruhan. 

Penulis: Arief Nur Hidayat
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Orang Wonogiri Layak Dinobatkan sebagai Orang Paling Bakoh Se-Jawa Tengah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version