Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kerja Keras Nggak Bikin Kaya, yang Ada Malah Bikin Mati

Atik Soraya oleh Atik Soraya
24 Februari 2021
A A
kerja keras cara mendapatkan uang dari internet uang pulsa 50 ribu dari kampus UNS, gaji umr tabungan penghasilan milenial uang pekerja boros mojok.co

cara mendapatkan uang dari internet uang pulsa 50 ribu dari kampus UNS, gaji umr tabungan penghasilan milenial uang pekerja boros mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bill Gates bilang “jika Anda lahir miskin itu bukan kesalahan Anda, tetapi jika Anda meninggal miskin itu kesalahan Anda.” kata mutiara dari Bill Gates tadi menyentuh saya, mengingatkan saya kalau kekayaan dan “menjadi kaya” secara tidak disadari masih menjadi tujuan dari menghabiskan hidup di dunia.

Kalau di Indonesia, ketika seseorang miskin, kebanyakan orang akan mengecap bahwa kemiskinan itu datang dari diri orang itu sendiri. Kemiskinan dikaitkan dengan kemalasan orang bekerja atau tak mau kerja keras.

Ketika dia miskin, (pastilah) karena orang tersebut malas bekerja. Ketika orang bodoh, pasti dia miskin. Kebodohan dan kemiskinan jadi satu paket lengkap yang sumbernya pasti karena kesalahan orang tersebut yang malas dan tidak mau bergerak jadi lebih baik untuk dirinya sendiri.

Padahal orang yang sudah “kerja keras” banting tulang pun belum tentu bisa kaya. Bagi karyawan yang hidup dengan gaji UMP dan harus menghidupi anggota keluarga lain, atau punya beban finansial lain, gaji yang ada hanya untuk hidup dari bulan ke bulan. Gimana mau kaya?

Hal lawak yang sangat lucu tentang kerja keras membawa kekayaan memang biasanya datang dari orang kelas atas atau kelas menengah yang punya privilege. Bisa jadi golongan tersebut benar-benar membuktikan bahwa mereka “bekerja keras” dan akhirnya mengumpulkan pundi rupiah dan harta kekayaan lain. Sementara itu, di belakang mereka tersedia begitu banyak privilege yang menyokong “kesuksesan dari hasil kerja keras.”

Golongan orang yang masih suka mengecap kemiskinan disebabkan karena sifat pemalas mungkin belom tau rasanya kerja lebih dari delapan jam yang hanya mendapat gaji UMP atau bahkan dibayar harian. Mungkin golongan orang yang berani mengecap tersebut juga belum pernah merasakan saat karyawan mengeluh bosan karena wfh, ada karyawan “pekerja keras” yang harus WFO dan akhirnya terkena Covid-19 cluster perkantoran lalu membawa pulang virus tersebut dan membuat anggota keluarga lain tertular.

Menghabiskan sisa hidup di dunia sebagai orang dewasa adalah hal yang terkutuk. Tapi, ketika kamu dewasa dan kamu miskin, hidup akan jauh lebih tidak adil. Untuk bisa bertahan hidup dan menghidupi orang lain, orang dewasa secara mau tidak mau harus bekerja. Tapi, sudah bekerja keras pun kamu masih tetap begitu-gitu aja dan ada orang yang punya privilege seenaknya bilang “karena kamu enggak kerja keras, jadi kamu begitu-gitu aja.” Tanpa privilege, kerja kerasnya orang pekerja keras hanya akan mengantarkan kepada kematian bukan kekayaan.

Alih-alih mencoba untuk melihat sistem yang salah, ketika sudah bekerja dan kamu miskin, golongan orang yang merasa dirinya sukses karena kerja keras akan tetap mengecap kamu pemalas atau tidak bekerja keras. Intinya ya memang tidak ada yang salah dengan cara dan sistem hidup kita selama ini. Seberapapun lelahnya kamu bekerja tapi kamu tidak mendapatkan apapun, kamu tetap salah karena “kamu masih malas dan tidak bekerja keras.”

Baca Juga:

Trenggalek Rasa Menteng: Derita Sobat UMR Surabaya Mencari Tanah di Durenan Trenggalek

Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong

Sepertinya golongan orang beruntung yang bisa sukses karena “kerja keras” tadi perlu mengetahui lebih jauh tentang kemiskinan struktural. Bahwa seorang pekerja yang juga memiliki dua kerja sampingan ternyata memiliki penghasilan yang sama atau bahkan jauh lebih kecil dengan mereka yang punya privilege.

Golongan tersebut juga perlu tahu fakta bahwa ada orang yang dari usia produktifnya sudah bekerja dan tetap bekerja di usia senja hanya untuk bisa makan sehari-hari. Kurang kerja keras apa lagi manusia-manusia ini?

Menjadi miskin atau terlahir miskin bukan dosa, meninggal dalam keadaan miskin pun bukan kesalahan. Kekayaan di dunia bukan sesuatu yang perlu dikejar. Rasanya capek sekali jika selama dikasih kesempatan hidup di dunia tapi isinya hanya mengejar sesuatu. Bukannya mengejar kekayaan dunia hanya membuat kita terperosok ke dalam ketamakan?

Sudah, sudah, nggak perlu kerja keras lagi. Sekarang mending kita kerja cerdas aja. Jangan bekerja terlalu keras untuk memperkaya orang lain sementara kamu kelelahan dimakan waktu.

BACA JUGA Upah Minimum Jogja Sangat Humble, Sampai Ditertawakan Kuda Milik Kraton Jogja atau tulisan Atik Soraya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2021 oleh

Tags: Kemiskinankerja kerasPrivileseUMR
Atik Soraya

Atik Soraya

ArtikelTerkait

Kuliah Mahal, Gaji Minimal: UMR Bukan Upah Layak untuk Sarjana Fresh Graduate, Itu Penghinaan!

Kuliah Mahal, Gaji Minimal: UMR Bukan Upah Layak untuk Sarjana Fresh Graduate, Itu Penghinaan!

25 Mei 2025
Indomie Bukan Makanan Legendaris, Ia Cuma Simbol Krisis dan Kemiskinan Kolektif

Indomie Bukan Makanan Legendaris, Ia Cuma Simbol Krisis dan Kemiskinan Kolektif

21 September 2025
5 Kuliner Khas Banyumas yang Wajib Dicoba Terminal Mojok

Selamat Hari Jadi Kabupaten Banyumas: Jalan Rusak, Macet, dan Kemiskinan Masih Menghiasi Kota Satria

21 Februari 2023
Kalian Masih Membela Upah Murah Jogja Ketika Defisit Gaji Jadi Realitas? Mending Kita Gelut! gaji di jogja

Kalian Masih Membela Upah Murah Jogja ketika Defisit Gaji Jadi Realitas? Mending Kita Gelut!

15 Maret 2024
nasi jinggo pindah ke bali arak bali kkn ruu minuman beralkohol mojok

Kalau Artis dan Bule Pindah ke Bali, Terus Orang Bali Mau Ngungsi ke Mana?

30 Januari 2021
Bedah Rumah dan Uang Kaget, Atraksi Kemiskinan di Layar Kaca Terminal Mojok

Bedah Rumah dan Uang Kaget, Atraksi Kemiskinan di Layar Kaca

21 Januari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.