Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Stop Glorifikasi Kerja di Bali, Nyatanya Nggak Seindah yang Dibayangkan Orang

Eunike Dewanggasani W. S. oleh Eunike Dewanggasani W. S.
16 Desember 2023
A A
Stop Glorifikasi Kerja di Bali, Nyatanya Nggak Seindah yang Dibayangkan Orang

Stop Glorifikasi Kerja di Bali, Nyatanya Nggak Seindah yang Dibayangkan Orang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Polusinya hampir sama, tapi tidak separah di Pulau Jawa

Untuk perhatian, hal ini murni berdasarkan pendapat saya. Lantaran saya tinggal di Denpasar dan harus pulang-pergi kerja setiap hari, saya merasa bahwa polusi di jalanan Bali tak jauh beda dengan di Jawa. Terlebih, hidup di Bali itu wajib hukumnya memiliki kendaraan (minimal motor) karena kendaraan umum sangat terbatas sekali di sini. Jadi, polusi kendaraan bermotor di sini lumayan tinggi, apalagi kalau tinggal di daerah yang padat penduduk.

Meski begitu, udara di Bali jelas bersih karena di sini minim pabrik industrial yang menghasilkan limbah asap. Bintang-bintang pun masih bisa terlihat di langit malam.

Kalau ingin menikmati tanggal merah di Bali, lihat dulu tempat kerjanya

Masih menyenggol poin pertama, nih. Jadi gini, walaupun tersedia banyak tempat wisata menarik di Bali, sebagai pekerja kantoran, tentu saya tetap harus melihat kalender untuk tahu kapan waktunya bersantai sepanjang hari. Nah, masalahnya, hal ini tergantung pada kebijakan kantor masing-masing.

Di Bali, umumnya kalau pemilik usaha beragama Hindu, maka ketika ada acara keagamaan Hindu (yang bahkan tidak tercatat sebagai tanggal merah di kalender nasional pun), akan ada libur/kebijakan kerja setengah hari. Tapi, paling apes ya kalau kerja dengan orang asing di Bali. Ada yang hanya bisa libur di tanggal merah kalau memang agama yang merayakan hari tersebut sama dengan agama karyawan. Sisanya? Tetap kerja!

Melting pot yang terkadang bikin kesal

Di Bali ada banyak perantau. Tidak hanya dari dalam negeri, perantau dari luar negeri pun juga ada. Jadi, tinggal dan kerja di Bali berarti harus menyiapkan hati untuk berdampingan dengan banyak orang dari berbagai macam latar belakang. Melting pot banget, deh.

Berdasarkan pengalaman pribadi, sebetulnya yang membuat hati jengkel adalah kelakuan orang dari luar Indonesia. Banyak yang tidak tahu tata krama dan nilai sopan santun yang dianut kita. Kalau lembur dan harus pulang kerja malam, sudah pasti saya akan melihat bule mabuk yang mengendarai motor ugal-ugalan di jalanan Bali.

Selama tinggal di sini, saya sempat berpikir bahwa stereotipe yang kita sematkan ke turis berdasarkan kewarganegaraannya itu sebetulnya tercipta bukan tanpa bukti. Karena memang sepenglihatan saya, orang dari negara XX ternyata memang jorok. Atau, orang dari negara XY ternyata memang suka melanggar peraturan. Stereotipe ini tidak bisa diterapkan ke semua orang sih, tapi saya jadi tahu mengapa stereotipe itu bisa tercipta, hehehe.

Godaan untuk berbelanja, terutama kalau kerja dan tinggal di daerah ramai turis di Bali

Kalau ditanya soal biaya hidup di Bali tinggi atau tidak, sebetulnya tergantung pribadi masing-masing. Kalau pengin serba murah, tentu ada alternatifnya seperti berbelanja ke warung lokal terdekat dan makan makanan khas Indonesia. Tapi, tentu ada dong saatnya kita ingin sesekali mencoba makanan terkenal dan sering dikunjungi turis. Nah, hal-hal seperti ini yang membuat kita harus menguasai diri untuk mengatur keuangan.

Baca Juga:

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

Selain makanan dan kebutuhan hidup, ada juga godaan untuk membeli barang-barang sekunder atau oleh-oleh. Orang yang kerja dan tinggal di Bali harus pintar-pintar membandingkan harga supaya tidak langsung asal beli. Intinya, kalau merantau di Pulau Dewata, usahakan berteman dengan orang Bali asli atau orang yang memang sudah lama tinggal di sini. Supaya kita punya referensi untuk mencari barang atau jasa dengan harga termurah tanpa harus kegocek harga turis!

Terlepas dari lima poin barusan, saya percaya setiap daerah pasti memiliki sisi positif dan negatif masing-masing. Tinggal dan kerja di Bali membut saya sadar indahnya budaya lokal serta nilai jati diri rakyat Indonesia yang masih tertanam jelas dalam masyarakat, yaitu ramah tamah. Akhir kata dari saya yang non-Bali tapi merantau di Bali: saya tidak akan pernah setuju kalau Pulau Jawa dan Bali dihubungkan dengan jembatan!

Penulis: Eunike Dewanggasani W. S.
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kenapa sih Mahasiswa Selalu Memilih Bali sebagai Tujuan KKL? Emangnya Nggak Ada Tempat Lain?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2023 oleh

Tags: balibekerjakerjakerja di BaliLowongan Kerjalowongan kerja balimerantauperantau
Eunike Dewanggasani W. S.

Eunike Dewanggasani W. S.

Mahasiswa tingkat akhir yang sedang malas bersosialisasi.

ArtikelTerkait

6 Cerita Misteri di Gunung Agung yang Perlu Diketahui terminal mojok.co

6 Cerita tentang Gunung Agung yang Perlu Diketahui Pendaki

31 Desember 2021
Jangan Ajak Orang Ngawi Merantau karena di Ngawi Banyak Lowongan Pekerjaan

Jangan Ajak Orang Ngawi Merantau karena di Ngawi Banyak Lowongan Pekerjaan

6 September 2025
Percayalah, Jakarta Selatan Bukan Tempat yang Ideal bagi Perantau yang Mulai dari Nol, Hidupmu Bakal Sengsara di Sini!

Percayalah, Jakarta Selatan Bukan Tempat yang Ideal bagi Perantau yang Mulai dari Nol, Hidupmu Bakal Sengsara di Sini!

5 Juni 2025
7 Sisi Terang Jakarta yang Jarang Dibahas, tapi Nyata Adanya: Bikin Saya Betah dan Nggak Jadi Pulang Kampung

7 Sisi Terang Jakarta yang Jarang Dibahas, tapi Nyata Adanya: Bikin Saya Betah dan Nggak Jadi Pulang Kampung

6 November 2025
Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Syarat Kerja ‘Rajin Sholat Lima Waktu’ kok Terasa Begitu Ganjil, Ya?

24 Januari 2021
Meluruskan Stereotipe Keliru tentang Bogor yang Ada di Benak Orang Palembang Mojok.co

Meluruskan Stereotipe Keliru tentang Bogor yang Ada di Benak Orang Palembang

6 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.