Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Kereta Api Wisata Ambarawa: Mahal, Ribet, Sumpek, tapi Tetap Diburu Para Wisatawan

Dhimas Muhammad Yasin oleh Dhimas Muhammad Yasin
16 November 2023
A A
Kereta Api Wisata Ambarawa: Mahal, Ribet, Sumpek, tapi Tetap Diburu Para Wisatawan

Kereta Api Wisata Ambarawa: Mahal, Ribet, Sumpek, tapi Tetap Diburu Para Wisatawan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah menjadi rahasia umum kalau Ambarawa selalu identik dengan kereta wisatanya. Saya pernah berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa sekaligus menjajal langsung kereta wisatanya. Kereta wisata ini biasa dikenal dengan nama Kereta Api Wisata Ambarawa.

Jadi, Museum Kereta Api Ambarawa yang jadi satu dengan Stasiun Ambarawa ini buka setiap hari, mulai pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Tapi, bagi yang ingin naik kereta api wisatanya hanya bisa dilakukan pada Sabtu, Minggu, dan libur nasional saja.

Sebagai catatan, kalian harus bersepakat kalau setiap spot wisata pasti ada plus-minusnya. Takutnya kalian punya ekspektasi tinggi terhadap kereta wisata ini. Tentu banyak komentar positif yang bisa kita temukan di berbagai media terkait kereta wisata ini. Tapi, saya justru merasakan kekurangan yang ternyata juga dikeluhkan oleh para penumpang lainnya.

Setidaknya ada tiga keluhan yang saya rasakan selama menjajal kereta wisata ini.

Tiket Kereta Api Wisata Ambarawa mahal!

Sebagai salah satu kereta wisata yang cukup bergengsi di kelasnya, harga tiket KA Wisata Ambarawa bisa dibilang mahal. Dengan harga tiket sebesar 100 ribu rupiah, kita hanya diajak jalan-jalan dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Tuntang sekitar 6 kilometer saja via lokomotif diesel vintage, bukan lokomotif uap.

Setelah itu, kereta wisata ini akan berputar balik dan kita akan kembali lagi ke Stasiun Ambarawa. Jadi, kita akan melewati jalur yang sama dengan sudut pandang yang berbeda. Perjalanan pergi dan pulang ini akan kita rasakan sekitar satu jam lamanya.

Sebagai perbandingan, kalau di daerah saya ada juga kereta wisata yang bernama Sepur Kluthuk Jaladara. Memang, sih untuk bisa naik kereta wisata ini, kita harus reservasi atau menyewanya secara rombongan sekitar 3,5 juta rupiah.

Tapi, kalau ditinjau dari kapasitas optimal keretanya yang bisa menampung 70 penumpang atau 2 gerbong, berarti setiap orang cukup membayar iuran 50 ribu rupiah saja. Sudah begitu, kereta wisata ini memakai lokomotif uap. Hal ini tentu membuat sensasi menaikinya jauh lebih seru.

Baca Juga:

Perjalanan Bersama Joglosemarkerto Mengubah Cara Saya Melihat Kereta Ekonomi

Sudah Saatnya KAI Menyediakan Gerbong Khusus Pekerja Remote karena Tidak Semua Orang Bisa Kerja Sambil Desak-Desakan

Sumpah, ribet

Di zaman modern seperti saat ini, rasanya cukup disayangkan kalau pembelian tiket KA Wisata Ambarawa hanya bisa dilakukan secara offline di loket Stasiun Ambarawa. Selain itu, keterbatasan kuota penumpangnya makin meningkatkan risiko kecele. Kasihan, kan kalau misal ada penumpang yang jauh-jauh datang dari luar kota, tapi nggak kebagian tiket.

Saya saja yang dibela-belain datang pagi, baru kebagian tiket untuk jadwal keberangkatan pukul 1 siang. Alhasil selama lima jam menunggu, saya muter-muter nggak jelas di Ambarawa. Sebagai gantinya, saya jadi tahu dan menghayati tempat-tempat bersejarah di sana, seperti Monumen Palagan Ambarawa, Museum Isdiman Palagan Ambarawa, dan Benteng Pendem Ambarawa.

Lalu, saya pergunakan waktu satu jam sebelum keberangkatan untuk menunggu sembari berkeliling di dalam Museum Kereta Api Ambarawa. Oh ya, berhubung bangunan museum ini merangkap stasiun, kita diwajibkan membayar biaya masuk sebesar 20 ribu rupiah. Gampangnya, untuk bisa naik KA Wisata Ambarawa, kita harus membayar tiket masuk museumnya terlebih dahulu. Cukup ribet, bukan?

Kereta Api Wisata Ambarawa itu sumpek!

Sebagai kereta wisata klasik, kenyamanan Kereta Api Wisata Ambarawa bisa dibilang B saja. Seluruh ruangan dan benda dalam gerbong ini berkayu. Selama duduk di sini, rasanya mungkin mengingatkan kita akan bangku sekolah atau taman. Orang-orang yang bertubuh besar dan tinggi nggak akan betah berlama-lama duduk di sini.

Lalu, tempat duduk kereta wisata ini modelnya memanjang dan saling berhadapan dengan formasi 2-2. Jadi, kita harus bertatap muka dengan penumpang lain. Jika kebetulan kita satu tempat duduk dan berhadapan dengan orang dewasa, kedua kaki kita akan berdempetan satu sama lain. Hal ini tentu menambah kesumpekan kita selama perjalanan.

Kemudian, jendelanya berkayu tanpa kaca dengan model geser atas-bawah. Jadi, kalau sedang hujan, siap-siap saja kita tutup rapat-rapat semua jendela itu kalau nggak ingin basah kuyup. Di dalam juga terasa agak gelap saat kita tutup semua jendela itu karena nggak ada lampu ruangan di gerbong ini. Padahal, tujuan utama kita naik kereta wisata ini supaya bisa lihat-lihat pemandangan luar, kan?

Terus, klakson kereta wisata ini nyaring sekali. Bahkan, lengkingannya nggak beda jauh dengan klakson kora-kora di pasar malam. Bagi yang membawa anak kecil, siap-siap saja mereka akan kaget mendengar bunyi klaksonnya berkali-kali dan menangis sepanjang perjalanan. Bagi yang duduk di gerbong terdekat dengan lokomotif, kuping kita mungkin akan merasakan sensasi berdenging yang hebat.

Ditambah lagi, laju kereta wisata ini nggak semulus kereta api kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Kecepatannya nggak beda jauh dengan kereta lori atau kereta tebu, sekitar 10-20 kilometer per jam. Sensasi tersendat-sendat seperti mau mogok juga akan kita rasakan sepanjang perjalanan. Hal ini membuat kita harus selalu menjaga keseimbangan tubuh supaya nggak oleng dari tempat duduk.

Tetap saja diburu para wisatawan

Kendati ada beberapa kekurangan tersebut, tetap tak menyurutkan semangat para wisatawan untuk menjajal kereta wisata ini. Tak sedikit cerita mereka dari berbagai daerah di Indonesia yang sampai rela bermalam di penginapan terdekat. Semua itu diperjuangkan demi bisa membeli tiket naik kereta wisata yang satu ini.

Ada penumpang yang menjajal karena ingin merasakan sensasi naik kereta api zaman dahulu. Ditambah lagi, kehadiran kondektur berpakaian pejabat khas kolonial Belanda selaku pemandu wisata makin membangkitkan suasana seperti berada di zaman penjajahan Belanda. Ada juga penumpang yang sekadar penasaran sekaligus menyenangkan hati anak-anaknya selama liburan.

Sebagai moda transportasi yang juga menawarkan pemandangan alam sebagai nilai jual wisatanya, kita akan dimanjakan oleh hawa sejuk, perkampungan, persawahan, semak-semak, sungai-sungai, gunung-gunung, dan Danau Rawa Pening beserta aktivitas masyarakat di sekitarnya. Lambaian tangan diiringi sorak-sorai warga sekitar kian memberikan kehangatan kepada kita selaku wisatawan.

Itulah pengalaman saya selama menjajal Kereta Api Wisata Ambarawa. Semoga saja pada 2024 kelak, tiketnya bisa dipesan secara online, ya. Dan yang terpenting, harga tiketnya jangan sampai naik lagi. Aamiiin!

Penulis: Dhimas Muhammad Yasin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Keunikan Ambarawa yang Tidak Dimiliki Kota Lain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 November 2023 oleh

Tags: Ambarawakereta apiKereta Api Wisata Ambarawawisata
Dhimas Muhammad Yasin

Dhimas Muhammad Yasin

Seorang sarjana sastra yang enggan disebut sebagai sastrawan. Kegiatan sehari-harinya bergumul dengan buku-buku sekolah untuk SD/MI.

ArtikelTerkait

3 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Ambarawa terminal mojok

3 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Ambarawa

28 November 2021
Kereta Api Matarmaja, Kereta Ekonomi yang Bikin Penumpang Cenat-cenut Sepanjang Perjalanan

Kereta Api Matarmaja, Kereta Ekonomi yang Bikin Penumpang Cenat-cenut Sepanjang Perjalanan

9 Februari 2024
rel kereta api slamet riyadi mojok

Jangan Pernah Parkir di Atas Rel Sepanjang Jalan Slamet Riyadi, kecuali Situ Goblok

7 September 2021

Taman Kota Bukan Cuma untuk Kota, Kan?

12 Desember 2022
Aquarium Indonesia Pangandaran, Wisata Akuarium Raksasa yang Overrated

Aquarium Indonesia Pangandaran, Wisata Akuarium Raksasa yang Overrated

26 Desember 2022
4 Hal Yang Perlu Diketahui Wisatawan Ponorogo Terminal Mojok

4 Tempat Wisata Unik di Ponorogo

9 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.