Kereta Api Penataran, si Ular Besi Tua Andalan Mahasiswa Blitar Raya

stasiun citayam kereta api penataran blitar mojok

kereta api penataran blitar mojok

Kereta api Penataran sudah lama menjadi andalan mahasiswa yang berada di kabupaten Blitar untuk bepergian ke luar kota. Seperti saat mereka pergi ke kota Malang dan Surabaya untuk melanjutkan kuliah. Murahnya tiket kereta api Penataran menjadi alasan utama mereka sulit berpaling dari ular besi ini.

Meski ada transportasi lain yang lebih nyaman ketimbang kereta api Penataran, tetapi dengan harga murah yang ditawarkan ditambah dengan ketepatan waktu yang semakin baik, membuat kereta api Penataran yang sebenarnya hanya menyandang kelas ekonomi tetap nyaman untuk dinaiki dan tak kalah dengan bis Tentrem ataupun Medali Mas yang melegenda.

Balik lagi ke pembahasan tentang kereta api Penataran. Sebenarnya kereta api ini memiliki dua nama, yaitu kereta Penataran dan Rapih Dhoho. Awal perjalanan kereta api ini dimulai dari Stasiun Surabaya Kota dan akhirnya bercabang di Stasiun Wonokromo, memutari wilayah Malang  hingga Kertosono kemudian kembali lagi ke Stasiun Wonokromo dan berakhir di Stasiun Surabaya Kota.

Nama ular besi ini kemudian diubah ketika berhenti di Stasiun Blitar. Bila kereta dari Surabaya Kota melewati wilayah Mojokerto, Jombang, Kertosono, Kediri, Tulungagung dan berhenti di Blitar dinamakan Rapih Dhoho. Kemudian kereta api ini namanya berganti menjadi Penataran dan melanjutkan rutenya menuju Surabaya dengan melintasi Malang, Bangil, Sidoarjo dan berakhir di Stasiun Surabaya Kota. Begitu juga sebaliknya.

Kemudian, harga tiket yang murah menjadi senjata utama ular besi ini untuk menarik hati penumpang agar mau berangkat bersamanya. Dengan harga tiket 12 ribu rupiah, mahasiswa bisa pergi ke Malang dengan selamat aman dan nyaman. Namun, bila ingin pergi ke Surabaya, kita tinggal menambah tiga ribu rupiah atau seharga 15 ribu rupiah sudah bisa sampai di Kota Pahlawan.

Harga yang kelewat murah ini tentu sangat sulit disaingi oleh bis. Pesaing serius kereta api Penataran ini mematok harga 20 ribu rupiah sekali jalan dengan rute Blitar Malang Arjosari. Sementara untuk rute yang lebih jauh yaitu ke Surabaya, PO bis mematok harga 35 ribu rupiah. Selisih harga teramat jauh ini membuat banyak mahasiswa ataupun pekerja lebih memilih ular besi tua ini untuk sampai ke Malang ataupun ke Surabaya.

Namun, kegantengan kereta api Penataran pada saat ini sangat berbeda 180 derajat ketika saya masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas negeri di kota Malang. Selama saya kuliah, memang benar saya selalu naik kereta api ini untuk pulang dan pergi dari Malang ke Blitar karena memang harga yang sangat murah.

Harga yang murah ini terkadang harus dibayar dengan kekecewaan yang harus dialami oleh penumpang. Bukan karena kenyamanan di dalam gerbong yang saya permasalahkan, tetapi waktu ngetem kereta yang lama karena harus ngalah dengan kereta yang lebih mahal.

Sebagai kereta api yang kastanya rendah, ular besi Penataran ini harus mengalah dengan semua kereta api jarak jauh yang melintas. Tak jarang, waktu tunggu persilangan ini membuat penumpang yang berada di dalam kereta dan juga termasuk saya mengeluh karena waktu persilangan yang lama. Tetapi, tentu saya dan penumpang lainya tak bisa menuntut lebih ke PT KAI karena memang harga tiket kereta yang murah membuat kita harus mengalah dengan kereta lain yang mematok harga lebih mahal.

Selain waktu tunggu persilangan yang lama, kelemahan kereta api ini selanjutnya di masa lalu adalah sering terlambat. Hal ini tentu amat sangat menyebalkan bagi saya dan penumpang lainya karena membuang waktu sia-sia di Stasiun karena kereta yang terlambat datang. Dari pengalaman saya sebagai konsumen setia ular besi ini, pernah sampai dua jam ular besi ini datang terlambat dan membuat banyak penumpang membatalkan tiketnya dan lebih memilih pulang atau mengganti dengan transportasi lain.

Namun, semua kenangan buruk kereta Penataran di masa lalu sudah tidak terjadi lagi di masa sekarang. Kereta datang tepat waktu dan sampai di tujuan juga tepat waktu. Selain itu, tiket kereta api Penataran ini juga bisa dipesan online membuat penumpang semakin mudah untuk membeli tiket kereta tanpa harus menunggu lama di loket Stasiun.

Dengan segala keunggulan ini, kereta api Penataran akan menjadi legenda yang terus mengular untuk mengantar penumpang ke tempat tujuan untuk meraih impian mereka. Legenda yang setia dibayar murah demi kepuasan konsumen dan legenda yang tak pernah lelah untuk menjalankan tugas dan kewajibannya.

BACA JUGA Pentingnya Penerbitan SIM Khusus Pelajar dan tulisan Yongky Choirudin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version