Di suatu sore yang indah, saya tiba-tiba terkaget-kaget dengan konten yang dibagikan oleh akun Instagram @tasiksociety tentang 5 kabupaten di Jawa Barat dengan SDM terendah. Ketika menonton, saya yakin Cianjur tidak akan masuk ke dalam lima besar itu, atau setidaknya berada di posisi lima. Tapi, rasa optimis itu hilang setelah daerah tempat tinggal saya, Cianjur, berada di posisi pertama sebagai daerah dengan SDM terendah di Jawa Barat.
Sebagai putra daerah, anak yang lahir dan tumbuh di Cianjur, perasaan saya ketika menonton video pendek tersebut sangat campur aduk. Di sisi lain, saya merasa setuju, tapi di sisi lain, saya juga merasa tidak terima. Meskipun, dalam video itu, ada faktor penilaian khusus mengapa 5 daerah tersebut masuk ke dalam daerah dengan SDM terendah di Jawa Barat.
SDM Cianjur memang rendah
Sisi lain dalam diri saya merasa itu valid. Pertama, saat menjadi wartawan dulu, saya menulis berbagai berita, mulai dari peristiwa, isu, sampai yang bersifat edukatif. Seperti media daring pada umumnya, cuplikan berita diunggah di Instagram untuk menarik pembaca ke website. Nah, di sini lah saya merasa bahwa SDM di Cianjur memang rendah.
Dalam cuplikan berita di Instagram, wartawan pasti menulis 5W+1H dalam lead atau paragraf pertama berita, dan itu tercantum dalam caption. Tapi, tetap masih ada yang bertanya kejadiannya di mana dan kapan. Dari sini, saya merasa konten yang dibagikan @tasiksociety sangat relevan dan valid. Untuk membaca satu paragraf saja merasa malas.
Yang lebih parah, ada yang membuka website medianya, lalu copy semua isi berita dan disisipkan ke kolom komentar. Dia merasa jadi penyelamat untuk warganet, tapi jadi ancaman bagi bisnis media. Padahal, dengan membaca ke website, iklan-iklan yang ada di laman tersebut bisa memberikan secercah harapan untuk media tetap hidup dan memberikan informasi.
Dengan kata lain, saya berpikir, warga Cianjur merasa bahwa informasi harus gratis. Mereka tidak memikirkan wartawan yang punya anak istri di rumah, harus membeli BBM, atau membeli makan ketika lapar. Efek domino dari literasi digital yang lemah ini sangat panjang dan berimbas ke banyak orang.
Tetep nggak terima juga
Tapi, di sisi lain saya merasa tidak terima dengan konten tersebut. Bagi saya, ada banyak SDM di Cianjur yang berpengaruh dan berprestasi. Kekurangannya, mereka tidak terlihat di permukaan atau di media sosial. Misalnya kakak kelas saya yang menjadi IT di Indosat, bahkan dia bisa membuat internet Indosat mati hanya dalam sekali klik.
Kemudian ada saudara sepupu saya yang aktif menjadi kreator konten bertema ilustrasi dan animasi di Instagram. Bahkan, dia terkenal di komunitas-komunitas seni digital di sini. Kemudian, ada Faisal Syahreza, penulis novel dan puisi yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan. Bahkan, ada juga kenalan saya yang merupakan seorang produser di Narasi TV, dan dia adalah orang Cianjur.
Jadi, meskipun konten itu mengatakan bahwa Cianjur jadi daerah di Jawa Barat dengan SDM paling rendah, bagi saya masih banyak warga di kabupaten ini yang berprestasi dan mampu mengguncang Indonesia. Bahkan, bukan tidak mungkin ada bibit-bibit muda lain yang mampu mengukir prestasi baru dan lebih gemilang di masa yang akan datang. Sayangnya, apresiasi dari pemerintah di sini sangat minim, hehehe.
Mindset-nya harus diubah
Bagi warga Cianjur yang sudah kadung marah dengan konten tersebut, ada baiknya mulai mengubah mindset. Ubah pemikiran negatif kalian, anggap bahwa konten itu harus jadi penanda bahwa kita harus mulai memperbaiki SDM di daerah kelahiran kita. Mulai dari diri sendiri dan keluarga terdekat.
Pemkab Cianjur juga harusnya udah sadar soal ini karena IPM kita yang selalu paling rendah di Jawa Barat. Segera benahi ormas-ormas nakal dan tukang rusuh, benahi sekolah-sekolah di pelosok yang masih rusak, benahi infrastruktur biar tidak banjir lagi, jangan cuma ngonten di media sosial tapi dampaknya tidak kerasa ke masyarakat.
Penulis: Muhammad Afsal Fauzan S.
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Susahnya Jadi Pekerja Kreatif di Cianjur, Kerap Disepelekan Skill-nya dan Gajinya Nggak Nyampe UMR




















