Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Alasan di Balik Nama Stasiun Prambanan Ditulis Brambanan

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
11 Juli 2024
A A
Alasan di Balik Stasiun Prambanan Ditulis Brambanan

Alasan di Balik Stasiun Prambanan Ditulis Brambanan (Dokumentasi Pribadi)

Share on FacebookShare on Twitter

Penasaran nggak sih kenapa namanya Stasiun Brambanan, bukan Prambanan? Typo apa gimana, ya?

Kereta rel listrik (KRL) atau commuter line relasi Yogyakarta-Palur memang sedang populer. Memfasilitasi perjalanan dari dan menuju Yogyakarta, Klaten, dan Surakarta, KRL ini selalu ramai oleh penumpang.

Kalau kamu termasuk penumpang KRL, coba deh setiap ke gerbong KRL, lihatlah ke arah penunjuk rute di atas pintu. Di sana kamu akan menemukan nama-nama stasiun yang menjadi tempat menaik-turunkan penumpang.

KRL relasi Yogyakarta-Palur ini dimulai dari Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, Solo Balapan, Solo Jebres, dan berakhir di Palur, dan berlaku juga sebaliknya untuk relasi Palur-Yogyakarta.

Kenapa namanya Stasiun Brambanan (Dokumentasi Pribadi)
Kenapa ditulis Stasiun Brambanan (Dokumentasi Pribadi)

Kamu notice nggak ada nama stasiun yang agak janggal? Stasiun yang ada di antara Stasiun Maguwo dan Srowot kan berada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, tapi kenapa tulisannya Brambanan? Padahal pasarnya tetap ditulis Pasar Prambanan, terminalnya juga Terminal Prambanan, dan candinya Candi Prambanan, lho.

Bukan hanya itu. Announcer yang selalu memberitahukan penumpang KRL nama-nama stasiun yang akan segera dicapai pun menyebutnya Stasiun Prambanan, bukan Brambanan.

Anak kereta atau para pekerja yang sering naik commuter line Yogyakarta-Palur mungkin sering menyimpan pertanyaan ini dalam hati: Kenapa Stasiun Brambanan ditulis dengan huruf b alih-alih p sebagaimana tempat-tempat lain di Prambanan? Apakah ada teori konspirasi di baliknya? Atau yang nulis typo?

Hehe, nggak ada konspirasi apa pun, kok. Ternyata nama stasiun tersebut juga bukan hasil typo, Guys. Ada alasan di balik penulisan Stasiun Brambanan yang kalau dibaca terasa asing ini. Mari kita selidiki onomastikanya.

Baca Juga:

Stasiun Jatinegara Menyimpan Banyak Kenangan, tapi Sayang Trotoarnya Bau Pesing

Kereta Api Lebih Akan Selalu Lebih Unggul dari Bus Meskipun Harga Tiketnya Lebih Mahal

Alasan sejarah penamaan Stasiun Brambanan

Ada beberapa dugaan di balik penamaan Stasiun Brambanan. Pertama, dikulik dari sejarahnya, nama Stasiun Brambanan terinspirasi dari istilah Brahmana Ngemban. Ini disebabkan karena daerah Stasiun Brambanan, tepatnya kompleks Candi Ratu Boko, dulunya dipercaya sebagai lingkungan para Brahmana yang sedang belajar dan sembahyang.

Sejak awal daerah tersebut memang bernama Brambanan (berasal dari Brahmanan dan Brahmana), yang merupakan ejaan lama zaman kerajaan. Namun seiring waktu, nama Brambanan dinasionalkan menjadi Prambanan. Dampaknya, masyarakat jadi lebih akrab dengan pengucapan Prambanan.

Selain itu, ada juga pendapat lain bahwa sejak dulu nama stasiun ini memang Stasiun Brambanan dan nggak pernah mengalami perubahan. Penulisan ini pertama kali direkam dan diarsipkan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Tapi yang perlu kita garis bawahi adalah nggak ada yang tahu apakah NIS salah tulis pada masa penjajahan Belanda atau memang nama tersebut disengajakan.

Alasan administratif

Selain alasan sejarah, ada juga alasan administratif yang menjadikan Stasiun Brambanan tetap diawali dengan huruf b hingga saat ini.

Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI) nggak bisa (atau lebih tepatnya nggak mau) mengubah nama stasiun ini menjadi Stasiun Prambanan karena proses yang ribet. Mengubah ejaan dari b menjadi p berarti harus juga mengubah kode stasiun.

Saat ini kode Stasiun Brambanan adalah BBN. Masalahnya, kalau diubah menjadi Stasiun Prambanan, otomatis kodenya akan menjadi PBN atau PRB. Kode stasiun PBN sudah digunakan oleh Stasiun Prambon di Sidoarjo dan kode stasiun PRB pun sudah dipakai oleh Stasiun Prembun di Kebumen.

Mengubah kode stasiun bukan merupakan hal yang mudah. Prosesnya bisa memakan waktu sangat lama karena bukan hanya menjadi urusan PT KAI. Mengubah kode stasiun bakal melibatkan banyak kementerian sehingga ribet. Sekalipun Stasiun Prambon sudah nonaktif, PT KAI lebih memilih mempertahankan nama Stasiun Brambanan lengkap dengan kodenya karena prosesnya rumit. Kita mengurus KTP hilang saja butuh waktu lama, apalagi ngurus kode stasiun.

Akan tetapi, alasan yang satu ini masih memiliki celah dan belum sekuat alasan yang pertama. Soalnya beberapa stasiun yang memiliki perbedaan di nama dan kodenya, seperti Stasiun Solo Jebres punya kode SK dan Stasiun Cakung memiliki kode CUK.

Itulah dua alasan di balik penamaan Stasiun Brambanan. Meskipun nama stasiun ini masih terdengar asing kalau diucapkan, tapi ternyata toponiminya memiliki latar belakang yang lumayan menarik.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Stasiun Karanganyar, Stasiun yang Menipu Penumpang karena Letaknya Bukan di Kabupaten Karanganyar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2024 oleh

Tags: prambananStasiun Brambananstasiun kereta
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom "SpongeBob SquarePants" di Dunia Nyata yang Dihindari para Anker

Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom “SpongeBob SquarePants” di Dunia Nyata yang Dihindari Anker

14 Oktober 2023
Membayangkan Apa yang Akan Terjadi jika Nggak Ada Stasiun Lempuyangan Jogja

Membayangkan Apa yang Akan Terjadi jika Stasiun Lempuyangan Jogja Nggak Ada

9 Februari 2025
3 Aturan Tidak Tertulis di Stasiun Bogor yang Perlu Dipatuhi Penumpang

4 Aturan Tidak Tertulis di Stasiun Bogor yang Perlu Dipatuhi Penumpang

11 Februari 2025
Kenangan Naik Kereta Api Logawa Waktu Kecil: Jajan Pecel di Atas Kereta hingga Kemalingan Barang Bawaan

Kenangan Naik Kereta Api Logawa Waktu Kecil: Jajan Pecel di Atas Kereta hingga Kemalingan Barang Bawaan

18 Maret 2024
Sulitnya Mencari Parkiran Motor di Stasiun Purwokerto

Stasiun Purwokerto: Lahan Sempit, Parkir Motor Sulit

3 Juli 2023
Stasiun Malang Kotalama Menyisakan Sejarah dan Cerita Mistis  

Stasiun Malang Kotalama, Stasiun Peninggalan Kolonial Belanda yang Menyisakan Cerita Mistis

25 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.