Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Kemunafikan yang Tersirat Pada Kalimat, “Bukannya Mau Ngomongin Orang, ya..”

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
6 Juli 2019
A A
ngomongin orang

ngomongin orang

Share on FacebookShare on Twitter

Saya pernah melihat cuitan seseorang yang isinya kurang lebih bisa menahan belanja, pamer, dan banyak hal kecuali ghibah—membicarakan orang lain. Saat ini, tidak seperti jauh beberapa waktu sebelumnya, membicarakan orang apalagi soal keburukannya seakan hal yang lumrah. Baik secara langsung pun dalam thread di media sosial atau postingan di story.

Kini, jika tidak bisa menahan diri, aksi ghibah bisa dilakukan di mana pun—kapan pun. Pembuka obrolannya pun beragam dan biasanya dimulai dari basa-basi, “eh, Maemun sekarang kabarnya gimana, ya?”. Walaupun kalimat pembuka terbilang baik—menanyakan kabar—jika tidak dihentikan biasanya akan berujung ke membicarakan banyak hal tentang orang tersebut—tak jarang tentang hal negatif.

Kemudian yang lebih menyebalkan daripada itu adalah mereka yang seringkali ingin ghibah dan sudah pasti menjelek-jelekan, namun dengan lembut dan halusnya menggunakan dalih, “bukannya mau ngejelek-jelekin ya, tapi dia tuh nyebelin banget” dan seterusnya tergantung apa yang ingin dibicarakan.

Saya sendiri bukan manusia suci yang tidak pernah membicarakan orang lain di belakang, sebagai manusia biasa yang tidak tahan untuk julid dan ghibah secara proporsional jika ada sesuatu yang dianggap menarik diperbincangkan saya dan teman-teman pasti akan beraksi sebagaimana mestinya. Tapi tidak pernah sekalipun kami menggunakan kalimat, “bukannya mau ngomongin atau jelek-jelekin, ya” di awal. Sebab, kami sadar bahwa selembut apa pun penyampaiannya, sebaik dan sebagus apa pun ceritanya, ghibah tetaplah ghibah.

Lagipula, jika mau memperbincangkan keburukan orang lain baiknya jangan setengah-setengah. Kalimat seperti itu tidak akan membuat orang yang melakukan ghibah menjadi suci dan dianggap tidak bersalah. Lebih baik lagi ya tidak perlu membicarakan keburukan orang lain karena tidak ada gunanya sama sekali—tidak akan menyelesaikan masalah atau persoalan dengan teman.

Jika memang ada masalah dan harus segera diselesaikan alangkah baiknya bertemu dan berbincang. Hal demikian yang menjadikan seseorang tumbuh menjadi sosok yang bijak, terbuka terhadap pendapat, serta dewasa. Paling tidak berani mengungkapkan pendapat atau jujur kepada orang lain jika memang ada perilaku yang kurang atau tidak menyenangkan.

Pikir saya, justru akan lebih terkesan munafik jika yang suka berghibah ria namun selalu berlindung dengan tameng penyampaian “bukannya mau ngomongin kejelekan dia, ya, tapi..” Selain untuk memperbicangkan orang lain, kalimat tersebut juga bisa digunakan untuk seakan-akan mau merendah, tapi tetap saja berakhir dengan kesombongan “bukannya mau sombong, ya..” tapi ujung-ujungnya juga ya sombong.

Entah apa maksud dan tujuan kalimat tersebut. Selain tidak membuat seseorang kemudian menjadi baik, ungkapan tersebut juga hanya akan berujung kepada hal negatif dan seringkali kontradiktif. Yang seperti itu bahkan tak jarang memang bertujuan untuk menyampaikan hal yang negatif. Mulai dari ngomongin orang, sombong, juga hal mudarat lainnya.

Baca Juga:

Working Mom Mending Tinggal di Perumahan agar Terhindar dari Tetangga Nyinyir

Dear, Tetangga. Apalah Artinya Rumah Gede, Pagar Tinggi, kalau Nggak Punya Bel? Nyusahin!

Maka tidak heran jika selanjutnya akan ada lagi ungkapan-ungkapan bukannya mau-bukannya mau yang lain. Semisal, “bukannya mau melecehkan, ya”, “bukannya mau menjerumuskan ke hal yang baik, ya”, dan lain sebagainya yang bahkan lebih parah dan memuakkan.

Sejujurnya, saya sendiri sudah tidak mempermasalahkan juga mempedulikan omongan orang lain di belakang tentang diri saya. Sebab hal itu dirasa tidak ada gunanya dan tidak memberi keuntungan sedikit pun bagi kehidupan saya. Masih banyak teman juga keluarga jika saya salah, mereka lebih memilih berbicara dan mengingatkan secara langsung. Bukan hanya ngedumel.

Jika saya mengetahui ada seorang teman yang mejadikan saya sebagai bahan ghibah, biasanya saya tertawa dan mengambil keuntungan dari hal tersebut. Segala kekurangan yang relate dengan pekerjaan, bisa dijadikan bahan diskusi ketika ditanya kekurangan saat wawancara kerja—dasar oportunis.

Selain itu, saya juga selalu terngiang-ngiang kalimat “what doesn’t kill you makes you stronger” saat sedang ada masalah—untuk keren-kerenan agar terkesan kuat padahal hati menangis teriris. Bagi saya quote nan sok menguatkan tersebut bisa diaplikasikan saat mendengar celotehan orang di sekitar.

Lagipula kenapa sih kebanyakan dari kita suka mengurusi hidup orang lain? Memangnya kekurangan masalah hidup ya, sampai harus mencari-cari masalah untuk diributkan? Ingat, kesehatanmu itu, lho.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: ghibahGosipngomongin orang
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

hamil di luar nikah

Menuduh Orang Lain Hamil Di Luar Nikah Padahal Dia yang Belum Paham HPHT

25 Juni 2019
Focus Gossiping Discussion: Mari Hidupkan Diskusi dengan Bergosip

Focus Gossiping Discussion: Mari Hidupkan Diskusi dengan Bergosip

26 November 2019
bahasa slang g

Nostalgia Bahasa Slang Iginigi

7 Juli 2019
tipe ibu-ibu tetangga gosip mojok

3 Jenis Ibu-ibu Tetangga yang Harus Anda Hindari

16 Agustus 2021
ghibah

Ya Tuhan, Mengapa Ghibah Itu Menyenangkan?

6 Juli 2019
ketawa

Mengenal Kepribadian Orang Lewat Caranya Ketawa Saat Chat

9 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.