Tri seakan-akan jadi provider tanpa cela. Benar, sebelum kalian merasakan betapa kacrut sinyalnya
Tak bisa dimungkiri, jaringan internet sudah jadi hal paling vital untuk kita. Bayangkan jika internet mati, berapa juta manusia kelimpungan dibuatnya? Nggak usah ngomongin bisnis IT, kita lihat seller marketplace saja. Bayangkan saat mereka ngecek pesanan, tiba-tiba jaringan internet down, pastilah rugi dan bikin pelanggan kecewa. Itu baru satu profesi, bayangkan ada berapa ribu profesi yang harus gigit jari gara-gara hal tersebut.
Maka, mau tak mau, kebutuhan provider internet yang mumpuni jadi harga mati. Masalahnya tak semua provider mumpuni bisa dijangkau harganya. Dan Tri, di sini, masuk ke persaingan.
Kita semua tahu, Tri adalah salah satu provider internet yang murah meriah. Harga paketan internetnya tak mencekik, dan artinya, Tri harusnya jadi pilihan utama. Harusnya.
Dilansir dari Website Tri, 3 merupakan salah satu merek penyedia layanan telekomunikasi seluler terkemuka di Indonesia yang menghadirkan pengalaman gaya hidup mobile di lebih dari 37.000 desa di seluruh Indonesia. Layak sih kalau banyak yang jadi loyalis.
Terlebih, sekarang Tri dan Indosat Ooredoo sudah merger nih. Namanya jadi Indosat Ooredoo Hutchison dan merek Tri tetap dipertahankan. Dua perusahaan itu menyatukan kekuatan untuk jaringan yang lebih andal, inovasi yang lebih mutakhir, dan tekad untuk Indonesia Digital yang lebih maju.
Membaca uraian di atas, rasanya begitu meyakinkan. Tri seakan-akan jadi provider tanpa cela. Benar, sebelum kalian merasakan betapa kacrut sinyalnya.
Sinyal Tri yang nggak stabil
Sebagai pengguna Tri, saya kerap merasakan betapa tidak stabilnya harga sembako sinyal provider ini. Apalagi kalau udah kena hujan, bah, mati segan hidup ya begitulah.
Saya tinggal di Desa Indragiri, bagian utara Kabupaten Ciamis. Daerahnya uang berbukit menyebabkan jaringan internet sangat buruk. Untuk mendapat jaringan yang agak lumayan saja harus mencari dulu spot yang tinggi atau yang bisa kelihatan Base Transceiver Station.
Di Bandung pun jaringan internet Tri tidak merata. Di pusat kota memang bagus (ini mah wajib), sayangnya di pinggiran kota agak kurang tuh. Mungkin di tempat Anda juga keadaannya sama seperti di Bandung, kalau di daerah lain bagus, berarti di Jawa Barat aja nih yang jelek.
Jika dibandingkan dengan kompetitor dari perusahaan plat merah, jaringan provider yang logonya ada di jersey Chelsea ini kalah jauh. Ibarat poin Chelsea yang jauh dari Arsenal sekarang. Apakah performa Tri juga mengalami penurunan seperti Chelsea yang saat ini sulit bersaing di EPL?
Waduh, berarti Tri akan berlaga di zona Champion…ship.
Andai jaringannya mendingan
Padahal nih ya, kalau jaringannya bagus, sa yakin semua bakal beralih ke Tri. Murah, meriah, jaringan mewah, bayangin betapa overpower-nya kombinasi tersebut. Meski ya, hukumnya sih ya lumrah: kalau murah, jangan minta mewah. Tapi, kan nggak harus sekenceng itu. Maksudnya, mbok ya stabil aja gitu lho. Setidaknya nggak naik-turun dan ilang pas ujan. Itu aja udah cukup, itu aja dulu.
Semoga ke depannya jaringan provider ini di seluruh pelosok Indonesia diperbaiki. Saya pikir sekarang sumber dayanya sudah lebih kuat lantaran adanya merger antara Ooredoo dan Hutchison yang menaungi beberapa merek provider di negeri ini.
Banyak dari kita pasti sudah tahu kalau dulunya Ooredoo berasal dari Qatar dan Hutchison berasal dari Hongkong. Dua perusahaan multinasional ini dari dulu sudah bergelut di bisnis telekomunikasi dan menjangkau banyak negara.
Sepertinya pemilik merek Tri punya banyak modal. Jadi ayolah kasih yang banyak agar Tri Indonesia dibikin lebih bagus jaringan internetnya sampai ke desa seperti komitmen yang dibuat.
Tentu saja, yang paling utama, tetap murah juga ya pilihan paket internetnya. Biar nggak kek paketan sebelah yang muahal tapi pelit itu.
Penulis: Ramdan Rusnandar
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Review Kualitas Tri Setelah Merger dengan Indosat: Kok Nggak Ada Bedanya?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.