Keluarga Somat, Keluarga Ideal Idaman Banyak Orang

Keluarga Somat, Keluarga Ideal Idaman Banyak Orang

Keluarga Somat, Keluarga Ideal Idaman Banyak Orang (Vidio.com)

Setiap pagi saat libur sekolah, adik kecil saya selalu nggak bisa sarapan tanpa nonton Keluarga Somat. Iya, serial animasi Indonesia yang diproduksi oleh Dreamtoon Animation Studios ini merupakan salah satu kartun favorit untuk menemani makan pagi. Kartun karya M. Syamsul Hidayat, dkk. itu mengangkat tema tentang kehidupan keluarga di Indonesia yang penuh dengan makna dan segala kesederhanaan serta kelucuan dari masing-masing karakter yang unik.

Awalnya saya nggak begitu tertarik untuk menemani adik nonton Keluarga Somat. Karena dari segi gambar dan ilustrasi, serial animasi dengan genre komedi keluarga itu masih sangat amburadul. Malahan dari beberapa latar terlihat nggak konsisten. Namun setelah beberapa kali mendengar dialognya, bagi saya, kartun ini memiliki karakter yang kuat dengan bumbu guyonan yang garing tapi lucu. Sederhananya, semacam jokes bapak-bapak lah.

Gara-gara jokes bapak-bapak yang dilontarkan itulah saya malah tertarik menonton serial animasi ini. Kemudian setelah menyaksikan beberapa episode, saya menyimpulkan bahwa keluarga Somat adalah contoh kecil keluarga sederhana yang sakinah, mawaddah, dan warahmah idaman banyak orang. Kok bisa?

Memecahkan masalah tanpa kekerasan

Setiap keluarga pasti punya masalah, entah masalah kecil besar sekalipun. Begitu pula yang dialami oleh keluarga Pak Somat. Mereka hidup bukan tanpa masalah, namun cara mereka mencari solusi dari sebuah masalah itu yang menarik. Pak Somat sama sekali nggak pernah memakai kekerasan dalam memecahkan masalah, malahan beberapa kali masalah tersebut ia pecahkan dengan guyonan.

Saya mengira, Pak Somat adalah seseorang yang memegang teguh perkataan Eric Weil, bahwa tindakan kekerasan menimbulkan amoralitas yang pada akhirnya menghantam nilai-nilai moralitas. Itulah sebabnya ayah dari Dudung tersebut nggak pernah menggunakan kekerasan dalam hal apa pun.

Misalnya saja saat episode pakaian belanja online. Awalnya Pak Somat marah besar karena Bu Inah memesan banyak pakaian di toko online. Bukannya melarang sang istri belanja berlebihan, ending-nya malah Pak Somat ikutan belanja juga. Adem banget melihatnya.

Pak Somat, kepala keluarga yang penuh tanggung jawab

Bukan hanya bijak dan jenaka, Pak Somat merupakan kepala keluarga yang penuh tanggung jawab. Pernah suatu ketika Pak Somat dan Dudung bangun kesiangan. Lantaran keduanya dalam situasi telat, mereka berdua berebut kamar mandi. Untuk mencari jalan tengah, keduanya lantas suit guna menentukan siapa yang mandi duluan. Akhirnya Dudung menang dan Pak Somat legowo mandi setelah Dudung.

Sebagai kepala keluarga, Pak Somat sama sekali nggak egois dan otoriter. Alih-alih memaksa mandi duluan karena statusnya sebagai kepala keluarga, Pak Somat memilih cara suit supaya adil. Menurut saya, apa yang dilakukan Pak Somat patut diacungi jempol. Sebab, tanggung jawab kepala keluarga nggak hanya menyangkut pencarian nafkah, namun juga terkait pada urusan menjaga keluarga untuk tetap erat.

Bu Inah, istri yang baik dan nrimo ing pandum

Kurang baik apa coba Bu Inah? Perempuan dengan nama lengkap Siti Aminah tersebut adalah penopang pangan para tetangga yang sering kasbon di warungnya, terutama Bu Yati dan Yu Darmi. Tanpa andil besar Bu Inah, mungkin Bruno nggak segemuk sekarang atau Nipon juga nggak seceria seperti sekarang. Selain itu, Bu Inah adalah orang yang menjamin suami dan anak-anaknya untuk tetap bisa makan setiap harinya.

Selama saya menonton serial kartun Keluarga Somat nggak pernah tuh saya melihat Bu Inah protes pada Pak Somat misalnya uang belanja bulanan kurang. Malahan Bu Inah membantu perekonomian keluarganya dengan menjual sayur di toko kelontong miliknya. Jadi boleh dibilang ibu yang sering memakai kebaya hijau ini adalah definisi dari the real perempuan qanaah.

Senakal-nakalnya Dudung, dia nggak pernah membantah orang tua

Dudung adalah anak pertama dari pasangan Pak Somat dan Bu Inah. Saat ini, Dudung duduk di bangku kelas 3 SD. Dilihat dari model rambutnya yang berbentuk segitiga, dia mirip anak jamet. Dudung terkenal sebagai pribadi yang nakal dan jahil. Namun pada dasarnya dia cerdas dan kreatif. Yah, meskipun kadang sembrono, perilaku Dudung kerap mengundang tawa teman-temannya.

Kenakalan-kenakalan Dudung mungkin bisa dimaklumi sebagai kenakalan anak kecil pada umumnya. Satu hal yang bisa saya pelajari dari karakter Dudung dalam Keluarga Somat adalah dia ngak pernah membantah nasihat orang tuanya sekalipun dia nakal. Tentu Dudung bisa menjadi contoh baik di tengah maraknya kasus anak yang berani membantah dan melawan orang tua mereka.

Ninung, anak perempuan salihah

Anak diibaratkan sebuah perhiasan. Dan betapa beruntungnya orang tua jika dikaruniai anak yang salih dan salihah. Mungkin Ninung adalah cerminan anak perempuan yang salihah dalam serial kartun Keluarga Somat.

Adik perempuan Dudung yang juga merupakan putri bungsu pasangan Pak Somat dan Bu Inah ini digambarkan sebagai anak yang rajin, penurut, dan sopan. Bahkan karena keinginan sekolahnya yang cukup tinggi, meski terpaut setahun lebih muda dari Dudung, Ninung masuk sekolah lebih awal dan sekelas dengan Dudung. Benar-benar salihah.

Maka rasanya nggak berlebihan kalau saya bilang keluarga Pak Somat dalam serial kartun Keluarga Somat adalah keluarga ideal idaman banyak orang.Adem rasanya melihat keluarga satu ini.

Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bukan ‘Nussa’, Serial Animasi dalam Negeri Terbaik Adalah ‘Keluarga Somat’.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version