Mengubah Slogan “Kediri Lagi” Menjadi “Kediri Berbudaya” Adalah Blunder Pemkab. Milih Slogan, kok, Nggak Punya Keunikan!

Kediri, Mengubah Slogan “Kediri Lagi” Adalah Sebuah Kesalahan (Unsplash)

Kediri, Mengubah Slogan “Kediri Lagi” Adalah Sebuah Kesalahan (Unsplash)

Pemerintah melakukan branding untuk kota atau suatu daerah memang hal yang wajar. Kebijakan seperti itu merupakan usaha untuk menunjukkan kekhasan serta identitas. Belum lama ini, pemerintah Kediri juga melakukan branding. Namun, sayangnya, menurut saya, kebijakan tersebut adalah sebuah kesalahan.

Pemkab sendiri pernah membuat slogan yang menurut saya unik, yaitu “Kediri Lagi”. Slogan tersebut lahir pada pemerintahan Hj. Haryanti Sutrisno (2015). Hj. Haryanti memulih slogan tersebut karena memiliki makna menarik wisatawan atau siapa saja yang pernah singgah ke sini untuk datang lagi.

Nah, pada Maret 2023, Mas Bupati, Hanindhito Himawan Pramono, mengubah slogan menjadi “Kediri Berbudaya”. Perubahan itu dilakukan secara resmi dalam acara Launching Destination Branding yang bertempat di Monumen Simpang Lima Gumul

Bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini mengungkapkan alasannya. Katanya, slogan “Kediri Berbudaya” menggambarkan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan budaya. Hal itu didasari dari banyaknya peninggalan sejarah, kurang lebih 509 peninggalan sejarah berupa situs dan arca.

Sebetulnya, mengubah slogan ini baik adanya. Bahkan Mas Dhito sudah memberi bukti. Mulai dari meresmikan pakaian khas Ken dan Wdihan hingga merawat situs-situs bersejarah. Namun, mohon maaf sebelumnya, sebagai warga saya masih merasa berat dengan perubahan slogan tersebut. Saya merasa lebih cocok dengan slogan “Kediri Lagi”.

Slogan “Kediri Berbudaya” terlalu mainstream dan nggak unik

Ngomongin slogan, artinya ngomongin makna simbolik sebuah kata. Bagi saya, slogan “Kediri Berbudaya” itu terlalu mainstream dan tidak mencirikan kekhasan budaya yang spesifik. Kata “berbudaya” sudah terlalu umum sehingga tidak memunculkan keunikan. Selain itu, makna dari “kebudayaan” terlalu luas sehingga tidak menunjukkan kekhasan dari daerah sendiri. 

Baca halaman selanjutnya: Slogan akan lebih menarik jika membawa kata yang spesifik…
Padahal, idealnya, slogan akan lebih menarik minat orang jika membawa kata yang spesifik. Sehingga terdengar unik dan menggambarkan ciri khas suatu daerah.

Meskipun tidak membawa ciri kekhasan yang spesifik, tagline “Kediri Lagi” lebih memiliki keunikan dari segi bahasa. Kata “lagi” memiliki keunikan, sebab jarang ada yang menggunakannya untuk branding tempat tujuan wisata. Selain itu, kata “lagi” juga mengandung makna ajakan kepada wisatawan agar kembali lagi mengunjungi Kediri.

Slogan lama telanjur akrab di telinga banyak orang

Menurut saya, slogan “Kediri Lagi” itu sudah sangat akrab di telinga warga sendiri atau pendatang. Orang-orang luar juga telah terbiasa dan lebih enak mengucapkan “Ayo, Kediri lagi” saat mengajak berkunjung ke sini untuk kedua atau ketiga kalinya. 

Selain itu, slogan yang lama juga sudah menancap betul di kabupaten ini. Sosialisasi lewat media sosial, kegiatan pemerintah, sampai berdirinya tugu Kediri Lagi di Simpang Lima Gumul sukses menguatkan slogan yang lama. Oleh sebab itu, sangat eman-eman bila slogan yang sudah unik malah diganti.

Penulis: Shelfin Bima Prakosa

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jalan-jalan ke Pasar Pahing Kediri, Pasar Tertua dan Spot Kulineran di Kediri

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version