Berusia lebih dari setengah abad, kecap legendaris Lombok Gandaria jadi bintang di Solo Raya.
Bagi sebagian orang, apa pun makanannya kurang lengkap kalau nggak pakai kecap. Selain makanan yang sudah jadi konsensus dan pakemnya pakai kecap seperti sate, bakmi, dll., beberapa orang juga memakai kecap untuk makanan yang sebenarnya nggak lazim pakai kecap. Misalnya, ada orang yang makan nasi padang pakai kecap. Walau berpotensi bikin orang Padang marah besar, tapi hal ini menunjukkan kalau kecap memiliki peranan penting bagi sebagian orang untuk menambah cita rasa dan selera makan.
Berdasakan salah satu tulisan unik di Terminal Mojok soal kecap manis legendaris asal Jawa Tengah, saya jadi tahu kalau Jawa Tengah memiliki beragam merek kecap. Salah satunya adalah kecap Cap Kentjana asal Kebumen yang juga tayang di Terminal Mojok beberapa hari lalu. Setiap kecap memang memiliki ciri khas dan pasarnya masing-masing.
Daftar Isi
Satu lagi kecap legendaris dari Jawa Tengah, Lombok Gandaria
Saya jadi ingin menambahkan merek kecap yang juga banyak dipakai di Jawa Tengah, khususnya di Solo Raya. Adalah kecap Lombok Gandaria yang banyak dipakai di warung makan di Solo Raya. Warga Solo Raya pasti familier dengan kecap satu ini mengingat botol kecap ini mejeng di hampir semua warung makan di sana. Dari warung sate kambing dan tengkleng yang terkenal di Kota Solo, warung soto ayam, hingga warung tenda bakmi mawut memakai kecap ini.
Saya baru menyadari hal ini ketika beberapa waktu lalu bermukim cukup lama di Solo. Hampir semua warung makan yang saya datangi disponsori dan memakai kecap Lombok Gandaria. Termasuk pada kasus terbaru, kecap ini juga menjadi sponsor utama festival makanan non-halal yang kemarin sempat viral beritanya di Solo. Rasa-rasanya saya hampir nggak menemukan warung makan di Solo Raya yang memakai kecap merek lain selain Lombok Gandaria.
Apa yang bikin kecap ini sangat spesial?
Satu hal yang paling kentara dan membuat kecap Lombok Gandaria spesial adalah kecap ini merupakan putra daerah asli Solo Raya. Kecap ini merupakan hasil produksi Karanganyar, Jawa Tengah. Maka nggak usah heran kalau kecap ini menjaga banget pasarnya di Solo Raya. Aneh kan kalau putra daerah nggak jadi bintang di daerahnya sendiri.
Kecap satu ini sudah ada sejak tahun 1973 alias 51 tahun lalu. Memang usianya baru memasuki setengah abad, belum tua banget karena masih ada merek kecap yang usianya jauh lebih tua. Tapi, usia segitu sudah cukup senior di dunia per-kecap-an Indonesia. Kecap Lombok Gandaria juga menjadi pionir perusahaan kecap pertama yang memiliki SNI 3543 pada tahun 2013 lalu.
Secara cita rasa, saya nggak begitu bisa menggambarkannya. Tapi, kecap ini punya konsistensi yang cenderung kental dan pekat meski nggak sekental kecap Cap Lele dari Pati. Rasanya juga cenderung manis. Mungkin karena dipengaruhi antropologis historis Tanah Mataram yang gemar manis. Menurut saya, rasanya hampir mirip sama brand terkenal, Bango. Bagi saya, kecap ini sangat enak dan cocok untuk berbagai makanan.
Dalam pembuatannya, kecap Lombok Gandaria menggunakan proses momori. Di mana ada proses fermentasi kedua setelah proses awal fermentasi yang melibatkan kedelai, garam, dan air. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki rasa dan aroma kecap dengan bantuan mikroorganisme tertentu yang mengubah zat-zat yang ada dalam campuran kecap jadi punya rasa dan aroma yang diinginkan. Pantas saja rasa kecap ini khas dan mantap.
Bisa jadi oleh-oleh dari Solo
Kecap Lombok Gandaria tersedia dalam berbagai macam kemasan dan ukuran. Ada botol plastik berukuran 100 ml sampai 300 ml, ada kemasan botol kaca berukuran 600 ml, kemasan sachet 27 ml sampai pouch 600 ml, bahkan ada juga kemasan jeriken 6 kg. Tinggal pilih sesuai kebutuhan.
Selain bisa dikonsumsi sendiri, menurut saya kecap Lombok Gandaria juga cocok dijadikan oleh-oleh dari Solo. Siapa tahu ada yang sudah bosan sama serabi Notosuman atau intip untuk oleh-oleh, nah, kecap ini bisa jadi pilihan dan potensi oleh-oleh khas Solo yang berbeda.
Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mengenal Kecap Cap Kentjana Kebumen, Kecap Berusia 64 Tahun yang Dipakai di Banyak Warung Makan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.