Kalau katanya Tuhan menciptakan Bandung saat sedang tersenyum, menciptakan Yogyakarta saat jatuh cinta, dan menciptakan Bogor saat sedang menangis, entah apa yang Tuhan lakukan saat menciptakan Depok.
Belakangan ini Kota Depok selalu menarik perhatian. Mungkin ini memang sudah waktunya, Kota Depok debut, setelah sebelumnya ada Kota Bekasi yang jadi bulan-bulanan warganet, hehe.
Kota ini belakangan terkenal karena punya wali kota yang selalu mencuri perhatian. Kebijakan-kebijakan uniknya jadi bahan meme di media sosial. Mulai dari keputusan memutar lagu yang ia nyanyikan di lampu merah, menerjunkan badan intelijen untuk menangani kasus ular, dan simpang siurnya informasi terkait rapid test virus corona.
Wali kotanya boleh terkenal akan absurditasnya, tapi tidak dengan warganya. Justru banyak alasan yang membuat kalian, warga non-Depok, harus bangga punya teman bahkan pacar orang sini.
Keunggulan Depok #1 Dari aspek geografis
Depok itu termasuk wilayah paling strategis. Nggak salah ketika ia dijadikan pilihan tempat untuk beli rumah. Dia termasuk kota yang dekat dengan Jakarta. Makanya, dia juga disebut sebagai kota penyangga Jakarta.
Kalo mau jalan-jalan, tinggal pilih dua rute. Dari Depok ke Bogor atau ke Jakarta, dua-duanya mudah dijangkau. Ditambah lagi sekarang Depok udah banyak pintu tol ke mana-mana. Diajak ke PIM hayok, ke GI Hayok, ke Kebun Raya Bogor juga hayok. Jadi jangan takut pacarana sama orang Depok dengan alasan rumahnya jauh. Bukan jauh, tapi strategis.
Keunggulan Depok #2 Anaknya pinter-pinter
Di Depok, sekolah negeri jadi prioritas. Apalagi jaman saya dulu, waktu sekolah masih dibatasi berdasarkan rayon dan masih menggunakan ranking NEM. Jumlah sekolah negeri, apalagi yang bagus, masih sedikit. Lulusan SD yang mau masuk SMP negeri harus bersaing ketat karena SMP negeri di Depok hanya 13 sekolah. Yang paling bagus, ya SMP 1, 2, dan 3. Kebayang kan dari banyaknya SD, negeri maupun swasta, akan berebutan masuk ke 13 SMP negeri yang kuotanya juga tidak banyak.
Lulusan SMP mau masuk SMA negeri makin rebutan lagi. SMA negeri waktu itu hanya ada 6. Yang paling bagus tetap 1, 2 dan 3. Makanya pas saya SMP belajarnya gila-gilaan biar dapet SMA negeri yang bagus. Kalo bisa ambil les, ambil di beberapa tempat. Udah les di tempat les, ada juga yang ditambah privat. Belum les bahasa atau les piano. Aih, susahnya dulu rebutan sekolah. Waktu sekolah udah mulai masuk selama seminggu pun, biasanya orang tua masih ada yang ngantre demi masukin anaknya di sekolah tersebut.
Masuk sekolah negeri itu jadi dambaan dan rebutan karena sekolah negeri bagus di Depok membantu kita untuk masuk universitas negeri yang bagus. Kalo di Depok, ada Universitas Indonesia. Biasanya kalau riwayat pendidikannya SMP negeri, SMA negeri, lanjutannya bakal masuk UI. Udah deh, rebutan calon mertua.
Kalau nggak masuk UI, ya ke World Class University Gunadarma lah. Bahkan banyak kejadian, di satu sekolah kalau dihitung total, muridnya bisa sekitar 3 kelas pindah ke Gunadarma. Kayanya emang sekolah-sekolah di Depok udah ada perjanjian deh sama Gunadarma, hehe.
Keunggulan Depok #3 Warganya tangguh
Selain pinter, orang Depok itu juga tangguh-tangguh. Warga Depok yang berangkat kerja ke Jakarta setiap pagi selalu siap sedia untuk desak-desakan naik KRL. Apalagi gerbong perempuan yang isinya banyak ibu-ibu. Betapa tangguhnya warga Depok yang harus bertahan dari Stasiun Citayam sampai Stasiun Sudirman.
Banyak juga teman-teman saya yang akhirnya memilih bawa motor dari Depok ke tempat kerja mereka yang di Jakarta. Dan nggak hanya laki-laki loh, banyak juga teman saya yang perempuan memilih naik motor berjam-jam di jalanan daripada naik KRL. Kurang tangguh apa nih?
Nggak hanya tangguh karena bisa bertahan desak-desakan di KRL, tapi juga soal nyebrang jalan raya. Ini emang udah banyak dibahas. Sebelum banyak warga Depok mendorong pemerintah untuk membuat jembatan penyeberangan, buat nyebrang di Margonda itu susahnya naudzubillah. Taruhannya antara selamat dan bisa makan enak di Warpas atau akhirnya memutuskan balik ke kampus buat makan di kantin. Bahkan banyak yang bilang, kalau kalian bisa nyebrang jalanan margonda dengan selamat sentosa niscaya kalian bisa nyebrang di jalan raya mana pun di dunia. Boleh tuh dicoba, tapi saya sarankan mending pakai JPO.
Selain nyebrang jalan Margonda, ada satu hal lagi yang juga cukup terkenal di kalangan anak Depok. Nyebrang dari Kober ke UI lewat Jembatan Aborsi. Banyak teman saya yang kuliah di UI ngekosnya di daerah Kober. Setiap pagi, untuk masuk ke kampus, harus lewatin Jembatan Aborsi. Saking tingginya dan sulitnya mencapai, makanya dinamain Jembatan Aborsi. Coba bayangkan kami ini kuliah masuk setiap pagi ke kampus dan lewatin Jembatan Aborsi, betis jadi besar dan kuat. Mungkin diajak mendaki gunung ke tempat yang lebih curam kita akan kuat.
Keunggulan Depok #4 Orangnya sabar
Terakhir, orang Depok itu sangat sabar. Meski akhirnya hanya bisa sambat kemudian. Banyak yang nggak nyadar, kalau orang Depok sebenarnya punya tingkat kesabaran yang cukup tinggi.
Depok terkenal dengan wali kotanya yang suka becanda dengan bikin kebijakan-kebijakan fantastis. Apalagi di tengah pandemi corona. kota ini jadi daerah pertama yang disorot karena pasien corona pertama adalah warga sini.
Belum lagi tata kota yang supersemrawut. Angkotan umum yang banyak dan ngetem sana sini. Buka tutup jalan raya yang katanya untuk mengurangi kemacetan, justru menambah titik kemacetan di tempat lain. Belum lagi jalanan berlubang yang kita tidak pernah tahu harus melapor ke mana. Setiap awal dan akhir tahun, di Margonda selalu ada aksi bongkar kabel di trotoarnya. Adanya kegiatan ini bikin jalanan makin macet dan menghilangkan jalur pejalan kaki.
Begitu banyak alasan yang membuat warga Depok sebenarnya patut dibanggakan. Apalagi buat teman-teman yang sedang berpacaran dengan orang Depok, harus makin disayang dan dijaga. Sekali-kali jangan ketemu di tengah-tengah. Cobalah datang ke sini untuk pacaran. Banyak kuliner menarik yang bisa dicoba, salah satunya ayam geprek. Hehehe.
Sumber gambar: Wikimedia Commons
BACA JUGA Betapa Pentingnya Ilmu Komunikasi buat Pejabat Negara Kita dan tulisan Ayu Henidar Mulyara lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.