Bagi anak-anak muda zaman sekarang, apalagi mahasiswa, kedai kopi sudah menjadi tempat terpenting kedua setelah kampus. Kedai kopi menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan bagi pikiran sekaligus suasana hati. Lebih-lebih, bila bareng teman-teman atau pacar, suasana ngopi menjadi semakin nikmat dan romatis.
Tapi, pengalaman minum kopi di sebuah kedai bersama teman kadang tak senikmat yang dibayangkan. Kebiasaan ngopi bareng ini kadang-kadang juga disertai hal-hal aneh. Misalnya begini, saya seringkali diajak teman untuk ngopi di kedai kopi, tapi ternyata yang dipesan bukanlah kopi, melainkan minuman lain yang tidak ada hubunganya dengan kopi.
Tentu saja, ini menjadi sesuatu yang sedikit menggelitik ketika salah seorang teman ngajakin ngopi tapi ternyata yang dipesan adalah coklat panas, meski sebenarnya ini masih mending, coba yang dipesan es teh, bukankah lebih baik buat sendiri saja di kos-kosan atau rumah. Di samping hemat bensin, tentu saja juga hemat biaya.
Usut punya usut, ternyata kebiasaan tidak pesan kopi di kedai kopi ada banyak alasannya, misalnya mulai dari yang takut tidak bisa tidur, punya penyakit maag, dan tidak suka minum kopi. Alasan yang terakhir ini sungguh sangat konyol dan aneh.
Di belahan bumi yang lain, pasti akan selalu ada teman yang punya kelakukan seperti itu. Apa kita perlu marah? Tentu tidak perlu, intinya yang dibutuhkan adalah kumpul-kumpul dan bercanda bersama. Dengan sedikit catatan, harus bayar sendiri-sendiri.
Paling tidak, persepsi mereka tentang kopi dan kedai kopi pun jadi sangat bagus, meski tak pernah pesan kopi sekalipun. Sebabnya, apresiasi mereka tentang kata “kopi” memang sudah seharusnya terus diwacanakan, mengingat Indonesia termasuk negara penghasil kopi terbesar di dunia, yang produk-produknya juga dinikmati oleh masyarakat luar.
Perlakuan ngajak ngopi namun yang dipesan bukan minuman kopi disebabkan yang mengajak kita memang betul-betul bukan penikmat kopi. Sudah sangat jelas jika yang mengajak kita adalah penikmat kopi maka yang dipesan pasti minuman kopi.
Jadi lebih tepatnya mereka yang mengajak kita disebut dengan penongkrong di kedai kopi. Penongkrong kopi lebih tepatnya ingin menikmati suasana yang ada di kedai. Penongkrong kopi juga terkadang memesan minuman kopi. Kopi yang dipesan biasanya yang berasa manis atau yang sudah dikombinasi dengan susu, istilah kerennya kopasus (kopi susu) dan sukop (susu kopi).
Saat ini sudah banyak sekali kedai kopi yang menyediakan banyak fasilitas mulai dari desain ruangan yang bikin baper betah bahkan lebih betah daripada di kosan, free wifi yang cukup kencang (ini biasanya yang sangat disukai anak muda), meski kadang-kadang juga berbayar, dan bacaan buku-buku yang cukup informatif seperti di kedai Basabasi yang terkenal itu.
Selain hal-hal yang sudah saya sebutkan di atas, hal berikut ini juga bisa didapatkan dari nongkrong di kedai kopi, misalnya, sadar atau tidak ngobrol di kedai kopi memang jauh lebih nyaman bila dibandingkan dengan tempat lain. Beberapa di antara kita mungkin lebih produktif bila mengerjakan tugas kampus atau tugas kantor di kedai kopi. Juga, banyak acara live music santai yang membuat suasana hati kita semakin syahdu.
Nongkrong di kedai kopi juga bisa mempererat hubungan pertemanan dan menjalin silaturahim. Selain itu, ngopi juga bisa nambah teman atau bahasa gaulnya nambah jaringan.
Seringkali pada saat kumpul banyak kawan kita yang membawa teman lain yang baru kita kenal. Silaturahmi membuka rezeki, banyak teman, dan banyak jaringan. Bukan tidak mungkin rezeki kita dipertemukan lewat teman kan? Misal terkait informasi yang kita butuhkan baik itu terkait tugas maupun pekerjaan.
Kesimpulannya tidak perlu dipermasalahkan lagi mengajak ngopi namun yang nggak pesan kopi. Masih banyak manfaat yang didapatkan dari nongkrong di kedai kopi. Jadi selamat ber nongkrong-nongkrong ria, tapi jangan terlalu malam pulangnya, ingat kesehatan.
BACA JUGA Tips Untuk Kamu Yang Baru Berkunjung Ke Kedai Kopi atau tulisan Ahmad Haris Hasanuddin Slamet lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.