Ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki perbedaan arti apabila diucapkan di daerah lain. Hal unik ini saya jumpai ketika merantau ke Solo dari Riau. Saya terkaget-kaget ketika mendapati ada perbedaan makna terhadap beberapa kata.
Sebenarnya, perbedaan ini tidak menimbulkan kesulitan yang berarti. Saya masih dapat menyesuaikan diri dengan mudah. Hanya saja, terkadang ada perasaan kagok ketika ngobrol menggunakan kata-kata tersebut. Rasa-rasanya, di dalam hati saya masih tersimpan makna kata tersebut saat masih berada di Riau.
Daftar Isi
#1 Kereta di Solo berarti kereta api, di Riau berarti sepeda motor
Kekagetan pertama saya, kata kereta di Solo berarti kereta api. Sementara di Riau, kereta untuk menyebut sepeda motor. Sementara orang solo menyebut sepeda motor dengan motor dan orang Riau menyebut kereta api dengan kereta api.
Pada waktu itu saya mengatakan kepada teman-teman saya “Kita pergi menggunakan kereta siapa nih?” Mereka terlihat agak kaget mendengar kata-kata saya. Seolah-olah saya mengajak mereka pergi jauh karena harus menggunakan kereta.
Saya sempat bertanya-tanya, kenapa ya ada perbedaan makna pada kata kereta. Ini bukan penjelasan ilmiah sih, tapi menurut saya, orang Riau mengatakan kereta sebagai kata ganti sepeda motor karena di sana tidak ada alat transportasi kereta api. Itu mengapa, menggunakan kata kereta untuk sepeda motor merupakan hal yang wajar saja.
#2 Minyak bagi orang Riau lebih general
Sudah beberapa waktu saya tinggal di Solo, kata minyak masih sering menjadi perdebatan antara saya dengan teman-teman. Saya yang berasal dari Riau merasa kata minyak itu general, lebih umum, bisa untuk minyak sayur, minyak kayu putih, hingga minyak bumi yang digunakan untuk kendaraan.
Akan tetapi, di Solo kata minyak itu memiliki terbatas pada minyak sayur yang digunakan untuk memasak. Teman-teman saya tidak menggunakan kata minyak untuk bahan bakar motor, mereka menggunakan bensin. Padahal, menurut saya, bensin hanya menunjukkan 1 dari banyak bahan bakar minyak bumi untuk transportasi. Lagi pula bahan bakar yang mereka beli di pom bensin akan lebih tepat kalau disebut Pertalite, Pertamax, dan bahan bakar lainnya.
#3 Tengok ternyata terdengar kasar di Jawa
Di Riau tengok adalah kata yang netral yang berarti melihat atau lihat. Tidak ada tendensi merendahkan atau menjatuhkan lawan bicara ketika mengucapkan kata tersebut. Namun, hal itu ternyata berbeda dengan di Jawa, khususnya Solo. Kata teman saya, tengok punya kesan kasar.
Saat itu saya ingin melihat buku teman saya dengan menggunakan kata tengok. Teman saya menyarankan agar saya menggunakan kata lihat di lain waktu. Selain itu, saya juga diberitahu untuk menggunakan nada
Merantau ke daerah lain jelas memberikan banyak perspektif baru. Sebagai orang Riau yang merantau ke Solo memang perlu banyak belajar dan penyesuaian, tapi ini bisa jadi pengalaman menarik. Bagi kalian para perantau, apakah pernah menjumpai pengalaman serupa?
Penulis: Nike Hidayah
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.