Saat Net TV pertama kali menayangkan Super Neli, saya merasa terkejut luar biasa. Pada awalnya saya berpikir bahwa Super Neli akan diprediksi bercerita tentang perjuangan nenek yang banting tulang demi menghidupi keluarganya dari jeratan kemiskinan seperti di program Jika Aku Menjadi. Teori lainnya adalah saya pernah menebak acara ini paling isinya tentang kisah para artis “senior” yang masih aktif berkarya di tengah-tengah kehadiran artis pendatang baru.
Daripada bersikap gegabah sama Super Neli, saya coba tonton dulu trailer-nya di YouTube sampai habis. Tentu saja dengan modal meminjam wifi tetangga. Setelah ditelusuri, ternyata acara yang dimaksud itu adalah sebuah serial animasi 3 dimensi dengan menggunakan software 3D Blender.
Sekadar informasi, Super Neli adalah animasi bergenre slapstick hasil buatan karya anak bangsa. Lebih tepatnya, ia dimiliki oleh Unikom dan Ayena Studio sebagai perintis utamanya. Berbeda dengan animasi lainnya, Super Neli lebih berani menempatkan nenek sebagai superhero layaknya Avengers. Mengenai hal ini, belum pernah ada sejarahnya di layar kaca tentang sosok nenek yang diposisikan sebagai superhero. Padahal, selama ini superhero selalu dikaitkan sama orang yang masih bugar staminanya dan perawakannya segar.
Andaikan ada film maupun sinetron yang nekat menampilkan superhero di usia senja, itu pun tampilan superheronya hanya sekadar mengenang masa lalunya. Atau, ia hanya bermain-main saja sebagai pengusir rasa jenuh. Jadi, persepsi lansia yang dianggap lemah dan tak berdaya kini sudah terpatahkan oleh sosok Super Neli yang bertransformasi menjadi nenek berjiwa superhero dalam menegakkan keadilan. Wow, hebat sekali bukan!
Setelah kita puas sama ulasannya, mari kita simak sinopsisnya pada episode “Resep Rahasia”.Sebagai pembuka cerita, Super Neli berkisah tentang seorang nenek tua berpakaian kebaya yang bernama Neli. Dia ditempatkan di Panti Jompo Matahari Senja di Desa Bodjong usai ditelantarkan oleh keluarganya akibat masalah harta gono-gini. Setelah move on dari masalah keluarganya, dia mengawali hari-harinya di Matahari Senja dengan damai dan ceria bersama teman-teman sesama penghuni panti yang kebetulan nenek-nenek seusianya.
Namun di balik suasana bahagianya, datang duo maling kampung yang masing-masing bernama Super Galak dan Si Kampret. Mereka berencana mengacaukan Desa Bodjong dengan cara mencuri barang-barang berharga di dalamnya. Jika misinya berhasil, mereka sudah dipastikan kaya mendadak lewat hasil curiannya tersebut sekaligus berniat insyaf dari perbuatan kriminal sebagai gantinya.
Seakan tak tinggal diam saat melihat aksi mereka yang mulai meresahkan warga, Neli mulai terdorong untuk terjun langsung dalam mencari keberadaan duo maling kampung tersebut sampai tertangkap basah. Setelah melakukan inspeksi mendadak ke beberapa rumah di Desa Bodjong, dia berhasil menumpaskan duo maling secepat kilat. Ia menggunakan jurus suara teriakan yang bikin telinga mengelenggar sampai-sampai mereka jatuh terpental hingga ke luar angkasa.
Berkat keberhasilannya dalam menangkap duo maling, Neli disambut meriah bak pahlawan oleh para warga Desa Bodjong khususnya para penghuni Matahari Senja. Kejadian tak terduga inilah yang menjadi penyebab asal-usul Neli dijuluki sebagai Super Neli yang artinya “Nenek Lincah dan Gesit.”
Mengenai rahasia kekuatan Super Neli yang luar biasa ini, banyak orang yang bilang bahwa ia hobi berolahraga. Oleh karena itu, badannya pun terasa kuat dan lentur bak anak muda. Asumsi lainnya mengatakan, dulunya ia terbiasa bergaul sama anak laki-laki sehingga kebiasaan tomboynya malah susah dihilangkan sampai lanjut usia. Di luar kedua perkiraan tersebut, saya rasa pendapat mereka tentang Super Neli salah kaprah. Pasalnya, ia baru mendapat kekuatannya setelah mempelajari buku Ni Odah yang berjudul, Cara Mudah Latihan Pencak Silat.
Berkat buku tersebut, dia sukses menguasai pencak silat Cimande selama berhari-hari dengan fasih walaupun hanya belajar teknik pukulan saja. Demi menunjang ilmu silatnya, dia sesekali menggunakan tongkat sebagai latihan angkat beban. Hal ini supaya tangannya leluasa dalam mengangkat orang-orang yang akan ditolongnya. Ini dilakukannya agar dia mudah menangkis musuh-musuhnya tanpa rasa sakit. Wah kuat juga nenek yang satu ini!
Selain lihai bela diri, Super Neli ternyata mempunyai kekuatan suara teriakan ala Candil. Lebih herannya lagi, efek teriakannya sering kali membuat semua orang dan musuh-musuhnya seperti terseret angin puting beliung. Buat yang belum tahu, asal-usul teriakan Super Neli ini konon didapatkan setelah ketakutan melihat ayam hidup setelah dia tak sengaja menginjak tahi ayam saat lagi asyik bermain di halaman rumah. Wah efek takutnya pada ayam malah membawa berkah, ya!
Di balik kelebihannya yang menjulang, ternyata ia mempunyai satu kelemahan terbesar. Kelemahan itu adalah mudah ditipu orang lewat media sosial. Pada episode Cyber Crime, Super Neli sedang asyik berkenalan sama pria ganteng yang bernama Kai. Ia seorang pria muda berparas Leonardo DiCaprio.
Dalam mimpinya, dia membayangkan sosok pria itu memiliki ciri-ciri badan kekar, rambut klimis, serta parasnya tinggi seperti model. Saking penasarannya, dia langsung pergi ke taman untuk menemui pria idamannya. Setelah menunggu terlalu lama, sosok Kai yang dimaksud ternyata adalah seorang kakek berusia 70 tahunan dan berpenampilan sederhana. Akibat kecerobohannya, Super Neli menjadi salah tingkah dan pulang sambil marah-marah karena terhasut status Kai. Pelajaran penting dari episode ini adalah telitilah dalam melihat profil status di media sosial, supaya tidak termakan hoaks.
Dengan kehadiran Super Neli di pertelevisian Indonesia, kita jangan lagi sekali-kali meremehkan kemampuan nenek-nenek. Mereka tetap bisa tampil energik selama tulangnya masih kuat dan panjang umur. Di dunia nyata, banyak sekali nenek-nenek yang ingin tampil modern supaya dianggap anak gaul. Seperti misalnya Peggy Whitson yang mencatatkan rekornya sebagai astronot tertua di dunia versi Guinness World Records atau Titiek Puspa yang masih aktif berkarya dalam menciptakan lagu untuk penyanyi generasi muda. Dan Super Neli hadir untuk turut mematahkan stereotip bahwa nenek-nenek itu identik sebagai sosok yang lemah, ringkih, dan tak berdaya. Buktinya~
BACA JUGA Surat untuk Mas Pur, Tukang Ojek yang Tetap Bekerja di Tengah Pandemi Corona dan tulisan Aditya Mahyudi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.