Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kasus Aisyah: Bocah Nakal Nggak Ada Hubungannya dengan Pengaruh Makhluk Gaib!

Aly Reza oleh Aly Reza
19 Mei 2021
A A
Kasus Aisyah: Bocah Nakal Nggak Ada Hubungannya dengan Pengaruh Makhluk Gaib! terminal mojok.co

Kasus Aisyah: Bocah Nakal Nggak Ada Hubungannya dengan Pengaruh Makhluk Gaib! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beredar kabar yang amat sangat menggemparkan dan mestinya bakal bikin kita bilang “blok goblok” seribu kali. Hanya karena nakal, Aisyah, gadis 7 tahun asal Desa Bejen,Temanggung, Jawa Tengah didiagnosis ketempelan genderuwo sehingga perlu dirukiah. Prosesi rukiah tersebut yang justru merenggut nyawa si gadis malang ini.

Ironis memang ketika orang tua Aisyah sepakat melepas putrinya untuk dirukiah oleh dua orang dukun dari dusun sebelah. Apalagi dengan dugaan yang banyak dari kita pun sepakat bahwa nyaris nggak ada korelasinya antara bocah nakal dengan pengaruh genderuwo. Lebih ironis lagi ketika mereka, dengan mata kepala sendiri, menyaksikan tubuh anaknya sudah terbujur kaku tak bernyawa tapi masih saja percaya dengan kata-kata si dukun kalau Aisyah akan hidup lagi dalam waktu empat bulan. Terhitung sejak bulan Januari 2021 lalu hingga kasus ini terbongkar pada Senin, 17 Mei 2021 lalu. 

Seturut kabar yang beredar, Aisyah meninggal setelah menjalani ritual pembersihan dari si dukun, di mana kepala Aisyah harus dibenamkan ke dalam baik air untuk menghilangkan aura-aura negatif dalam dirinya. Namun nahasnya, bukannya sesuai apa yang mereka maksudkan, gadis malang itu malah meregang nyawa. Kematian yang semakin mengiris nurani ketika jasad Aisyah hanya dibaringkan di tempat tidur selama empat bulan, hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi yang sungguh memilukan sekali. Malaikat wae sampek godek-godek, og.

Dalam kasus ini, tentu kita nggak bisa serta-merta menyalahkan kepercayaan mistis yang masih diyakini oleh sebagian besar masyarakat kita. Terlebih di lingkungan masyarakat Jawa-desa. Tapi setidaknya, terlepas dari Anda percaya atau nggak percaya terhadap praktik rukiah, ada dua hal yang perlu kita dudukkan terlebih dulu. 

Pertama, perlu digarisbawahi kalau rukiah itu nggak melulu berhubungan dengan gangguan-gangguan mistis atau gaib. Meski nggak bisa dimungkiri juga, pada banyak kasus yang kita jumpai, seringnya rukiah digunakan sebagai sarana buat mengusir jin yang bersemayam dalam tubuh manusia. 

Secara sederhana, rukiah artinya pengobatan segala penyakit melalui pembacaan ayat-ayat Al-Quran. Penyakit apa pun, mulai dari medis-biologis, psikis, maupun yang non-medis atau yang berhubungan dengan hal-hal mistis. Nah, sayangnya, yang lebih terekspose adalah bagian yang terakhir karena kita lebih sering melihat praktik rukiah untuk menangani kasus-kasus orang kesurupan. Ini nih yang akhirnya membuat rukiah identik sama gangguan jin.

Namun begini, menurut praktisi rukiah di desa saya, metode rukiah pada umumnya terbagi dua, yaitu rukiah syari (yang menggunakan ayat-ayat Al-Quran dan ritual yang dianjurkan syariat, umumnya dilakukan oleh ustaz praktisi rukiah) dan rukiah syirki (yang menggunakan praktik-praktik ritual di luar ketentuan syariat, umumnya dilakukan oleh para dukun).

Dalam pandangan Islam, tentu yang paling tepat adalah rukiah syari yang menurut praktisi rukiah di desa saya sebenarnya lebih mengarah pada sufisme-healing. Lantaran pada praktiknya, rukiah adalah tanda kepasrahan seorang hamba kepada Allah Swt. Misalnya saja, ada orang sakit yang sudah berkali-kali ke dokter. Lantaran nggak ada hasilnya, akhirnya memilih datang ke praktisi rukiah untuk disembuhkan. Di sini, praktisi rukiah akan memberi disclaimer bahwa metode rukiah nggak menjamin bisa menyembuhkan penyakit orang tersebut. Tapi paling nggak, di sini si pasien diajak bener-bener tawakal: menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt dengan keyakinan, Allah Swt yang menciptakan penyakit, Dia juga yang pastinya menyembuhkan, sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. Al-Syuara: 80.

Baca Juga:

Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

Kesurupan Itu Menyiksa, dan Saya Kapok Pernah Berprofesi sebagai Mediator Makhluk Gaib

Aspek tawakal—sebagai bagian dari laku sufistik—tersebut kemudian diperkuat dengan keyakinan terhadap keagungan ayat-ayat Al-Quran. Karena selanjutnya, praktisi rukiah akan membacakan ayat-ayat yang memiliki kandungan tertentu yang diyakini sebagai sarana penyembuh. Ini merupakan bentuk keimanan terhadap Q.S. Yunus: 57 yang menyebut bahwa Al-Quran memang diturunkan sebagai obat—untuk penyakit apa pun. Lantaran seorang hamba sudah sangat tawakal dan beriman, maka tidak ada hal lain yang diharapkan kecuali Allah Swt sendiri yang turun untuk menyembuhkan penyakit seorang hamba tersebut.  

Termasuk dalam kasus orang dalam gangguan mental atau kesurupan, rukiah tetap dianggap sebagian banyak masyarakat sebagai metode penyembuhan alternatif yang cukup efektif. Tapi lagi-lagi, yang ditekankan oleh praktisi rukiah adalah, segala penyakit dan gangguan yang membuat manusia nggak berdaya itu memang harus dikembalikan dan diserahkan kepada Allah Swt, biar Dia sendiri yang menangani. Caranya dengan membaca ayat-ayat dan doa-doa penyembuhan yang ada dalam Al-Quran, Hadis, maupun anjuran dari ulama-ulama salaf. 

Dari sudut pandang ini saja, kasus yang menimpa Aisyah sudah bisa dibilang salah kaprah. Praktik yang dilakukan bener-bener kebablasan. Terlepas dari bener atau nggak Aisyah nakal karena ketempelan genderuwo, tapi kita mesti se-iya se-kata. Alih-alih upaya menyembuhkan, praktik yang dilakukan sama dua orang dukun yang menangani Aisyah nyata-nyata adalah upaya pembunuhan. Dobel syirik lagi karena selain di luar konteks syari, mereka berani menjamin Aisyah, yang sudah terbujur kaku itu, bisa hidup lagi setelah empat bulan. Hilih taiiikkk!

Kedua, kita nggak bisa nggak menyalahkan kedua orang tua Aisyah karena telah percaya kalau nakalnya Aisyah karena ditempeli genderuwo, dan tentu sebagai yang mengambil keputusan menyerahkan Aisyah kepada dukun untuk “dibunuh”. 

Maksudnya gini, loh, memangnya senakal apa sih bocah berusia 7 tahun sampai dianggap ketempelan genderuwo? Yang namanya anak-anak, lebih-lebih di umur segitu, kalau dalam bahasa masyarakat desa saya ya memang lagi ndablek-ndableknya. Wajar lah kalau bandel, dan itu nggak ada kaitannya sama pengaruh makhluk gaib.

Toh, kalau misal ada perilaku si anak yang dianggap kebangetan, ya itu mah tergantung bagaimana pola pendidikan yang diterapkan orang tuanya, dong, bukan malah mengambinghitamkan genderuwo. Asli, selama 21 tahun  hidup di lingkungan yang akrab dengan hal-hal mistik, nggak pernah loh sekalipun saya mendengar kasus genderuwo memengaruhi anak-anak buat berperilaku buruk. Kalau ngagetin, sih, bolak-balik. Kecuali kalau memang tiba-tiba Aisyah jadi bertingkah aneh sambil teriak-teriak, “Aing macaaannn!!!”, nah itu lain cerita.

Kalau Aisyah yang mungkin nakalnya masih lumrahnya kenakalan anak-anak saja dicurigai ketempalan genderuwo dan dirukiah sampai tewas. Lalu, bagaimana dengan kejahatan yang dilakukan oleh si dukun dan orang tua Aisyah? Dajjal sampek sungkem tenan. 

BACA JUGA Alasan Masyarakat Indonesia Lebih Pilih Pengobatan Alternatif daripada Pengobatan Medis dan tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Mei 2021 oleh

Tags: Aisyahbocah nakalmakhluk gaibrukiah
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Mitos Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki terminal mojok

Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki

8 Desember 2021
Surat Terbuka kepada Makhluk Gaib: Persetan Hidup Berdampingan, Hidup Kami Sudah Susah!

Surat Terbuka kepada Makhluk Gaib: Persetan Hidup Berdampingan, Hidup Manusia Sudah Susah!

17 Januari 2023
Kesurupan Itu Menyiksa, dan Saya Kapok Pernah Berprofesi sebagai Mediator Makhluk Gaib

Kesurupan Itu Menyiksa, dan Saya Kapok Pernah Berprofesi sebagai Mediator Makhluk Gaib

20 Desember 2023
Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

Live Berburu Hantu di TikTok Sangat Tidak Pantas, para Kreator Sudah Keterlaluan!

27 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.