Saya termasuk orang yang kerap bepergian tanpa bekal naik kereta. Biasanya saya akan membeli beberapa menu makanan yang ada di dalam kereta api. Tak sedikit penumpang yang beranggapan kalau makanan kereta itu terlalu mahal dan porsinya sedikit. Saya tak menolak pendapat tersebut. Meski begitu ada beberapa makanan yang menurut saya tetap layak dibeli sekalipun harganya mahal.
Di sisi lain, ada makanan di kereta yang memang kurang layak dibeli. Alasannya beragam, mulai dari rasanya yang nggak enak atau cenderung biasa saja, harganya yang terlalu melilit dompet, hingga perkara porsi yang pelit.
Nah, kali ini saya coba menuliskan daftar makanan apa saja yang layak kalian coba di atas kereta dan makanan yang sebaiknya di-skip saja. Semoga bisa membantu kalian menentukan menu makanan di atas kereta.
#1 Nasi Goreng Parahyangan, makanan yang wajib dicicipi di atas kereta api
Saya rasa penumpang yang berada di kereta eksekutif, bisnis, premium, maupun ekonomi sudah familier dengan Nasi Goreng Parahyangan. Masakan ini paling sering ditawarkan oleh awak kereta kepada para penumpang. Bahkan kawan saya yang bekerja di KAI mengatakan bahwa nasi goreng ini menjadi salah satu makanan paling laris di atas kereta.
Sebagai pencinta nasi goreng, saya pun mengakui bahwa Nasi Goreng Parahyangan ini memang enak. Ia hadir dengan pendekatan cita rasa yang nggak monoton. Setidaknya kalau dibandingkan dengan nasi goreng pinggir jalan yang kadang rasanya kecap doang, asinnya kebanyakan, atau full micin, nasi goreng di atas kereta ini jauh lebih baik.
Rasa nasi gorengnya beneran hasil campuran berbagai bumbu dan rempah yang bikin gurih. Tambah lagi kombinasi lauk dan ayam bikin porsi makanan kereta api satu ini cukup membikin kenyang perut. Harga yang harus dibayar penumpang untuk menikmati nasi goreng ini adalah Rp44 ribu.
#2 Nasi Sapi Lada Hitam rasanya seimbang
Rekomendasi makanan di atas kereta api selanjutnya adalah Nasi Sapi Lada Hitam. Awalnya saya meremehkan makanan satu ini. Ah, paling rasanya kayak semur sapi yang dominan rasa kecap manis, begitu pikir saya. Tetapi begitu saya mencicipi menu ini dalam perjalanan Surabaya-Jakarta beberapa waktu lalu, saya terkejut.
Nasi Sapi Lada Hitam beneran enak. Ladanya terasa sehingga ada sedikit sensasi hangat yang saya rasakan. Rasa manis yang awalnya saya kira bakal mendominasi juga terbantahkan. Rasa makanan ini perpaduan gurih, manis, pedas hangat, dan sedikit asam. Betul-betul seimbang.
Nasi Sapi Lada Hitam disajikan dengan kerupuk udang, sayuran (buncis, wortel, jagung), serta nasi hangat. Harganya sedikit mahal menurut saya, yakni Rp44 ribu, dan kita hanya mendapat sekitar 4-5 potong daging sapi tipis. Meski begitu saya merasa makanan satu ini cukup layak untuk dicicipi saat sedang lapar di atas kereta api.
#3 Nasi Rames Ayam Serundeng, makanan yang jarang ditemukan di atas kereta api padahal bikin ketagihan
Boleh dibilang Nasi Rames Ayam Serundeng jarang ditemukan di atas kereta api. Nggak semua kereta api menawarkan menu makanan satu ini. Saya pun hanya mencicipinya satu kali, itu pun dikasih teman saya yang katanya sudah kenyang.
Rasanya enak, komposisi lauk di dalamnya ramai. Menu ini terdiri dari nasi putih, ayam goreng serundeng, tempe orek, tumis buncis, dan sambal terasa. Harganya kalau saya nggak salah ingat sekitar Rp30 ribuan.
#4 Dibanding makanan berat lainnya, harga Pop Mie lebih bersahabat di kantong
Berdosa rasanya kalau nggak memasukkan Pop Mie ke dalam kasta makanan kereta api. Ketika diseduh saja aromanya sudah bikin penumpang lain yang menghirupnya iri. Saya sering menjadikan Pop Mie sebagai pilihan utama ketika rasa lapar melanda di atas kereta.
Porsi Pop Mie yang nggak terlalu banyak bikin perut saya masih punya ruang untuk menikmati makanan lain begitu turun dari kereta. Menikmati makanan satu ini di atas kereta membuat saya merasakan sensasi berbeda. Enak aja gitu rasanya. Selain itu harga Pop Mie juga paling murah dibandingkan makanan (berat) lainnya di atas kereta api. Harganya cuma Rp15 ribu, meski kalau dibandingkan dengan beli di Indomaret pasti tetap mahal. Namanya juga sedang di atas kereta.
#5 Sei Sapi rasanya kurang pas di lidah
Sebagai orang timur, saya tahu betul rasa dari sei sapi. Tetapi sei sapi di atas kereta ini rasanya agak berbeda dari aslinya. Aroma asapnya kayak aneh saja menurut saya. Selain rasanya yang aneh, harganya yang hampir lebih dari Rp50 ribu itu terlalu mahal untuk sebuah makanan yang porsinya minimalis.
Menu Sei Sapi di kereta hanya dibungkus dalam bentuk lunch box bundar medium. Jadi meski kelihatan penuh, aslinya sedikit. Kalau mau makan daging di atas kereta, saran saya mending beli Nasi Sapi Lada Hitam.
#6 Makanan di dalam kereta api yang biasa aja padahal harganya lumayang mahal, Cuanki Cheese
Cuanki Cheese sempat ramai di TikTok dan direkomendasikan banyak netizen. Tetapi saya pribadi menilai sebaliknya. Menurut saya rasanya terlalu biasa saja untuk harga seporsinya yang menyentuh lebih Rp30 ribuan. Teman saya yang orang Bandung, yang akrab dengan per-cuanki-an pun berpendapat sama. Harga segitu mahal meski ada daya tarik campuran keju di dalamnya.
#7 Kayaknya mending makan Pop Mie daripada pesan Bakso Sapi
Kasta makanan kereta api selanjutnya yang mending skip saja menurut saya adalah Bakso Sapi. Bakso seharga Rp28 ribu dengan isian hanya 3 butir dan porsi cup ukuran Pop Mie? Mohon maaf, mending saya pesen Pop Mie saja. Soalnya Pop Mie jauh lebih murah dan rasanya nggak jauh beda sama Pop Mie. Makanya saya nggak terlalu merekomendasikan makanan ini.
Itulah kasta makanan kereta api dari yang enak banget sampai nggak banget. Ada makanan mahal yang memang layak dihargai mahal, ada pula yang harganya mahal tapi rasanya kurang setimpal. Tentu yang saya tulis ini berdasarkan preferensi saya dan beberapa pandangan orang terdekat. Kalau kalian juga hobi naik kereta, kalian juga berhak punya preferensi sendiri soal kasta makanan di atas kereta, lho. Nggak usah ngegas, ya.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Alasan Penumpang Bawa Makanan Sendiri ke Gerbong Restorasi Kereta.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
