Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Karut Marut Sistem PPDB: Regulasi Zonasi yang Malah Menyayat Hati

Agung Anugraha Pambudhi oleh Agung Anugraha Pambudhi
17 Juli 2023
A A
Masih Ada Sekolah Favorit dan Orang Tua Pindah KK Anak, Sistem Zonasi Gagal Total!

Masih Ada Sekolah Favorit dan Orang Tua Pindah KK Anak, Sistem Zonasi Gagal Total! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Zonasi adalah sistem yang bermasalah dan akan selalu bermasalah jika tak segera diperbaiki

Pagi ini jalanan terasa lebih penuh ketimbang biasanya. Maklum, kegiatan sekolah sudah dimulai. Beberapa antusias dan berangkat kepagian, beberapa tetap pada kodratnya: bangun kesiangan dan memacu kendaraan lebih ugal-ugalan. Terlihat juga wajah orang tua yang berbinar karena ini hari pertama anak mereka sekolah. Dunia, sudah kembali pada yang seharusnya.

Tapi, jika mau mengingat beberapa minggu lalu, saya yakin banyak orang-orang yang murka serta mengutuk nasib gara-gara sistem zonasi. Tiap tahun, masalah karena sistem ini seakan tak menemui titik terang.

Jalur zonasi yang penuh akan dosa

Sebagaimana dalam buku panduan PPDB Tahun 2023, terdapat empat jalur berbeda dalam penerimaan peserta didik baru yang dapat ditempuh guna mendaftarkan diri ke sekolah-sekolah yang akan dituju nantinya, di antaranya jalur zonasi, jalur prestasi, jalur afirmasi, jalur pindah tugas orang tua. Keempat jalur tersebut yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh peserta didik untuk melanjutkan jenjang pendidikannya.

Namun yang kerap kali menjadi sorotan publik dari awal penetapan sistem ini ialah jalur zonasi. Masyarakat merasa jalur ini cenderung membuat berbagai polemik yang didasari atas rasa keinginan yang tinggi dalam meniti pendidikan. Tapi, tidak diiringi dengan kesadaran akan pentingnya kejujuran. Banyak orang tua dari calon peserta didik yang kemudian bergerak dengan menghalalkan segala cara dengan harta yang dipunya demi meloloskan putra dan putrinya di sekolah impiannya.

SDM rendah dan mindset yang kolot

Manipulasi data yang cukup bombastis khususnya pada jalur zonasi telah menjamur di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, banyak nama dari para calon peserta didik yang dimasukkan ke dalam kartu keluarga kerabat. Atau warga yang bermukim dengan domisili yang dekat dengan sekolah favorit yang akan dituju oleh para peserta didik.

Bukan hanya itu. Berbagai dugaan kasus jual beli kursi atau yang katanya “titipan” dari para pejabat daerah setempat juga memiliki peran yang cukup besar dalam memainkan kuota penerimaan siswa baru. Berbagai tindakan tadi tidak terjadi secara cuma-cuma dan gratis. Melainkan, uang akan mengambil alih kendali permainan dan memonopoli segala bentuk realitas yang ada.

Dengan ini, dapat dipahami bahwa masyarakat kita cenderung masih punya mindset kuno dalam memandang kualitas pendidikan. Para orang tua dan wali murid merasa sekolah favorit secara serta merta akan memberikan dampak yang baik bagi pendidikan anak-anaknya. Pada faktanya, kualitas pendidikan tidak hanya ditunjang saat di sekolah saja. Ingat, semua bermula dari rumah dan lingkungan yang akan membentuk karakter anak.

Baca Juga:

Dosa Jurusan Pendidikan yang Membuat Hidup Mahasiswanya Menderita

5 Kebiasaan Feodal di Sekolah yang Tidak Disadari dan Harus Segera Dibasmi

Pemerintah yang abai dan duduk santai 

Lalu apa kabar dengan pemerintah yang “katanya” punya tujuan dalam mengembangkan sistem PPDB sebagaimana yang tertuang pada pasal 2 Permendikbud No.14 tahun 2018 adalah untuk menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan secara objektif, transparan, akuntabel, non-diskriminatif, dan berkeadilan dalam rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.

Namun, banyak orang tua dan siswa yang terdampak serta terdiskriminasi dari adanya sistem ini. Hal ini sangat berkontradiktif dengan adanya pasal di atas. Menyelisik dari Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 dan Pasal 34 ayat 2 UU Sisdiknas, Pemerintah sudah seharusnya memiliki kewajiban untuk memberikan jaminan akses pendidikan yang layak dan berkeadilan bagi seluruh anak Indonesia. Namun, pada realitasnya semua hal tersebut hanyalah omong kosong belaka.

Pemerintah pusat dan Pemda dinilai belum mampu dalam memfasilitasi dan meratakan pembangunan yang berkualitas bagi sekolah-sekolah negeri yang ada dengan mempertimbangkan data statistik para warganya. Hal sepele seperti ini saja belum dapat mereka maksimalkan dalam mendistribusikan dana secara maksimal dan objektif. Lantas, masa depan anak Indonesia di tangan siapa?

Masalah di sana-sini, kecurangan yang terang benderang, serta pemerataan yang masih jauh dari target tentu saja bikin sistem zonasi jadi tak relevan. Jika pemerataan hanya diupayakan lewat jarak, tak akan ada perubahan. Satu metode tak akan punya efek jika tak didukung dengan metode lain.

Penulis: Agung Anugraha Pambudhi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Masih Ada Sekolah Favorit dan Orang Tua Pindah KK Anak, Sistem Zonasi Gagal Total!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2023 oleh

Tags: PendidikanPPDBsistem zonasiSiswa
Agung Anugraha Pambudhi

Agung Anugraha Pambudhi

Mahasiswa Ilmu Politik yang malas berpolitik.

ArtikelTerkait

Membandingkan Platform Belajar Paling Asyik Antara Ruangguru dan Zenius terminal mojok.co

Ruangguru vs Zenius. Mana yang Paling Asyik?

6 Desember 2020
Jangankan Pendatang, Saya Warga Bangkalan Madura Aja Kapok Hidup di Sini Mojok.co

Jangankan Pendatang, Saya Warga Bangkalan Madura Aja Kapok Hidup di Kabupaten Tertinggal Ini

17 Januari 2024
Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah

Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah

26 November 2024
Mendidik Anak Nggak Cuma Soal Menyiapkan Uang, Bund! Terminal Mojok

Mendidik Anak Nggak Cuma Soal Menyiapkan Uang, Bund!

6 Maret 2021
buruh

Buruh Membaca Buku, Apa Pentingnya?

5 September 2019
Mal Lebih Ramai dari Sekolah Adalah Bukti Nyata Pendidikan di Indonesia Nomor Dua terminal mojok

Mal Lebih Ramai dari Sekolah Adalah Bukti Nyata Pendidikan di Indonesia Nomor Dua

3 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.