Ada yang udah pernah cobain survei online berbayar, Lur? Susah bener ya.
Sejak keluar dari salah satu portal media online gara-gara sistem kerja dan pimpinannya yang bikin kurang nyaman, saya memilih untuk mundur dan jadi pengangguran lagi. Namun, percaya deh sama saya, jadi pengangguran itu jauh lebih capek daripada punya pekerjaan. Kenapa? Karena tiap hari diteror orang terdekat untuk cepetan cari kerja. Wqwqwq. Alih-alih mendapat dukungan, eh malah dicibir karena dianggap malas cari info lowongan kerja.
Nah, biar nggak terlihat kayak pengangguran amat, saya mulai sering menulis di beberapa platform media yang punya sistem dibayar. Selain itu, saya juga mulai jualan foto ke sana kemari. Hasilnya? Kuota internet saya jadi lebih cepat habis, honor menulis kadang lama turunnya, memori kamera cepat penuh, dan foto-foto yang saya ambil juga nggak ada satu pun yang laku terjual.
Untuk menyiasati kepahitan yang saya rasakan, saya pun berusaha mencoba mencari apa saja yang ada embel-embel berbayar. Lumayan kan buat membunuh waktu dan terus dapat uang. Saat itulah saya berkenalan dengan survei online berbayar.
Isi survei, dapat dolar
Buat kalian yang belum tahu apa itu survei online berbayar, saya akan menjelaskan sedikit soal ini. Jadi, survei online berbayar adalah sebuah survei di mana kita sebagai partisipan diminta untuk mengisi survei tentang sesuatu. Setelah mengikuti survei, kita bisa mendapat bayaran, hitungannya dalam USD.
Eh, kenapa USD? Ya soalnya kebanyakan situs survei online berbayar berasal dari luar negeri meskipun pengisiannya ada versi bahasa Indonesia.
Nah, nantinya honor mengisi survei online berbayar tersebut ditransfer via PayPal. Tapi, nggak sembarang nominal bisa ditarik, rata-rata minimal terkumpul 5 USD baru bisa ditarik.
Saya sudah mendaftarkan diri ke berbagai situs survei online berbayar sampai bikin banyak email untuk mengisi survei. Lantas, apa saya mendapatkan bayaran? Hm, kejauhan kalau bahas bayaran, Gaes. Isi kuesioner online saja saya gagal terus. Inilah yang bikin saya tiap hari misuh-misuh.
Kok bisa? Ya bisa saja. Jadi, waktu saya mengakses link-nya, tiba-tiba muncul tulisan “Anda tidak sesuai dengan kriteria”. Akhirnya saya skip. Berikutnya ada email lagi, saya klik link-nya lagi. Begitu mau mengisi kuesioner, eh, muncul notifikasi “Kami belum menemukan survei yang sesuai dengan Anda.” Begitu saja terus sampai Lebaran tiba.
Lantaran kesal, saya kapok dan ogah ikutan survei online berbayar serupa. Persetan dengan email survei yang masuk.
Tak semudah yang dibayangkan
Berharap mendapat banyak uang dari survei online berbayar itu sama kayak berharap mantan kembali. Sulit, Gaes. Beberapa orang yang ikut survei online bilang bahwa kerjaan satu ini cukup menjanjikan, tapi nyatanya saat saya coba malah membagongkan.
Entah sistemnya yang bermasalah atau kriteria saya yang terlalu jujur, banyak link survei yang nggak bisa saya akses untuk mengisi kuesioner. Hasilnya? Ya saya nggak dapat penghasilan sama sekali.
Mungkin survei ini cuma cocok buat orang-orang yang memang sudah punya pekerjaan tetap. Jadi nggak cocok buat pengangguran kayak saya yang mengisi survei untuk membunuh waktu, apalagi menjadikan ini sebagai pegangan hidup. Kenapa? Ya karena honornya juga nggak banyak-banyak amat. Buat mencicil rumah subsidi aja kayaknya sampai kita log out dari dunia belum bisa lunas. Sudah gitu susah banget mau mengisi kuesionernya, Gaes.
Kalau di antara kalian ada yang berhasil mengisi survei online berbayar dan menjadikannya sebagai tempat mencari uang tambahan, kasih tahu saya dong tutorialnya. Berbagi itu indah kan, Gaes?
Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Jenis Responden Nyeleneh yang Dijumpai Petugas Survei BPS.