Kamar Mandi Sebagai Ruang Kontemplasi

kamar mandi

Pernah ngga sih kalian ketika di kamar mandi selain merasa menjadi seorang rockstar, juga tiba-tiba seperti menjadi seorang filsuf dadakan? Di kamar mandi sambil boker dan mengejan kadang-kadang terlintas sebuah ide brilian, yang sama sekali belum terpikirkan oleh orang lain. Jika kalian pernah mengalaminya, sama saya juga. Tulisan ini juga sebagian terinspirasi dari sana loh, beneran.

Tapi ternyata hal-hal yang menghinggapi kita secara tiba-tiba seperti Ilham itu sebenarnya ada penjelasannya, dan bukan kita saja yang pernah mengalaminya dan merasakannya. Banyak tokoh-tokoh besar yang menemukan ide brilian di kamar mandi, WC, atau kakus. Contoh yang  pasti masih kita ingat di pelajaran SMP  adalah Bapak Profesor Archimedes? Ya beliau menemukan momen eurekanya saat berendam di bak kamar mandi loh.

Saat itu beliau lagi galau, bete abis, pikirannya mbundet, kepalanya panas karena diminta oleh Raja membuktikan bahwa bahan baku mahkotanya itu emas murni atau sudah dicampur perak sama tukangnya. Daripada bete terus kan mending berendam pikir beliau, byurrr. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seperti ada Ilham dari langit tiba-tiba beliau menemukan jawabannya. Cerita selanjutnya beliau bangkit, berdiri, lalu berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat. Wong edan!

Setiba di rumah beliau berteriak kepada istrinya, ” Bu ini Jojo bu Eureka! Eureka!” yang artinya “sudah kutemukan! sudah kutemukan!” Lalu dari kejadian itu beliau membuat hukum Archimedes. Tapi akhir kisah ini berakhir sad ending, soalnya tukang yang membuat mahkota raja di hukum mati, karena terbukti melakukan kecurangan dengan mencampurkan perak ke dalam mahkota Raja.

Lalu kemudian ada Bu Agatha Christie? Mengutip Wikipedia, beliau kuat berlama-lama berendam di bak kamar mandi utawa bath up, sambil menjejerkan apel-apel yang telah digigitnya, sebagai bahan ide membuat karya-karyanya.

Lalu Pak Woody Allen, masih mengutip Wikipedia dengan kearifan lokal, penulis skrip, sutradara, sekaligus aktor keren ini menemukan ide-ide briliannya saat dus-dusan di bawah padasan, eh shower kamar mandi maksudnya maaf. Beliau sama kayak Bu Agatha, cuma bedanya yang satu berendam yang satu mandi beneran di bawah shower. Bisa sampai satu jam tuh, sampai ide-idenya keluar mambrah-mambrah.

“Begitu air hangat menyiram tubuh, Anda pun seolah-olah meninggalkan dunia nyata dan beberapa hal (pemikiran) pun terbuka,” jelas Woody dalam salah satu wawancara dengan sebuah majalah Esquire.

Eka Kurniawan dalam kumpulan cerpennya Corat-coret di Toilet, bukankah kisahnya adalah sebuah pertarungan pemikiran antar pengguna toilet. Satu orang terpancing dengan satu gagasan yang tertulis di pintu toilet, akhirnya para pengguna saling bertarung membuat tesis, anti tesis, dan sintesis di kamar mandi dengan cara saling menambahkan atau mencoret sama sekali gagasan sebelumnya.

Entah ada energi apa di dalam kamar mandi ini. Bahkan Gunawan Tri Atmodjo, pakar perpelian dalam kumpulan cerpennya Pelisaurus, melalui tokoh Sri Suwartini pernah mengatakan bahwa sebagian besar rahasia lelaki tertinggal di kamar mandi. Nah, bukankah ini merupakan teka-teki besar dalam hidup yang mesti dibongkar dengan sehormat-hormatnya, seadil-adilnya?

Maka sudah sewajarnya jika kamar mandi sebagai ruang kontemplasi, seyogyanya benar-benar diberi tempat untuk diteliti dengan pendekatan yang ilmiah dan relevan. Karena tak jarang pemikiran-pemikiran kreatif dan ide-ide brilian muncul dari sini.

Maka itulah gunanya kamu membaca tulisan  ini. Mengutip Tempo, menurut sebuah penelitian, inspirasi dan sebuah ide dipercaya akan muncul pada pikiran yang sudah siap menangkapnya, pada pikiran yang mulai mengembara.

Ide terbaik atau pemikiran terbaik akan muncul saat kamu tidak memikirkannya. Meskipun terdengar aneh, namun penelitian dari Scientific American telah membuktikannya. Lalu pertanyaannya adalah, kok di kamar mandi?

Karena pada momen saat di kamar mandi inilah pikiran dan pemikiran kita tiba-tiba ingin mengembara. Pada saat kita di kamar mandi, atau mungkin sedang nongkrong. Kita tiba-tiba kepikiran sesuatu hal yang aneh sekaligus unik.

Semisal kenapa kakus bisa menampung banyak kotoran selama bertahun-tahun?Kenapa toilet duduk dibuat padahal lebih nyaman nongkrong? Kenapa orang luar suka cebok dengan tisu ketimbang air?

Atau kalian jawab ini deh. “Apakah kata-kata memiliki kelamin? Maksud saya hakikatnya kata, apakah ia memiliki kecenderungan akan makna yang dibawanya? Seperti baik-buruk, apakah kata buruk itu membawa preseden buruk bagi si kata buruk itu sendiri? Atau ia berdiri sendiri? Atau malah ia bisa bebas nilai? Atau ia kompleks dengan dunia kata dan dunia makna?” Itu pemikiran-pemikiran saat saya di kamar mandi.

Seperti yang sudah saya bilang tadi, di kamar mandi kan pikiran-pikiran brilian terkadang  muncul. Nah dari lompatan  pemikiran itu, kemudian kita akan menemukan gagasan unik, yang ternyata masih jarang terpikirkan oleh orang lain. Kita jadi memiliki perspektif yang sama sekali berbeda.

Masih mengutip Tempo, penelitian itu juga menjelaskan bahwa seseorang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dengan memuaskan, manakala pemikirannya dibiarkan berkeliaran sekreatif mungkin dan sebebas mungkin.

Mereka justru akan cenderung merasa buntu dalam menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan rumit manakala pemikirannya berkutat pada cara-cara metodis analisis. Gokil abis.

Dari sini, kita dapat menemukan sedikit gambaran mengapa seseorang seringkali tidak mengerti dari mana ide yang tiba-tiba datang dan inspirasi yang tiba-tiba muncul itu. Kalau kata Noe Letto kalau bosen bilang jangan ngilang “kau datang dan pergi oh begitu saja”. Begitu juga ide.

Kesimpulan dari tulisan ini, mengutip Eko Triono nih; bahwa sebenarnya, ide itu yang mendatangi kita. Ide akan muncul dan masuk ke kepala kita manakala pikiran kita sudah siap menampungnya.

Mau bejibun ide yang muncul di hadapan kita, tapi pikiran kita masih tertutup dan belum siap. Ya padha bae lombo mbok?

Exit mobile version