Kalimantan itu Isinya Nggak Cuma Hutan, Kuyang, dan Perdukunan, Bos

kalimantan itu

Heran saya, di abad 21 ini masih ada aja orang yang mikir kalau Kalimantan itu pulau yang isinya cuma hutan, dagangnya pake sistem barter, terus kalau mau ke mana-mana harus naik kuda. Situ manusia abad 15 yang terjebak di abad 21 ya???

Ya emang sih Kalimantan jarang disebut-sebut namanya di TV karena TV isinya soal pulau Jawa aja. Tapi ya nggak sampe mikir kalau Kalimantan itu pulau yang tertinggal banget dongggg.

Sini deh saya kasih tahu apa aja stereotip keliru yang anehnya dipercaya orang soal Kalimantan. Saya harap penjelasan ini bisa membawa kalian ke jalan yang benar dalam memahami pulau ini.

Sebagai gambaran, saya akan memulainya dengan bilang, Kalimantan itu yaa, nggak jauh beda sama Jawa dengan segala kota metropolitannya.

1. Orang Kalimantan kalau ke mana-mana tidak naik hewan

Parah sih yang mikir kalau orang Kalimantan ke mana-mana naik hewan, apalagi ada yang bilang kami ini naik babi… Disinformasi tingkat tinggi, hoax level Kopet News!

Kamu kira di Pulau Kalimantan masih zaman paleolitikum?

Kalian yang mikir kalau Kalimantan itu tertinggal banget saya pikir harus datang langsung ke sini deh. Kalian pasti dibuat terkaget-kaget bahkan terkencing-kencing melihat orang Kalimantan juga PUNYA MOTOR NMAX, PUNYA MOBIL, bahkan ada yang ke mana-mana naik HELIKOPTER (Konglomerat Kalimantan only sih).

Jadi jelas ya, stereotip Kalimantan pertama super duper mega ngaco!

2. Kalimantan tidak cuma punya kuyang dan tidak selalu soal dunia perdukunan

Kalimantan ini emang jarang dibicarakan publik kecuali bagian…

…Kuyang dan kekuatan dukunnya.

Sebagai orang Kalimantan saya akui bahwa kuyang dan dukun Kalimantan itu ada. Cuma Pulau Kalimantan nggak semuanya diisi sama kuyang dan dukun juga, bos.

Di Kalimantan, hanya segelintir daerah saja yang masih ada orang-orang yang mempraktikkan ilmu kuyang. Dan semakin Kalimantan memodernisasi diri, populasi kuyang tidak sebanyak dahulu.

Lagipula Pulau Kalimantan itu hantunya nggak cuma kuyang. Pocong, genderuwo, kuntilanak, tuyul, babi ngepet dan hantu-hantu populer lainnya juga ada kok. Jadi di Kalimantan, kuyang itu semacam artis lokalnya, dan hantu-hantu yang lain adalah artis pendatang gitu.

Selain itu konon katanya Kalimantan itu identik dengan dukunnya. Katanya kuat banget dukun Kalimantan itu. Di Kalimantan sendiri, dunia perdukunan tidak secaper itu. Bahkan jarang ada kasak-kusuk soal dunia perdukunan di masyarakat Kalimantan sendiri. Di Kalimantan, dunia perdukunan hanya dibicarakan dalam ranah privat yang tidak terlalu terang-terangan. Bahkan sang dukun sendiri tidak mau show up kecuali ada yang datang padanya. Pokoknya dunia perdukunan di Kalimantan nggak seheboh yang kamu bayangkan.

3. Di Kalimantan Juga ada mal!

Kalimantan juga sudah maju. Tenang, mal juga sudah ada. Jika kamu ke Kaltara, datang saja ke Grand Tarakan. Kalau kamu ke Kalsel, Duta Mall siap menyambutmu. Kamu ke Kalbar, monggo ke Ayani Megamall. Kamu ke Kalteng bisa lah mampir ke Megatown Square atau Palangkaraya Mall. Ke Kaltim sepertinya sudah jelas. Di sana surganya mal.

Jadi jangan kaget kalau masyarakat Kalimantan tidak pakai baju yang terbuat dari karung goni tapi malahan pakai sepatu Vans, tas Gucci, kacamata Oakley, celana merek Levis dan baju merek Adidas. Pulau Kalimantan memang semaju itu dan pikiranmu saja yang semundur undur-undur.

4. Di Kalimantan hutannya tinggal sedikit

Pulau Kalimantan selalu terkenal sama hutannya. Tapi tahukah kalian kalau hutan kalimantan sudah semakin sedikit karena ada pertambangan, penggundulan hutan, hingga pembakaran hutan.

Bumi Kalimantan seolah semakin rusak. 6 tahun tinggal di daerah pertambangan, setiap keluar rumah yang saya rasakan mata saya selalu keserempet debu dan mulut saya makan debu. Yang terparah, banyak nyawa melayang akibat lubang bekas tambang.

Di Kaltim, menurut data Jaringan Advokasi Tambang (Jatam). Sejak tahun 2018, Kaltim telah memiliki 1.735 lubang tambang. Sedangkan Di kalsel ada 814 lubang bekas tambang. Itu belum termasuk Provinsi lain seperti Kalbar, Kaltara, dan Kalteng yang tentu buminya juga dilubangi habis-habisan.

Jangan berceloteh bahwa Pulau Kalimantan itu rimbun dengan pohon dan penuh hutan. Memang sekarang masih ada, namun kebanyakan sudah tumbang gara-gara praktik pertambangan tak bertanggung jawab ditambah adanya oknum tukang gundul hutan dan bakar hutan.

Luas hutan di seluruh Kalimantan pada awalnya sekitar 40,8 juta hektare. Dan menurut catatan Greenpeace, sejak tahun 2010 Pulau Kalimantan mengalami deforestasi gila-gilaan hingga luas hutannya menyusut drastis menjadi hanya sekitar 25,5 juta hektare. Berkat itu, Indonesia menerima anugerah Guiness Book of The Record sebagai negara dengan deforestasi tercepat di dunia. Sebuah prestasi yang entah harus dirayakan atau tidak. Hanya saja itu menjadi bukti bahwa Pulau Kalimantan isinya cuma hutan adalah opini yang usang.

5. Orang Kalimantan juga ada yang miskin

Katanya orang-orang di Kalimantan itu kaya-kaya? Iya itu katamu yang tidak pernah tinggal di Kalimantan. Kalau melihat UMP, rata-rata Provinsi di Kalimantan memang terbilang tinggi. Di Kalimantan UMP berkisar 2 jutaan terkecuali Kaltara yang 3 Jutaan. Ditambah UMK tiap daerah yang terlihat oke punya. Namun UMP dan UMK tinggi jelas sejalan dengan harga makanan dan barang-barang di Kalimantan yang terbilang tinggi. Kalau kamu di Jawa sana bisa kenyang modal 5 ribu. Di Kalimantan uang segitu cuma bisa beli es teh.

Orang Kalimantan semuanya kaya itu cuma mitos. Yang benar adalah segelintir orang Kalimantan. Sisanya ya ada yang miskin. Jadi jangan berharap kalau kamu ketemu orang Kalimantan ujug-ujug kamu minta traktir. Ya ditanya dulu lah, dia orang Kalimantan kaya atau kere.

Intinya orang Kalimantan nggak sekuno yang kamu pikir. Justru kami bingung, kok kamu yang pikirannya sekuno itu. Emangnya nggak ada internet apa di kota metropolitanmu itu?

BACA JUGA Jangan Cuma Bisa Ngatain Bekasi Kalau Belum Tahu Uniknya Kota ini dan tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version