Kaldu Bubuk War: Royco, Masako, dan Totole, Siapa Juaranya?

Kaldu Bubuk War Royco, Masako, dan Totole, Siapa Juaranya Terminal Mojok

Kaldu Bubuk War Royco, Masako, dan Totole, Siapa Juaranya (Unsplash.com)

Setidaknya ada tiga kaldu bubuk yang sering kita jumpai di warung kelontong dan minimarket terdekat: Royco, Masako, dan Totole. Kira-kira mana yang bikin masakan lebih sedap, ya?

Setiap ibu pasti punya rahasia dapur masing-masing. Itu sebabnya meski masakannya sama, rasa yang dihasilkan bisa berbeda satu sama lain. Salah satu yang berperan penting dalam melezatkan masakan adalah kaldu. Beruntung, di pasaran ada banyak sekali kaldu bubuk instan yang bisa kita manfaatkan. Nggak kebayang kalau tiap mau masak harus bikin kaldu sendiri. Walah, bisa tua di dapur nanti.

Nah, dari sekian banyak kaldu bubuk instan yang ada di pasaran, nama yang paling moncer adalah Royco dan Masako. Dua merek ini biasanya dapat dengan mudah kita temukan di dapur. Namun, ada satu lagi pendatang baru di dunia per-kaldu-an yang cukup menyita perhatian. Ia adalah Totole. Kira-kira kalau ketiga merek tersebut dibandingkan, siapa ya juaranya?

Komposisi

Pertama, kita bandingkan terlebih dahulu komposisi masing-masing produk.

Pada kemasan Royco, komposisi yang tertera adalah garam, gula, penguat rasa (mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat), lemak nabati, dekstrin, bumbu rasa ayam (mengandung terigu, kedelai, telur, ikan), bawang, pati jagung, antikempal silikon dioksida, lada, perisa dinatrium suksinat, pengatur keasaman asam sitrat, bubuk ayam, kunyit, pewarna tartrazin CI 19140

Sedangkan pada Masako, komposisinya adalah garam, gula, penguat rasa (mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat), ekstrak daging ayam, lemak ayam, bawang putih, bawang merah, pengatur keasaman (trinatrium sitrat), ekstrak protein kedelai, merica.

Dari komposisinya, kita bisa lihat kalau Royco lebih kaya daripada Masako. Nah, yang menarik justru ada pada komposisi kaldu bubuk selanjutnya, Totole.

Pada keterangan komposisi Totole, penguat rasa (Mononatrium L-glutamat) disebutkan kedua setelah garam. Fyi, berdasarkan aturan penulisan kandungan suatu produk, komposisi dituliskan urut mulai dari persentase yang paling tinggi. Artinya, Totole bukan “penyedap sehat” sebagaimana yang diyakini oleh banyak orang. Dia sama saja seperti Royco maupun Masako, sama-sama mengandung penguat rasa. Micin. Lagi pula, kaldu jamur dengan kaldu rasa jamur itu artinya beda. Totole ini kaldu rasa jamur. Tuh, lihat saja, jamur disebutkan paling akhir di komposisi.

Tekstur dan warna

Royco dan Masako punya tekstur yang hampir sama, yaitu serbuk halus yang gampang bercampur dengan cara pengolahan apa pun. Hal ini sedikit berbeda dengan Totole. Butiran Totole lebih kasar, menyerupai granula. Kali pertama melihat teksturnya, saya kepikiran satu hal, “Ini si Totole kalau dicampur ke adonan tepung buat bikin tempe goreng tepung kira-kira bakal nge-blend nggak, ya? Jangan-jangan nanti asinnya nggak merata?” Eh, ternyata kekhawatiran saya nggak terbukti, dong. Totole tetap tercampur dengan baik meski butirannya tampak kasar.

Soal warna, Masako dan Totole punya warna yang sama, yaitu putih. Meski begitu, warna putih pada Totole lebih terang dan bersih daripada warna putih pada Masako. Sedangkan Royco punya warna kuning yang soft. Jika merujuk pada komposisinya, warna kuning pada Royco ini berasal dari kunyit dan pewarna tartrazin CI 19140.

Rasa

Iseng tanpa menyebutkan merek masing-masing produk, saya menyodorkan 3 kaldu bubuk ini pada suami dan si bungsu. Saya minta mereka untuk mencicipi. Hasilnya, mereka berdua sama-sama memilih Masako sebagai kaldu bubuk yang rasanya paling enak. Urutan kedua adalah Totole, disusul Royco di urutan paling buncit.

Lantas, apakah memang Masako juaranya?

Begini, biar saya jelaskan dahulu bagaimana rasa masing-masing bumbu penyebab ini. Pertama, rasa Royco. Seperti yang sudah saya sebutkan di awal, Royco lebih kaya dari segi komposisi. Bisa jadi itu sebabnya Royco punya rasa kaldu yang lebih kuat dibanding Totole dan Masako. Anak saya saja sampai merem-merem saat mencicipi Royco. “Asin banget,” begitu katanya. Padahal, dia hanya mencicip seujung jari. Eksperesi “keasinan” itu nggak ditunjukkan saat mencicipi dua kaldu bubuk instan lainnya.

Ajaibnya, meski rasa asin Royco begitu kuat, rasa asinnya nggak terbawa sampai ke masakan. Sejauh pengalaman saya, Royco lebih berperan dalam melezatkan masakan daripada memberikan cita rasa asin. Beda dengan Masako. Ketika diaplikasikan ke masakan, Masako sering jadi biang kerok rasa asin di masakan. Itu sebabnya, saya harus hati-hati sekali tiap kali menambahkan Masako saat memasak. Takarannya harus pas. Kelebihan sedikit saja masakan dijamin bakal keasinan.

Kalau Totole rasanya lebih netral. Jadi, Totole masuk buat masakan apa saja. Selain itu, masakan juga jadi lebih lezat dan gurih setelah ditambahkan Totole. Aromanya juga nggak mengganggu, sopan banget masuk ke hidung. Beda dengan Royco yang baunya cenderung tajam.

Harga

Terakhir, mari kita bandingkan harganya. Di warung kelontong dekat rumah saya, kemasan kecil Royco dan Masako sama-sama dijual dengan harga 500 perak. Namun, isi Masako lebih berat 2 gram dibanding Royco. Artinya, Royco sedikit lebih mahal dibandingkan Masako.

Sedangkan Totole, saya belum pernah lihat nampang di warung kelontong. Mungkin faktor harga juga kali, ya. Maklum, Totole memang lebih mahal dibanding Royco dan Masako. Di Indomaret, Totole kemasan 80 gram dijual dengan harga 11 ribuan. Jadi hitungannya adalah, Royco Rp55,56/gram, Masako Rp45,46/gram dan Totole Rp147,5/gram.

Lantas, siapa dong juara kaldu bubuk instan kali ini?

Kalau versi saya sih tergantung masakannya. Kalau buat sop dan bikin sambal, saya lebih seneng pakai Royco. Kalau masakan yang ditumis dan digoreng, Totole oke, Masako juga oke. Mungkin kalau dibuat peringkat, urutan versi saya adalah Royco–Totole–Masako.

Kalau versi kalian gimana?

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Rujak Buah Bumbu Masako, Penyelamat Anak Kos Saat Duitnya Empet-empetan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version