Kalau Konten YouTube Baim Wong Isinya Sering Jelek, Mending Main Film Lagi Aja

Kalau Konten YouTube Baim Wong Isinya Sering Jelek, Mending Main Film Lagi Aja terminal mojok.co

Kalau Konten YouTube Baim Wong Isinya Sering Jelek, Mending Main Film Lagi Aja terminal mojok.co

Nama Baim Wong sedang banyak diperbincangkan. Bukan karena kabar kelahiran anak keduanya, tapi kali ini soal salah satu kontennya yang ngomel pada pedagang yang mengikutinya dan dianggapnya mengemis padanya. Lantas, ia membandingkan itu dengan driver ojol. Konten ini naik dan langsung dirujak oleh netizen dan menganggap Baim Wong miskin empati.

Seperti kita tahu, Baim Wong memang sudah cukup sering membuat konten seperti ini. Konten-konten yang mengeksploitasi kemiskinan seseorang sering kita jumpai di kanal YouTube-nya, Baim Paula. Baim Wong juga sering membuat konten settingan. Lantas, apakah kedua aspek ini berkaitan (antara ekploitasi kemiskinan dan settingan)? Saya tidak tahu. Satu hal yang jelas, selain kontennya yang kemarin memang kelewat jelek, yang ia tunjukkan kemarin menyakiti hati banyak orang.

Saya tidak mau terlalu dalam mengomentari isi konten Baim Wong kemarin. Saya di sini cuma mau bilang bahwa Baim lebih baik berhenti saja main YouTube kalau konten-kontennya terus seperti ini. Bukan apa-apa, daripada konten Baim semakin jelek dan semakin aneh, mending berhenti saja.

Sebetulnya, saya ini penonton kanal YouTube Baim Paula dari awal (meskipun saya tidak pernah subscribe). Konten-konten di awal masih bagus, tepatnya sebelum konten prank dan eksploitasi kemiskinan (yang mungkin settingan ini) muncul dan saya berhenti menontonnya.

Tentu Baim Wong tidak perlu khawatir kalau ia berhenti bikin konten YouTube. Pasalnya, Baim masih bisa melakukan hal lain, salah satunya adalah main film.

Seperti kita tahu, Baim Wong sudah cukup lama berkecimpung di skena adu peran. Sinetron, FTV, hingga film sudah pernah dijajalnya. Nah, mengapa saya sarankan is lebih baik main film saja? Ya, karena aktingnya memang bagus. Tentunya, ini jauh lebih bagus dan lebih manusiawi daripada prank atau eksploitasi kemiskinan yang kadang nir-empati ini).

Saran ini bukan tanpa alasan, sebab akting Baim Wong di salah dua filmnya, Moammar Emka’s Jakarta Undercover (2017) dan Bebas (2019) sungguh ciamik. Di film Jakarta Undercover, Baim Wong memerankan tokoh bernama Yoga, seorang tokoh penting di bisnis dunia malam. Karakter Yoga yang garang dan sengak khas “mafia” dunia malam ini berhasil dimainkannya dengan sangat bagus. Ini juga dibuktikan dengan masuknya Baim sebagai nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Indonesian Movie Actors Awards 2017.

Ada juga film Bebas, sebuah karya adaptasi dari film Korea berjudul Sunny. Di film ini, Baim Wong memerankan tokoh Jojo dewasa (Jojo remaja diperankan oleh Baskara Mahendra), satu-satunya laki-laki di dalam anggota geng Bebas. Karakter Jojo yang kemayu dan cerewet juga berhasil diperankan oleh Baim Wong dengan bagus. Buktinya, ia berhasil memenangkan penghargaan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit dan masuk nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik pada Indonesian Movie Actors Awards.

Dari dua film itu saja sudah menandakan: daripada Baim bikin konten YouTube yang isinya ngaco dan kadang tidak jelas, lebih baik fokus saja di dunia layar lebar. Basic akting oke, portofolio akting juga oke, penghargaan juga sudah punya. Apalagi coba?

Kalau terus-terusan bikn konten YouTube seperti itu, malah jadi jelek sendiri nanti namanya. Masa iya, setelah kontennya naik, mau bikin klarifikasi terus-terusan? Daripada capek klarifikasi, kan, lebih baik capek mendalami peran dalam film, kan?

Iya, sih, secara penghasilan pasti kanal YouTube Baim-Paula jauh lebih cuan daripada kalau ia main film. YouTube memang bisa dibikin kontennya untuk ada setiap hari. Sementara kalau film, sebulan belum tentu ada tawaran. Tapi, apa artinya cuan kalau isi kontennya hanya prank, settingan, eksploitasi kemiskinan nir-empati seperti itu? Pikir-pikir dulu, lah.

Sumber Gambar: Akun Instagram Baim Wong

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version