Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kalau Bikin Kajian Strategis BEM, Tolong Referensinya Jangan Makalah Anak SD

Ardiansyah Dwi Prasetyo oleh Ardiansyah Dwi Prasetyo
16 Desember 2020
A A
Kalau Bikin Kajian Strategis BEM, Tolong Referensinya Jangan Makalah Anak SD kastrat BEM kampus makalah APA style mojok.co

Kalau Bikin Kajian Strategis BEM, Tolong Referensinya Jangan Makalah Anak SD kastrat BEM kampus makalah APA style mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang pengamat media sosial dan orang yang berkecimpung langsung dalam kehidupan per-BEM-an duniawi. Saya merasa terkejut abang terheran-heran melihat beberapa kajian strategis BEM atau kastrat yang baru-baru ini dirilis oleh beberapa kampus di Indonesia.

Saya di sini bukan orang yang paling ahli soal kastrat, tapi tolong lah kalau BEM-BEM itu bikin kastrat ajaklah orang-orang yang ahli, berkompeten, dan berpengalaman. Jangan orang yang cuma biasanya buatin makalah untuk adiknya yang masih SD tentang kesenian atau olahraga, tiba-tiba disuruh bikin kajian strategis BEM.

Akibatnya bener-bener kacau, Cuy. kastrat jadi terlalu ngawang, idealis, dan nggak sesuai dengan kompetensi. Itu kalau dianalogikan ada ibu-ibu yang biasanya cuman bisa pakai motor matic tiba-tiba disuruh pake moge Harley Davidson 1000cc. Ya jadinya kalau kata bang Iwan Fals, “Busyettt… standing dan terbang”.

Ternyata beberapa BEM masih melakukan blunder besar dalam pembuatan kajian strategis. Dalam hal ini kita nggak ngomongin soal substansi kajian karena akan terlalu panjang, ruwet, dan njelimet. Tapi, kita akan bahas soal referensi atau daftar pustaka yang dijadikan bahan kajian.

Sebab, saya termasuk tipe orang yang sebelum membaca sebuah kastrat, hal pertama yang saya lakukan adalah mengecek daftar pustakanya. Bukan apa-apa, tujuannya cuma buat memastikan apakah kajian strategis BEM ini meyakinkan atau tidak untuk dibaca. Ya, referensi memegang peranan penting dalam kualitas suatu kajian selain analisis yang dilakukan oleh penulis.

Blunder soal dafpus ini pernah dilakukan oleh salah satu aliansi BEM terbesar di Indonesia pada 2018. Pada saat itu aliansi BEM tersebut merilis sebuah kastrat yang berjudul “Peran dan Pengaruh IMF-WB”. Dalam hal ini yang membuat terheran-heran adalah bagaimana bisa dalam sebuah kajian strategis BEM mengambil referensi dari brainly.co.id dan dari sebuah blogspot. Iyaaa, kalian tidak salah baca referensi yang mereka ambil adalah dari Brainly dan Blogspot, situs yang biasa digunakan oleh adik-adik SD untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Selain itu dalam kajian tersebut, tidak mencantumkan jurnal, buku, atau sumber ilmiah lain dalam kajiannya.

Di tahun yang sama, aliansi BEM tersebut juga sempat merilis kajian yang berjudul “Dollar Kian Meroket”. Dalam kajian tersebut pun dari 8 referensi yang diambil, tujuh di antaranya diambil dari situs portal berita (seperti Tribunnews, dkk.) dan satu dari situs resmi Kemenperin.

Apalagi penulisan referensinya langsung dituliskan link situsnya saja, tanpa menggunakan standar yang telah ditetapkan seperti APA style atau yang lainnya. Kalau memang si penulis sudah terbiasa membuat kajian ilmiah harusnya hal-hal dasar seperti ini sudah ada di luar kepala. Atau sepertinya memang di luar kepala sampai-sampai mereka lupa. Kalau seperti ini ya apa bedanya dengan tugas makalah yang disusun oleh adik saya yang masih SD?

Baca Juga:

5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

Kuliah S2 Beda dengan S1, Mahasiswa Jangan Kebanyakan Caper, Sudah Bukan Umur dan Tempatnya

Alih-alih mendapatkan simpati dari masyarakat atau atensi dari pemerintah, dua kajian strategis BEM tersebut malah menjadi bahan olok-olokan warganet. Mending bikin makalah anak SD aja, dijamin tetap tentram dan damai walaupun memakai referensi yang agak aneh.

Namun, sepertinya pengurus BEM ini tidak kapok atau memang tidak pernah belajar dari seniornya. Baru-baru ini pemerhati media sosial terutama akun-akun resmi BEM kembali dibuat terpingkal-pingkal.

Bagaimana tidak dua akun media sosial salah satu BEM di Indonesia merilis sikap terkait penolakan terhadap RUU-PKS. Alih-alih mendapatkan dukungan dari masyarakat atau mahasiswa internal kampus, komentar unggahan tersebut malah dipenuhi oleh hujatan. Resistensi bukan hanya soal substansi dari orang-orang yang mendukung RUU P-KS, namun juga warganet menyoroti referensi yang digunakan oleh kajian strategis BEM tersebut.

Misalnya pada kastrat yang berjudul “RUU PK-S Perlindungan atau Kekerasan” (ini penulisan P-KS mereka saja udah typo) yang diterbitkan oleh BEM U KBM UNILA. Alih-alih menggunakan berbagai jurnal, buku, atau hasil penelitian terkait, sebagai referensi mereka lebih memilih menggunakan notulensi diskusi yang mereka adakan sendiri, link video youtube, hingga dari link postingan Instagram.

Sudah ada yang dari link postingan instagram, terus salah satu referensi kalo kita klik sudah dihapus lagi postingannya. Kurang greget apalagi coba? Itu kalau Mad Dog lihat kegregetan mereka, ia pun pasti langsung insecure.

Tak lama setelah rilisnya kastrat tersebut pun ternyata disusul oleh BEM sebelah yaitu dari BEM KM UNAND yang merilis kastrat yang berjudul “Tolak RUU P-KS”. Entah janjian atau mereka sudah ada telepati, mereka juga menggunakan notulensi diskusi dan webinar yang mereka buat sendiri sebagai bahan referensi.

Saya merasa risau, galau, dan gundah gulana akibat kastrat seperti ini bukan tanpa alasan. Dampak daripada kastrat seperti ini bisa merambat ke berbagai hal. Di sini saya akan mencoba untuk merangkum kegelisahan saya.

Pertama, perihal tujuan dari kastrat tersebut yang seharusnya untuk memberikan pandangan terhadap kebijakan pemerintah atau edukasi bagi masyarakat akhirnya berujung absurd. Kebanyakan pembaca kastrat tersebut bukan malah terinspirasi, tapi malah nggerundel dalam hati.

Kedua, kita tahu sendirilah bahwa masyarakat negara ber-flower ini suka menggeneralisir sesuatu. Dengan adanya kajian strategis BEM, masyarakat umum bukan tidak mungkin akan beranggapan bahwa memang kualitas semua BEM seburuk ini. Hal ini tentunya akan berdampak buruk bagi kebanyakan BEM yang mempunyai kualitas kastrat yang luar biasa.

Ketiga, ketika saya membaca kolom komentar postingan kastrat tersebut, alih-alih bangga atau merasa terwakilkan suaranya, mahasiswa internal kampus (non pengurus BEM) pun malah menghujat bahkan malu terhadap postingan tersebut. Saya pun lebih merasa kasihan bagi pengurus BEM yang tidak ikut-ikut bikin kajian tapi bisa saja tetap dapat bully dari temen-temennya yang non pengurus BEM.

Seharusnya kasus seperti ini menjadi evaluasi bagi organisasi BEM ke depannya, saya sadar bahwa pengurus BEM yang merupakan mahasiswa masih dalam tahap proses pembelajaran sehingga wajar saja kalau ada ketidaksempurnaan. Tapi, ya tolong lah ya, BEM adalah representasi mahasiswa sebuah kampus, kalau nggak bisa bikin yang berkualitas ya paling tidak bikin yang nggak malu-maluin lah. Masa udah mahasiswa, tapi referensinya masih mirip makalah anak SD, lha ya jelas ora mashok toh.

BACA JUGA Pembagian Kasta Mahasiswa PKN STAN Berdasarkan Tempat Ngambisnya dan tulisan Ardiansyah Dwi Prasetyo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2020 oleh

Tags: Aktivis Mahasiswaketua BEM
Ardiansyah Dwi Prasetyo

Ardiansyah Dwi Prasetyo

Seorang mahasiswa di STIE Jurangmangu.

ArtikelTerkait

Kerugian yang Bakal Diderita Mahasiswa kalau Program KKN Ditiadakan terminal mojok.co presma ketua BEM UGM organisasi mahasiswa

Di Kampus Saya, Menjadi Presma Hanyalah Impian Saat Maba

13 November 2020
Ngumpulin Sumbangan Bencana Alam kok Ngedarin Kardus di Lampu Merah. Kreatif, dong! terminal mojok.co

Aktivis Mahasiswa tuh yang Kayak Gimana sih?

14 Mei 2020
Ferry Kombo dan Fathur, Dua Mantan Ketua BEM yang Beda Nasib mas fathur

Emangnya Kenapa kalau Mas Fathur Jadi Tukang Endorse?

20 Mei 2020
Timses Calon Ketua BEM Adalah Profesi yang Nggak Sia-sia terminal mojok.co

Timses Calon Ketua BEM Adalah Profesi yang Nggak Sia-sia

5 Januari 2021
foto bersama pejabat negara

Manfaat Foto Bareng Pejabat

29 Mei 2019
5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

5 Stereotipe yang Saya Dapatkan sebagai Mahasiswa S2 di Universitas Trisakti, Salah Satunya Dicap Aktivis Gemar Demo

25 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.