Secara geografis, letak antara Demak dan Sumowono memang berbeda. Di mana kota wali tersebut berada di dataran rendah lebih tepatnya pesisir sementara Sumowono berada di dataran tinggi. Oleh karena itu, pemandangan yang disajikan tentu juga akan sangat jauh berbeda. Ibarat kata, bagai Bumi dan Pluto, lah. Jauh banget.
Ketika berkendara di pagi hari, misalnya lewat jalan Pantura saja, kita akan menemukan pemandangan yang khas ala-ala jalanan Demak. Di antaranya ibu-ibu yang sedang mencuci di pinggir kali, macet yang kian parahnya bahkan keruwetan di kawasan pabrik dengan segala hiruk pikuknya. Itulah pemandangan yang khas dari Demak.
Sementara di Kabupaten Semarang, tepatnya du Sumowono, saya lebih tertarik menyebutnya tempat healing. Pemandangan-pemandangan semacam itu akan sulit kita temui. Malahan kita akan menemukan pemandangan yang menyenangkan mata.
Ada pepohonan rindang, jalanan yang longgar, hingga warga yang sedang pergi berkebun. Dan yang paling favorit menurut saya adalah tatkala sampai di sekitaran pasar Sumowono. Kita bisa melihat keindahan Gunung Ungaran yang sangat istimewa.
Udara yang sejuk Khas Pegunungan Kabupaten Semarang
Sebagaimana jamak diketahui, di antara perbedaan pesisir dan dataran tinggi adalah iklimnya. Jika di Demak cenderung panas dan berpolusi, Sumowono malah berbanding terbalik. Udara di sana sangat sejuk dan cenderung bersih.
Mungkin juga karena jauh dari keberadaan pabrik sebagai sumber polusi, bahkan jarangnya kendaraan besar seperti truk tronton atau bus pariwisata. Yah, ini kian menjadikan kesejukan udara di Kabupaten Semarang tetap terjaga.
Lantas, siapa sih yang nggak seneng lewat jalanan dengan udara yang sejuk? Saya rasa, semua orang akan suka jika disambut dengan jalan yang memiliki udara bersih. Terlebih lagi jika sebelumnya kita sering melewati jalanan dengan kondisi rusak, hawa yang panas bahkan berpolusi. Tentu, jalanan seperti yang ada di Kecamatan Sumowono merupakan tempat yang selalu diimpikan.
Tempat yang cocok untuk sunmori
Bagi yang belum tahu, sunmori adalah akronim dari Sunday Morning Ride, yakni berkendara di hari minggu pagi. Biasanya sunmori dilakukan oleh anggota komunitas sepeda motor untuk berkumpul dan berkendara. Namun istilah tersebut tampaknya sekarang telah melebur, hal ini terlihat dengan banyaknya orang-orang yang menulis caption sunmori meski dia hanya berkendara sendirian alias jomblo.
Dari sekian alasan yang telah dipaparkan, akhirnya muncul sebuah poin rekomendasi. Jadi, bagi teman-teman yang tinggal di daerah Demak atau dan daerah Kabupaten Semarang dan gemar melakukan sunmori baik secara kolektif atau individu. Sumowono mungkin merupakan pilihan tempat yang pas. Sebab, dengan segala kesempurnaannya, jalanan Sumowono nggak bakalan membuat hati para bikers kecewa.
Rekomendasi ini tentu bukan sembarang rekomendasi, sebab saya dulu juga melakukan KKN di desa Kemawi, salah satu desa di daerah Sumowono. Jadi, pastinya sangat paham bagaimana kondisi di sana tepatnya saat pagi hari.
Dulu, biasanya saya bersama teman-teman juga sunmori, motor-motoran untuk melihat keindahan Sumowono, jajan di Bantir kemudian ngopi di Pasar Sumowono seraya melihat keindahan Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang. Syahdu pokoknya.
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Jalan Kudus-Demak buat Pengendara Bernyali Besar
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.