KA Kertajaya, Solusi Terbaik Mahasiswa Malang Kaum Mendang-mending

KA Kertajaya, Solusi Terbaik Mahasiswa Malang Kaum Mendang-mending

KA Kertajaya, Solusi Terbaik Mahasiswa Malang Kaum Mendang-mending (TyewongX via Wikimedia Commons)

Kalau kamu mahasiswa rantau yang pengin pulkam tapi menganut paham mendang-mending kayak saya, coba deh naik KA Kertajaya sesekali.

Libur panjang selalu menjadi momen yang ditunggu para mahasiswa rantau karena itu berarti saatnya kembali ke rumah masing-masing. Sebagai mahasiswa, tentu saja kita akan memakai prinsip sampai di rumah dengan ongkos seminim mungkin dan transportasi senyaman mungkin.

Kebetulan saya adalah salah satu mahasiswa rantau asal Jakarta yang menempuh studi di Malang. Saya selalu terkejut dengan kereta api yang melayani rute Jakarta-Malang. Selain harganya mahal, pilihan kereta, kelas kereta, dan waktu tempuhnya bikin saya pengin nangis tiap kali mau pulang. Untungnya saya mendapat wahyu untuk mencari alternatif lain dengan berangkat dari stasiun kota sebelah, yaitu Surabaya. Saya pun menemukan KA Kertajaya yang menjadi andalan untuk pulang-pergi selama ini.

Pilihan KA dari Surabaya lebih banyak

Jarak Surabaya dan Malang yang nggak begitu jauh, entah mengapa membuat ketimpangan di antara keduanya jauh berbeda. Harus saya akui, Malang memang lebih unggul soal cuaca dan suhu udara dibanding Surabaya, tapi kalau soal pilihan transportasi khususnya kereta api, Surabaya menang banyak.

Di Malang hanya ada 5 kereta yang melayani rute Jakarta-Malang dengan dua ragam kelas, yakni eksekutif dan ekonomi. Kelima kereta itu adalah KA Gajayana, KA Brawijaya, KA Jayabaya, KA Matarmaja, dan KA Majapahit.

Sementara itu, total kereta api yang melayani rute Jakarta-Surabaya bisa lebih dari 10. Pilihan kelasnya pun jauh beragam, ada eksekutif, ekonomi, dan ekonomi premium seperti yang ditawarkan KA Kertajaya dan KA Jayakarta. Nah, kelas ekonomi premium inilah yang bikin saya kepincut menjadikan Surabaya tempat transit.

Harga tiket KA Kertajaya lebih masuk akal

Harga tiket kereta Jakarta-Malang bervariasi. Mulai dari Rp245.000 untuk kelas ekonomi di KA Matarmaja hingga Rp1.000.000 untuk kelas eksekutif di KA Brawijaya, KA Gajayana, dan KA Jayabaya. Secara harga memang masih masuk akal apabila kita memilih kereta ekonomi, bahkan terbilang murah untuk rute Jakarta-Malang. Namun, saya lebih rela pergi ke Surabaya dulu ketika melihat waktu tempuh dan kursinya. Iya, KA Matarmaja yang melayani rute Jakarta-Malang itu waktu tempuhnya 16 jam dengan kursi ekonomi tegak 90 derajat.

Sedangkan di Surabaya, harga tiket kereta api Jakarta-Surabaya mulai dari Rp104.000 untuk kelas ekonomi hingga Rp1.000.000 untuk kelas eksekutif. Harga tiket KA Kertajaya sendiri hampir sama dengan KA Matarmaja, sekitar Rp220.000 hingga Rp315.000 tergantung momentumnya. Bedanya, waktu tempuh KA Kertajaya lebih cepat, cuma 11 jam. Kalau saya total perjalanan dari Malang menuju Surabaya, lalu naik kereta ke Jakarta sama saja sekitar 16 jam.

Kursi lebih manusiawi

Kursi ekonomi premium di KA Kertajaya bisa dibilang kursi penengah antara segala jenis kursi di kereta api. Bahkan saya lebih suka kursi di kelas ekonomi premium ketimbang bisnis.

Kursinya nggak bikin dengkul kita bertemu dengan dengkul penumpang lain, sebab susunan kursinya 2-2 seperti kursi di kelas eksekutif. Meskipun jarak antarkursi di kelas ekonomi premium agak menyiksa saya yang bertinggi badan 185cm, hal tersebut nggak jadi masalah besar, sih. Sebab, kursi di KA Kertajaya punya handrest dan bisa dimundurkan ke belakang. Eits, tapi dengan catatan nggak ada penumpang lain di belakang kita, ya.

Waktu tempuh dan jam keberangkatan KA Kertajaya pas

Satu hal lainnya yang saya sukai dari KA Kertajaya adalah kereta ini memiliki waktu tempuh lebih cepat dibanding kereta api lain yang sama di kelasnya dengan total 11 jam 50 menit. Kereta ini juga termasuk kereta malam.

KA Kertajaya biasanya berangkat dari Stasiun Pasar Turi Surabaya pukul 21.20 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 08.25 WIB. Lantaran berangkat malam, waktu perjalanan bisa saya pakai untuk tidur, apalagi di rangkaian kereta ini ada night modenya. Jadi, ketika sudah pukul 22.00 WIB, lampunya berubah jadi redup gitu. Cocok lah buat tidur di dalam gerbong.

Sayangnya, karena kereta ini termasuk kereta malam, saya agak kesulitan berangkat dari Malang karena jadwal kereta lokal Malang-Surabaya jelek banget. Jadi kalau naik KA Kertajaya, saya biasanya berangkat dari Malang pukul 17.40 WIB dan sampai di Stasiun Surabaya Gubeng pukul 20.12 WIB. Barulah saya pindah ke Stasiun Pasar Turi.

Sementara kalau saya dari arah Jakarta, KA Kertajaya juga berangkatnya sore, tepatnya pukul 14.20 WIB. Asyiknya, saya bisa menghindari macet jalanan Jakarta di pagi hari dan bisa salat zuhur dan asar terlebih dulu. Kalau dari Jakarta, kereta ini sampai di Stasiun Pasar Turi pukul 01.25 WIB. Saya biasanya menunggu di stasiun sampai pukul 03.30 sebelum akhirnya naik KA Jayabaya untuk melanjutkan perjalanan ke Malang. Biasanya waktu tunggu di stasiun saya pakai untuk makan, bersih-bersih, salat, dan ngobrol dengan penumpang lainnya yang juga menunggu KA Jayabaya.

Sayangnya, harga tiket KA Kertajaya terus mengalami kenaikan. Bulan Juni tahun lalu saya masih bisa mendapatkan tiket kereta ini dengan harga Rp180.000. Namun sekarang, tiket termurah ada di angka Rp275.000. Meski begitu, bila dibandingkan dengan harga, fasilitas, dan jadwal keberangkatan kereta lainnya, sebagai kaum mendang-mending, tentu saja saya akan tetap memilih KA Kertajaya sebagai transportasi utama PP Jakarta-Malang via Surabaya.

Penulis: Fadila Vairuz Harsyad
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kereta Api Sancaka: Nyaman dan Lebih Cepat dari Pesawat Udara.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version