KA Batavia memberikanmu pengalaman ala sultan sekalipun kamu duduk di kelas ekonomi. Ya iyalah, kereta ekonomi naik dari Stasiun Gambir, gimana nggak terasa mewah?
Saya termasuk pelanggan setia KAI dan rute wajibnya adalah Jogja, kota yang selalu meminta saya untuk pulang. Seringnya saya naik rangkaian ekonomi. Apalagi saat ini hampir semua kelas ekonomi sudah New Generation, nggak kalah nyaman sama eksekutif. Nah, biasanya kereta ini berangkat dari Stasiun Pasar Senen di Jakarta Pusat. Jadi saya sudah bersahabat dengan stasiun yang padat ini.
Akan tetapi, saat ke Jogja pekan lalu, saya menemukan KA Batavia. Kereta ini agak asing namanya dan ternyata memang masih anyar. Saya sempat dibuat bingung karena kelas yang tertera adalah ekonomi tapi berangkat dari Stasiun Gambir. Sejak kapan kereta kaum menengah ini jalan dari stasiun mewah?
Tanpa pikir panjang langsung saya beli tiketnya. Waktu tempuh ke Jogja 7 jam 30 menit, dengan keberangkatan pukul 09.35. Jam ini pas menurut saya karena sampai Jogja sore hari dan bisa langsung jalan-jalan.
Sensasinya terasa menarik, tiket kelas ekonomi tapi duduk cantik di ruang tunggu Stasiun Gambir yang tenang dan dingin. Sejenak terlintas di benak saya suasana di Stasiun Pasar Senen yang riuh, agak gerah, dan penuh. Saat kereta datang, masuk ke gerbong pun santai dan tidak rebutan takut kehabisan bagasi untuk meletakkan barang. Kenapa bisa beda banget gini vibesnya? Padahal sama-sama stasiun besar.
Ikut rangkaian eksekutif, penumpang ekonomi bisa merasakan kenyamanan di Stasiun Gambir
Biasanya, rangkaian kereta yang berangkat dari Stasiun Gambir adalah kelas eksekutif. Saya belum pernah melihat kelas ekonomi bertengger di stasiun yang identik dengan “kelas atas” tersebut. Saat memilih kereta ekonomi atau bisnis, saya selalu naik dari Stasiun Pasar Senen.
Namun, beda ceritanya dengan KA Batavia relasi Gambir-Solo Balapan ini. Ya, dia start dari Stasiun Gambir. Kereta ini tidak sepenuhnya kelas ekonomi. KA Batavia menggunakan rangkaian campuran (eksekutif dan ekonomi) Stainless Steel New Generation.
Waktu itu, saya ambil kelas ekonomi menuju Jogja. Pertama kalinya saya naik kereta ekonomi dan berangkat dari Gambir. Penumpang mendang-mending pun bisa merasakan kenyamanan di stasiun sultan ini. Sip, kereta yang terbilang baru ini berhasil mencuri perhatian saya.
Harga tiket sepadan dengan fasilitas yang didapatkan
Untuk jenis kelas ekonomi, KA Batavia terbilang lumayan mahal. Tarif gerbong Ekonomi New Generation dibanderol Rp350 ribu. Kalau ingin kelas eksekutif, kamu harus membayar Rp530 ribu. Harga ini sebenarnya nggak beda jauh dengan kelas ekonomi di Stasiun Pasar Senen tapi fasilitas yang didapatkan sebanding.
Privilege paling terasa ya Stasiun Gambirnya itu. Waiting room nyaman dan bersih, tidak terlalu crowded. Banyak tenant untuk beli perbekalan di jalan, ada resto sampai coffee shop. Lokasi stasiun pun terletak di area Jakarta Pusat yang strategis. Beda lah pokoknya dengan vibes Pasar Senen.
Untuk suasana di kereta sih sama saja, layaknya Ekonomi New Generation pada umumnya. Tapi rasanya lebih eksklusif aja karena berangkatnya dari Gambir. Nggak ada pemandangan penumpang bawa kardus. Hehehe.
KA Batavia hanya ada di hari Kamis-Minggu
Ada satu hal unik dari kereta yang baru beroperasi awal 2025 ini, yaitu beroperasi hanya setiap Kamis-Minggu. Saya pun baru paham karena iseng-iseng cek KAI Access, eh KA Batavia tidak ada di Hari Senin-Rabu. Entah apa alasannya cuma berangkat pada weekend saja, saya belum menemukan jawabannya.
Jadi kalau kamu mau merasakan jadi penumpang ekonomi tapi rasa eksekutif, pesanlah tiket KA Batavia di waktu yang sudah ditentukan. Artinya, kamu hanya bisa menikmati momen ini saat akhir pekan saja. Jangan kebanyakan mikir kalau mau pesan tiket, takut kehabisan karena peminatnya cukup banyak loh.
Meskipun demikian, namanya juga kereta campuran, KA Batavia tetap harus mengalah dan memberikan jalan kepada kereta argo dan kereta full gerbong eksekutif lainnya. Tapi, saya bakalan selalu naik ini sih kalau ke Jogja. Gimana, tertarik nggak cobain KA Batavia?
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Rizky Prasetya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
