Teknologi Hasil Ternak: Jurusan Underrated dan Nggak Terkenal bahkan di Kampus Sendiri

Teknologi Hasil Ternak: Jurusan Underrated dan Nggak Terkenal bahkan di Kampus Sendiri

Teknologi Hasil Ternak: Jurusan Underrated dan Nggak Terkenal bahkan di Kampus Sendiri (Unsplash.com)

Nama jurusan kuliah saya nggak lazim seperti Psikologi, Sosiologi, Manajemen, atau jurusan terkenal lainnya. Saat saya menyebutkan jurusan Teknologi Hasil Ternak kepada orang baru untuk pertama kali, saya selalu mendapatkan reaksi kebingungan di wajah mereka. Tak jarang, saya harus menyebutkan ulang nama jurusan kuliah saya ini hingga dapat dipahami. Mungkin inilah salah satu penderitaan mahasiswa dengan jurusan kuliah yang namanya terdengar cukup aneh.

Kampus saya merupakan tempat dengan segudang nama jurusan yang terdengar nggak umum. Salah satunya ya jurusan Teknologi Hasil Ternak. Sederhananya, jurusan saya ini mempelajari pengolahan ternak pascapanen sampai dengan ke tangan konsumen. Jurusan kuliah saya ini termasuk underrated dan bahkan nggak terkenal di kampus sendiri, lho!

Jurusan Teknologi Hasil Ternak nggak seterkenal jurusan lain

Seperti yang saya bilang sebelumnya, jurusan kuliah saya ini termasuk jurusan underrated di kampus, bahkan bisa dibilang sepi peminat. Mahasiswa satu angkatan saya totalnya hanya 78 orang. Selain itu, jurusan saya ini juga termasuk jurusan baru, maka nggak usah heran kalau orang-orang kebingungan dengan jurusan ini.

Mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Ternak (atau yang biasa disingkat THT) kerap diremehkan oleh mahasiswa jurusan lain. Baru-baru ini rancangan proposal penelitian saya bahkan disebut seperti resep masakan! Yah, ada betulnya juga sih karena memang di jurusan THT banyak masak-masaknya, tapi tetap saja rasanya agak gimana gitu.

Singkatan THT sering dikira spesialisasi kedokteran

Singkatan jurusan Teknologi Hasil Ternak juga cukup unik, yakni THT. THT yang kebanyakan orang tahu adalah salah satu spesialisasi kedokteran, telinga hidung tenggorokan. Hampir 4 tahun kuliah, saya sudah kenyang dengan salah kaprah ini. Bahkan, saya sudah berdamai dan menerima dengan lapang dada kalau ada yang menertawakan singkatan jurusan kuliah saya ini.

Gara-gara masalah nama jurusan ini, akhirnya kalau ada yang bertanya soal jurusan, saya akan menjawab “Peternakan” saja. Kalau saya menjawab jurusan Peternakan, orang-orang jelas akan paham kalau saya belajar tentang ternak. Sudah, sampai di situ juga.

Salah satu jurusan di Fakultas Peternakan, tapi paling jarang ke kandang

Berbeda dengan dua jurusan lainnya di fakultas saya, Fakultas Peternakan, jurusan Teknologi Hasil Ternak adalah yang paling jarang main ke kandang. Sebenarnya nggak sejarang itu juga kalau mengikuti himpunan, tapi saya termasuk mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang-kuliah pulang, hehehe. Apalagi ditambah dengan pandemi 2 tahun kemarin, semakin dapat dihitung dengan jari berapa kali saya ke kandang.

Hal ini membuat saya mengalami krisis identitas saat KKN. Saya yang mengaku berasal dari Fakultas Peternakan malah kebingungan saat ditanya soal ternak. Warga setempat jelas nggak mau tahu spesialisasi saya apa, tapi kalau saya mengaku berasal dari Fakultas Peternakan, tentu segala permasalahan ternak akan ditanyakan kepada saya. Kalau berurusan dengan ternak, tentu saja teman-teman saya akan bertanya pada saya juga. Akan tetapi lagi-lagi saya harus menjelaskan bahwa yang saya pelajari di bangku kuliah adalah pengolahan pascapanen ternak.

Banyak praktikum yang bikin mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Ternak kenyang

Saat kalian mendengar tentang hasil ternak, apa yang terpikir pertama kali? Mungkin kalian akan menjawab nggak jauh-jauh dari daging, telur, dan susu. Nah, produk-produk inilah yang saya pelajari dan hampir seluruh mata kuliah saya memiliki praktikum. Lantaran mempelajari pengolahan pascapanen, tentu saja kami membuat berbagai olahan dan inovasi dari produk ternak. Nggak heran kalau banyak praktikum yang bikin mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Ternak kenyang.

Bak penyelamat perut anak kos, praktikum-praktikum kesukaan mahasiswa ini hadir menghilangkan rasa lapar. Nggak jarang teman-teman saya membawa nasi saat praktikum. Apalagi saat praktikum inovasi daging, mahasiswa pasti akan kegirangan. Gimana nggak girang, kami membuat bakso, kornet, sosis, hingga dendeng. Hasilnya nanti akan dibagikan ke sesama mahasiswa. Walaupun kadang hasilnya nggak sesuai harapan, tapi lumayan untuk menghemat uang hingga akhir bulan.

Itulah beberapa hal mengenai jurusan Teknologi Hasil Ternak yang underrated. Meskipun begitu, saya sama sekali nggak malu mengakui bahwa saya berasal dari jurusan Teknologi Hasil Ternak. Saya menikmati segala lika-liku perkuliahan yang ada dan sudah berdamai dengan berbagai respons orang lain terhadap jurusan kuliah saya.

Penulis: Aulia Syafitri
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Izinkan Saya Menjawab ‘Kuliah di Jurusan Peternakan’ dengan Tenang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version