Jurusan Pendidikan UB: Ada, tapi Tak Dianggap dan Tak Terdeteksi Radar

Jurusan Pendidikan UB: Ada, tapi Tak Dianggap dan Tak Terdeteksi Radar

Jurusan Pendidikan UB: Ada, tapi Tak Dianggap dan Tak Terdeteksi Radar

Sebagai manusia biasa yang kebetulan kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya (selanjutnya disingkat UB), aku cuma minta satu hal: dianggap nyata. Itu aja, sumpah. Tapi ternyata di dunia ini, hal sesederhana pengakuan bisa lebih sulit dari dapetin dosen pembimbing yang fast respon.

Karena entah kenapa, setiap kali aku bilang lulusan jurusan pendidikan UB, respons orang tuh nggak pernah jauh-jauh dari, “Lho? Emang di UB ada jurusan pendidikan?”

Iya, besti. Kamu nggak salah dengar. UB yang kamu kenal sebagai gudangnya anak hukum atau anak bisnis ternyata juga punya Fakultas Ilmu Budaya yang isinya nggak cuma anak sastra kutu buku, tapi juga kita-kita ini: para pejuang RPP, Pejuang Microteaching, pejuang soal HOTS, dan penyair dadakan tiap deadline PPL.

UB bukan cuma tentang sidang dan saham

Benar, UB memang punya nama besar di bidang hukum dan ekonomi bisnis. Maklum, fakultasnya sudah senior, alumninya banyak yang jadi orang besar, ada yang jadi pengacara, politisi, sampai menteri. Tapi bukan berarti jurusan pendidikan di UB cuma pelengkap katalog akademik, lho.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau yang biasa kami sebut Diksasindo memang baru berdiri sekitar 2011. Umurnya baru satu dekade, tapi semangatnya udah kayak jurusan senior: ngajar siap, ngoreksi tugas siap, diskusi panjang soal kurikulum juga siap. Akreditasinya? sudah B. Ya, B. Bukan Biasa-biasa aja, tapi Berkualitas, Berkompeten dan Berani tampil beda.

Jurusan pendidikan UB: dosen profesional, alumni potensial

Dosennya? Jangan bayangin kayak guru les privat yang galak. Banyak dari mereka yang lulusan S3, aktif nulis jurnal internasional, dan saat ngajar tuh rasanya kayak kayak ngobrol santai sambil ngopi tapi isinya padat berisi, daging semua.

Dan soal alumni? Jangan salah. Banyak lulusan dari jurusan ini yang sekarang udah jadi guru di sekolah favorit, dosen muda di kampus negeri, editor buku, sampai content creator pendidikan yang followers-nya puluhan ribu. Mereka kerja bukan karena “ada ijazah” tapi karena mereka siap, capable, dan tau cara ngajarin anak-anak zaman sekarang yang lebih melek TikTok daripada KBBI.

Mereka udah buktiin bahwa lulusan jurusan pendidikan UB itu nggak bisa diremehkan. Bahkan banyak sekolah dan lembaga yang nyari alumni dari jurusan ini karena tahu kualitasnya.

Jadi jangan lagi tanya “emang ada?”

Kami ada, dan kami bangga. Kami kuliah dengan serius, ngajar dengan tulus, dan siap jadi bagian dari generasi pendidik Indonesia yang keren, kalem, meski kadang suka typo juga. Tapi ya wajar, namanya juga manusia.

Di UB, kami bukan anak sambilan. Kami dibimbing dosen-dosen keren, didorong untuk praktik langsung ke lapangan, bahkan sering dilibatkan di proyek pengabdian masyarakat. Karena pendidikan itu bukan cuma teori, tapi soal aksi.

Dan di UB ini, kita nggak cuma belajar sastra dan linguistik doang. Kita juga fokus pada pendidikan. Mulai dari metode mengajar, psikologi anak, sampai praktik ke sekolah-sekolah langsung. Pokoknya ga kalah sama kampus sebrang.

Jadi mulai sekarang, kalau kamu ketemu orang yang bilang dia lulusan jurusan pendidikan UB, tolong jangan tanya “Emang ada?”. Tanyalah yang lebih berbobot. Misalnya, “Kamu dulu ikut PPL di mana?”, atau “Wah, keren dong, ngajar di SMA mana sekarang?”

Karena bagi kami, pengakuan itu penting. Sama pentingnya kayak nilai microteaching yang bisa menentukan nasib semester depan. Salah sedikit, bisa-bisa nggak lulus, bukan karena nggak bisa ngajar, tapi karena lupa menyapa murid waktu simulasi.

Salam dari kami, anak DIKSASINDO UB. Dan kalau masih ada yang nanya apakah ada jurusan pendidikan UB, jawab saja:

“Ada dong. Dan kami nggak main-main.”

Penulis: Vranola Ekanis Putri
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Daihatsu Gran Max, Mobil Kaleng yang Kuat Membawa Berat Hampir 1 Ton dan Mampu “Mengancam” Toyota Fortuner di Jalur Jogja Pati

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version