Tidak butuh bela sungkawa
Tanpa mengurangi rasa hormat, tidak perlu untuk mencantumkan angka 135 dalam jersey. Apalagi jika proses hukumnya tidak ditolong dan mereka “kalah” di pengadilan. Membantunya hanya sebatas membiayai pengobatan korban selamat. Apalagi, malah memperkarakan Aremania yang protes di kantor klub hanya karena klub tidak peduli. Kebalik, tidak masuk akal, tapi ini yang terjadi.
Tidak butuh ucapan bela sungkawa untuk (katanya) memberi dukungan moral terhadap korban Tragedi Kanjuruhan. Kecuali, jika kompetisi kemarin kalian menarik diri dari kompetisi untuk membantu mereka memperjuangkan keadilan. Untuk apa logo singa di dada jika jiwa singa saja tidak ada?
Jangan menyalahkan suporter yang akhirnya gantung syal. Jangan heran kalau mereka pada akhirnya membenci kalian sendiri. Jangan terlalu mabuk dengan beberapa suporter yang masih gelap mata, tetap mendukung Arema FC tetap berlaga di atas Tragedi Kanjuruhan yang belum berkesudahan.
Mencantumkan angka jumlah korban Tragedi Kanjuruhan tidak membuat mereka mendapatkan keadilan yang hakiki. Menuliskannya tidak membuat proses peradilan berubah: dari yang semula angin yang dituduh berganti sanksi berat untuk aparat yang terlibat. Silakan menari di atas tragedi, jika empati kalian sudah terkubur mati.
Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Kesaksian Suporter: Malam Mencekam di Kanjuruhan dan Saya yang Gagal Menjadi Manusia