Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jokowi Layak Dinobatkan sebagai Kepala Keluarga Terbaik di Indonesia

Muhammad Sabri oleh Muhammad Sabri
12 Desember 2020
A A
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah carut-marutnya politik di Indonesia, kabar gembira berhembus dari keluarga besar Presiden Jokowi. Anak sulungnya Gibran, dan menantunya Bobby dinyatakan menang dalam kejuaran Pilkada di daerah tandingnya masing-masing. Gibran di Solo, Bobby di Medan lewat hasil hitung cepat (quick count). Tentu prestasi baru, rekor, ini akan dicatat dalam sejarah politik kontemporer Indonesia.

Jokowi bisa menjadi cerminan atau suri teladan bagi generasi selanjutnya, bagaimana menjadi kepala keluarga yang berhasil. Apalagi di Indonesia yang mayoritasnya menganut konsep purusa “laki-laki sebagai kepala keluarga” harusnya laki-laki muda sebagai bakal calon kepala keluarga berlomba-lomba menjadikan Jokowi sebagai tutorial guna menjadi kepala keluarga yang baik. Agar disiplinnya mampu kita serap sebagai teori dasar pengembangan ekonomi keluarga.

Kepintaran dan kejeniusan Jokowi memang tidak terbantahkan lagi, terobosannya di masa sedang menjabat sebagai presiden dalam “mensubsidi” keluarganya tidak pernah dipikirkan oleh Presiden-presiden sebelumnya. Soekarno misalnya, belio gagal dalam hal ini. Sebab, tak satupun putra-putrinya yang berhasil menduduki jabatan publik selama dia memimpin Indonesia. Ibu Megawati Soekarnoputri harus menjemput bola dan menggolkan sendiri waktu menjadi Wapres (1999) dan Presiden (2001-2004). Soeharto juga, padahal dia berkuasa selama 32 tahun. Namun, baru berhasil menempatkan putrinya Siti Hardiyanti Roekmana sebagai Mensos di penghujung masa jabatannya. Itupun hanya bertahan selama 2,5 bulan.

Apalagi BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid, dengan waktu berkuasa paling singkat. Tentu sama sekali tidak berhasil meninggalkan warisan berupa jabatan untuk anak-anaknya. Megawati juga demikian, kendati pengalaman susah-payahnya karena tidak diwariskan jabatan publik oleh Sang Ayah saat memimpin negeri, tak lantas membuat Mega menyiapkan jabatan publik untuk anak-anaknya. Mbak Puan terjun politik setelah Megawati tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya berhasil menempatkan putra keduanya Edhie Baskoro sebagai anggota DPR RI di periode kedua. Tapi, kan cuma Edhie yang berhasil, nggak kayak Jokowi yang berhasil nempatin anak dan mantunya sekaligus di posisi penting. A+ untuk kepiawaian Jokowi dalam memanfaatkan momentum, tugasnya sebagai presiden Indonesia tidak membuatnya pikun akan kewajibannya sebagai kepala keluarga. Ntappp!

Sebagai laki-laki idaman, Jokowi telah mampu menerobos “lampu merah”, yang dulunya tidak ada yang mau atau mungkin tidak berani, yakni lampu dinasti politik. Buruk bagi demokrasi, baik untuk familykrasi. Keberanian blio untuk menerobos lampu merah dapat dilihat sebagai usaha mulia sang bapak demi keluarganya tercinta. Lewat keberaniannya, anak dan menantu dibukakan jalan menuju kesuksesan. Kita tentu iri dan berharap punya ayah seperti blio, yang mampu menerangkan jalan atau membukakan pintu rezeki kepada anggota keluarganya. Dengan mengingat, bahwa kebayakan dari kita harus minta bantuan paman, kakek, dan kerabat lain agar dapat pekerjaan layak. Gibran langsung dari bapak, enaknya.

Saya tahu, Jokowi sebagai kepala keluarga pasti berpikir jauh ke depan. Dengan kalkulasi bahwa Gibran adalah kepala keluarga juga, yang punya tanggung jawab memberi nafkah pada keluarganya. Dan dengan terpilihnya sebagai Wali Kota Solo, Gibran sudah pasti sangat mampu menunaikan nafkah dengan mudah. Yang saya kagumi, belio juga tidak melupakan menantunya. Ladang nafkah juga diwariskan untuk Bobby Nasution, ini menandakan naluri seorang ayah yang tidak ingin melepas tanggung jawabnya kepada sang putri, walau ia sudah dibawah tanggung jawab Bobby. Tentu lewat anugrah yang diberikan kepada Bobby, otomatis anak putrinya juga dapat mencicipi harum-manisnya jabatan publik.

Orang-orang boleh saja, tidak mengakui kalau Jokowi punya peranan dalam kemenangan Gibran dan Bobby. Dengan argumen-argumen pertanda iri hati: “Itukan kompetisi, Jokowi tidak bisa apa-apa.” “Ya, rakyat yang menentukan, bukan Jokowi.” Iya mereka yang menutupi kesalahan tidak suka Jokowi, sering sekali malu mengakui Jokowi sebagai dalang suksesnya Gibran dan Bobby. Pendapat saya sih, orang-orang seperti itu tidak tahu artinya ayah dalam keluarga di Indonesia. Ya, orang itu mungkin tidak mengerti sikap primordial bangsa ini dalam menunjuk laki-laki sebagai kepala keluarga, dengan surplus tanggung jawab.

Baca Juga:

Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

Isu Ijazah Jokowi Palsu Adalah Isu Goblok, Amat Tidak Penting, dan Menghina Kecerdasan, Lebih Baik Nggak Usah Digubris!

Padahal peran Jokowi dalam kemenangan Gibran pastilah ada, masak tega menganggap seorang ayah tidak punya peran apa-apa, ketika anaknya telah sukses menjadi sesuatu. Tega amat!

Nih, saya sebutkan satu peranan kecil saja, biar clear. Jokowi, kita tahu punya strategi jitu dalam pemilu. Terbukti oleh tidak pernah kalahnya belio dalam kompetisi, jadi Gibran dan Bobby menang pasti menggunakan strategi Jokowi. Tapi, jangan tanya, main curang nggak mereka karena tidak ada yang tahu rupa dari strategi ini, Prabowo saja gagal paham dalam pemilu kemarin. Ia strategi Jokowi sangat rahasia, upama resep The Krusty Krab, walau Prabowo meniru Plankton untuk menyusup ke dalam restoran Tuan Krabs pun, tetap akan menemui kegagalan. Begitulah kira-kira kerasahasian strategi itu.

Jadi oleh karena peranan penting Jokowi, dalam kemenangan Gibran dan Bobby, layak-kiranya menobatkan Jokowi sebagai kepala keluarga terbaik di Indonesia. Dan ini juga bisa menjadi jawaban atas pertanyaan kita selama ini, Jokowi ingin dikenang sebagai apa setelah tidak lagi menjabat? Dengan tragedi ini, akhirnya kita punya jawabannya. Pak Jokowi akan dikenang sebagai Presiden Indonesia yang malah menjadi sukses sebagai kepala keluarga. Sungguh pencapaian yang luar biasa, selamat untuk Jokowi.

BACA JUGA Pancasila Dibumikan Lewat Instagram dan Netflix? Yang Benar Saja Pak Jokowi dan tulisan Muhammad Sabri lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Desember 2020 oleh

Tags: bobbydinasti politikgibranJokowiPilkada
Muhammad Sabri

Muhammad Sabri

Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

ArtikelTerkait

Pilkada Jawa Barat Lebih Mirip Panggung Hiburan daripada Panggung Politik

Pilkada Jawa Barat Lebih Mirip Panggung Hiburan daripada Panggung Politik

9 September 2024
Lupakan Kaesang Pangarep, Otong Koil Sosok Paling Ideal Memimpin Sleman! (Unsplash)

Lupakan Kaesang Pangarep, Otong Koil Sosok Paling Ideal Memimpin Sleman!

9 Juni 2023
Pak Jokowi Lupa Menyapa, dan Kita Memang Hampir Melupakan Ma'ruf Amin maruf amin kyai wakil presiden indonesia terminal mojok.co

Pak Jokowi Lupa Menyapa dan Kita Memang Hampir Melupakan Ma’ruf Amin

18 September 2020
jokowi dan prabowo

Pesan Tersirat Pertemuan Jokowi dan Prabowo dan Nasib Para Pendukungnya

15 Juli 2019
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co

KPI Tidak Memberi Sanksi Siaran Atta-Aurel Itu Wajar, kok

8 April 2021
Makan Gorengan Kustini Sambil Nyeplus Lombok Rawit dinasti politik MOJOK.CO

Makan Gorengan Kustini Sambil Nyeplus Lombok Rawit

22 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

28 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Gear Ultima, Wujud Kebohongan Motor Yamaha

Gear Ultima Wujud Kebohongan Yamaha, Katanya Bikin Motor Matik Ternyata Bikin Tank

28 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.